bagian kedelapan

28 3 7
                                    

-------come baby?-----
Bel pulang pun berbunyi semua murid berhamburan keluar.namun hanya aku dan yumi atau mimi yang masih di kelas.
"Aduuh kemana yaak kertas gw tadi?arrgh nyebelin deh?pliis tolong setan iblis balikin kertas gw?"
"Hahahha kamu kok percaya begituan sih?lagi pula kertas itu penting banget yaak ampek kamu bingung kayak gini?"
Aku mengabaikannya karena aku sibuk mencari-cari kertas itu.
"Eh btw maaap bangeet niih aku harus pulang soalnya aku harus ngebantuin ibuk aku jualan"
"Oh Yaodah kalo gitu makasiih yak udah di tolongin tadi?"
"Iya aku pulang dulu ya bye..??"
Tanpa menjawabnya aku mencari-cari kertasku.

Selang satu jam aku mencarinya.lelah,panas,dan pegal bandanku.namun tiba-tiba saja...

"Hey apakah kau mencari ini?"
"Oh iya makasiih?huft lelahnya"
Saat aku melihat wajahnya yang tak asing lagi.

"Loh kamukan yang kemaren di-"
"Eh i i iya namaku ra ra ra rara maksudku hehehe"entah kenapa saat aku melihatnya kembali untuk kedua kalinya aku merasa sangat gemetar dan rasanya ingin pingsan.tanpa ragu lagi aku nge blushing kembali pipi yang merah merona kembali aku tunjukan.

"Kamu kenapa kamu sakit yaak ya udah kamu ke uks dulu biar aku obatin" tanpa basa basi dia membawaku ke uks.
Tanpa sadar aku telah sampai di uks sekolah ini.
"Loh kook kok gw di disini siih ka ka kamu mau nga nga pain?"
"Tenang ajah aku cuman mau ngecek suhu tubuh kamu ajah kok gak lebih"

Ruang Uks yang kami tempati menjadi tenang tanpa ada suara sedikit pun.

"Hhmm kamu sakit yak suhu badan kamu 37,50 niih oh ya  kalo aku Aldo william   panggil ajah aldo"
"oh i i ya salam kenal"
"Oh iya kamu pulang naik apa?sama siapa dan pake apa?
"Ga tau sih paling nungguin taksi ato gak angkot"
"Yaudah aku anterin ajah"tanpa basa basi dia menggendongku dan berjalan menuju mobilnya.
Entah kenapa saat aku di dekatnya aku merasa sangat nyaman dan hangat.

Sesampainya kami di mobil ia selalu saja mengajakku berbicara.namun aku tak menggubris apa yang dia katakan karena aku sudah ada di Puncak berbicara dengannya saja aku merasa sangat doki doki(deg-deg an).dunia serasa milik kami berdua.

Tak lama kemudian kami sampai di depan hotel***.

"Oh ya terima kasiih atas tumpangannya?"
"Iya sama-sama"tiba-tiba saja ia mengelus rambutku dengan lembut membuatku semakin nge blushing.
"Ya ampun kamu kayaknya tambah parah deh sebaiknya kamu cepetan kekamar kalau kamu gak kuat ntar aku gendong lagi kok"
"Ga gak udah gw bisa sendiri kok  dah dulu ya bye ma maksih tumpangannya"
Ia melambaikan tangan dan juga klakson mobilnya untuk mengucapkan selamat tinggal kepadaku.

"Yare yare(ya ampuun) huft ini karna lu do gw jadi panas dingin kek gini huft semangat"

Sesampainya aku di kamar aku langsung membaringkan tubuhku dan kemudian aku terlelap begitu saja sampai pagi pun tiba.

Ampek capek tanganku.ikuti terus yak guys jangan lupa vote nya +coment^^

why not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang