Clara?

9 1 0
                                    

Entah, sudah berapa lama aku terlelap. Aku terbangun karena ada sentuhan lembut nan dingin di pipiku. Saat ku membuka mataku,  langit tampak merah kejinggaan, dengan awan yang bergerak perlahan. Keadaan setengah sadar, dan mata belum sepenuhnya terbuka aku menoleh ke arah kiri, asal sentuhan itu. Terlihat seorang perempuan sedang menatapku sambil tersenyum.

"CLARA?!!" sontak aku berteriak. "Kemana saja kamu?"

Perempuan itu berdiri sambil tersenyum dan kemudian membelakangiku.

"Aku tadi di pondok sebelah sana," perempuan yang ku panggil Clara menunjuk ke suatu arah yang tidak bergitu nampak jelas. "Aku kira kamu mengikutiku."

Aku menjelaskan kepadanya, bahwa aku kehilangan dirinya sejak keluar dari goa. Aku juga memberitahunya bahwa aku berteriak memanggil-manggil nama Clara namun tak ada jawaban dan akhirnya dia tertidur di pohon itu.

"Kamu sudah ingat namaku?" Clara menoleh kebelakang, sambil tersenyum.

"Entah, nama itu tiba-tiba muncul dikepalaku," aku menjelaskan seraya berdiri.

Aku ragu Clara akan percaya begitu saja dengan ceritaku. Aku sendiri pun ragu. Aku tak berani menatap Clara, aku menunduk sambil menyapukan kedua tanganku untuk memersihkan rumput di celanaku. Clara menghampiriku berusaha melihat wajahku.

"Hei, jangan khawatir," kata Clara dengan senyum manisnya. "Kamu tidak perlu ragu, aku akan percaya dengan perkataanmu."

Aku terkejut, Clara percaya dengan ceritaku. Aku memberanikan diri untuk bertanya, alasan dia percaya dengan ceritaku.

Sambil berbalik badan, Clara menjawab. "Karena aku tahu kapan kamu berbohong dan tidak."

Aku semakin bingung dengan semua ini, kepalaku penuh tanda tanya, tapi aku tidak berani memaksakan diri untuk berpikir dan mencoba mencari tahu dalam pikiranku. Aku hanya tak ingin kepalaku kembali terasa sakit. 

"Ayo kita ke pondok," ajak Clara.

Aku teringat dengan tempat yang dibicarakan Clara sebelumnya. Aku mencoba memfokuskan diri dan menyipitkan mata untuk melihat 'pondok' yang dikatakannya, namun tetap tak terlihat apapun. Clara menarik lenganku sama seperti saat hendak keluar dari goa. Aku hanya bisa mengikutinya, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, mungkin saja kepalaku akan memunculkan suatu ingatan atnpa perlu aku berpikir keras. Sepertinya percuma berharap, aku tetap tidak tahu ini ada di mana, tidak ada ingatan yang muncul. Bagaimana aku bisa berada di sini, tanpa sadar aku mencoba mengingat-ingat dan membuat kepalaku kembali terasa sakit.

[R3D] MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang