Chapter 5

20 4 0
                                    

Happy readinglah pokoknya..

..........

"Dellisa sayang!! cepet nak, nanti kita ketinggalan pesawat. Kamu lagi apa diatas?, semua barang kan udah di pindahin kemobil, ayo cepet turun." Ucap April dari lantai bawah.

"Iya maaaa, sebentar mau pamitan dulu sama opa, sama oma juga" Teriak Dellisa dari lantai 2.

"Sekarang Dellisa ada di kamar kalian untuk terakhir kalinya, Dellisa pasti kangen sama kalian, Dellisa gak mau ninggalin kalian, tapi ucapan yayah Alfred bener, kalo Dellisa harus bangkit, karena apa? ....'karena masa depan gak datang sendiri, begitu juga dengan kebahagiaan'."
Batin Dellisa bergumam.

Kini takdirnya akan dimulai, kini dia harus memulainya dari awal, membuka semua lembaran baru dan memori baru, beradaptasi lagi dengan lingkungan barunya.

Takdirnya memang harus begini luntang-lantung kesana kemari, kadang disini bisa juga disana. Entahlah dia hanya pasrah, mungkin dengan keluarga barunya dia akan menemukan warna dan kebahagiaan yang telah direnggut paksa darinya.

"Selamat tinggal kenangan dan sampai jumpa lagi dilain waktu, suatu saat nanti aku pasti kembali untuk teringat padamu." Cairan bening itu mulai turun dari tempat asalnya, tangis mulai membasahi pipi dan berjalan kedagunya, kemudian dia cepat-cepat menghapusnya karena dia ingat ucapan sang kakek.

"Dellisa sayang hapus air matamu terlalu mahal kau tumpahkan  semua itu untuk hal yang membuatmu bersedih, keluarkan air matamu saat kau bahagia saja" Itu ucapan sang kakek yang selalu dan akan selalu ia ingat baik-baik.

..........

Perjalanan panjang membuatnya kelelahan. Dia tertidur diatas kursi pesawat yang sudah didisein untuk kalangan VVIP. Rasa kantuk kini menjalar keseluruh tubuh hingga membawanya kealam mimpi.

..........

Gadis kecil kini sedang duduk di pinggir taman menikmati indahnya bunga yang ditanam khusus untuknya. Menanti kedatangan seseorang yang sangat iya sayang. Semua itu adalah pekerjaannya saat menjelang sore.

"Baba mana yah ko belum pulang bun?, aku kan kangen sama baba" Tenyata dia tidak sendiri gadis kecil itu ditemani wanita yang lebih tua darinya, sang bunda ternyata.

"Kamu kangen baba yah!!! bentar lagi juga pulang kooo.." Ucap bunda menenangkan putrinya.

tin....tin...tin...

Suara kelakson mobil tardengar sangat keras dari luar sana. Kemudian mobil itu masuk setelah pak satpam membuka gerbangnya.

"Babaaaaaaa aku kangen baba, kok baba pulangnya telat. Biasanya cepet!!!!" Berlari dengan kaki kecilnya menuju orang yang iya tunggu-tunggu kepulangannya sendari tadi.

"Babakan harus latihan basket dulu sama temen-temen, maafin baba yah...." Ucapnya setulus hati.

"Ohhhhh latihan basket, iya-iya aku maafin deh!!! tapi beliin es-klim dulu sama gendonggg." Suara cadel khas anak kecil kini menghiasi telinga sang baba.

"Ok!! sini baba gendong. Mau beli es-krim dimana?" Ucap sang pria yang sedari tadi dipanggil baba oleh anak perempuan itu.

"Didepan..." Ucapnya sambil menunjuk keluar sana.

"Ok, berangkat..."

..........

Berjarak cukup jauh dan menguras tenaga, untungnya tadi saat mau berangkat anak perempuan itu meminta turun dari gendongannya.

PELANGI tak BERWARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang