~ Saingan ~

8.3K 657 66
                                    

Kata mama, sehabis pulang sekolah itu langsung ke rumah. Jangan keluyuran.

Naruto selalu di pesankan seperti itu dari kecil oleh sang ibunda kanjeng ratu Kushina alias kaa-san nya agar segera pulang ke rumah saat jam pulang sekolah. Hingga sampai sekarang Naruto selalu ingat pesan mamanya dan belum pernah melanggar sekalipun namun beda ceritanya kalau sudah berurusan dengan makanan kesukaannya yaitu ramen.

Yahiko, kakak kelas Naruto yang tak sengaja membuat Naruto cidera tempo hari itu telah berjanji untuk men-traktir Naruto ramen selama seminggu. Dan Naruto butuh perjuangan keras agar dapat izin dari kaa-san nya agar di bolehin pulang telat selama seminggu.

Awalnya sang ibunda ratu yang begitu protektif pada anak tercintanya tidak mengabulkan permintaan Naruto begitu saja. Naruto sudah bilang ia bisa menjaga diri namun bukan itu yang di khawatirkan sang ibunda melainkan wajahnya. Paras Naruto itu unyu-unyu minta di gigit apalagi kalau udah dalam mode lemot. Kushina takut Naruto lengah lalu di apa-apain oleh om-om mesum pedophile bila ketemu Naruto. Kushina tak sanggup membayangkannya. Naruto anak Kushina satu-satunya.

Bahkan saking rempongnya, Kushina sampai menyuruh orang yang bertanggung jawab atas permintaan anaknya untuk datang ke rumah. Tentu saja Naruto menolak. Masa' iya Yahiko sampai harus di suruh ke rumah. Emangnya Naruto anak gadis perawan yang mesti harus di datangi ke rumah dan di mintai​ izin orangtuanya​ biar boleh di ajak kencan. Kan malu.

Namun Kushina tetaplah Kushina. Hati berbie Naruto tidak ada apa-apanya kalau di bandingkan dengan keras kepala batu Kushina. Dengan sangat terpaksa, Naruto membawa Yahiko ke rumah.

"Itu hidung kamu kenapa ?" Setelah perkenalan tanya jawab ini itu. Kushina beralih mempertanyakan hidung Yahiko yang penuh dengan tambalan(?) itu. Sedari tadi hidung percing itu begitu menarik perhatiannya.

Tak anak, tak ibu sama aja keponya, begitu pikir Yahiko. Tapi tak apalah, demi mengambil hati calon mertua, Yahiko menceritakan asal usul hidung percingnya itu. Lagi.

Cukup sulit memang mendapat izin Kushina. Wanita paruh baya bersurai merah mentereng itu tidak begitu gampang memberikan izinnya. Penuh ceramah dan wanti-wanti selama satu jam lebih.

"Percayakan pada saya, Kushina-san. Saya akan menjaga Naruto." Ucapan Yahiko kok terdengar seperti lamaran ya.

"Naruto itu anak saya satu-satunya. Saya tidak akan bisa membiarkan sesuatu hal yang buruk menimpa Naru. Kalau sampai hal itu terjadi, saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri."

Naruto terharu mendengarnya. Ibunya yang terlihat galak itu ternyata begitu sayang pada dirinya.

"Jangan khawatir, Kushina-san. Saya juga tidak akan membiarkan Naruto terluka. Saya akan menjaganya. Percayalah pada saya."

Permintaan izin hanya untuk makan ramen selama seminggu ini membuahkan percakapan yang begitu dramatis. Terkesan seperti seorang pria yang meminta restu pada calon mertua agar di izinkan untuk menikahi anaknya. Well, sebenarnya Yahiko telah menganggap seperti itu. Yahiko menganggap ini langkah awal agar bisa memiliki Naruto.

Dengan penuh perjuangan dan ucapan yang meyakinkan, akhirnya Kushina mengizinkan anak kesayangannya pergi bersama kakak kelasnya itu dengan catatan tidak boleh lewat jam malam Naruto yaitu jam 9.Setelah pamitan, Naruto dan Yahiko berangkat menggunakan mobil Yahiko. Yahiko mah orang kaya. 

Kushina yang melihat anaknya berangkat dengan pemuda berpercing itu cukup membuat ia khawatir. Meskipun pemuda itu tampan dan nyatanya seseorang yang kaya tak menjamin bahwa anaknya aman bersama Naruto.

Kesan pertama Kushina saat bertemu Yahiko cukup membuat Kushina tak begitu mempercayai pemuda percing itu. Menurut Kushina, Yahiko adalah seseorang yang tidak baik dulunya. Memang ada pepatah yang mengatakan 'Don't Judge A Book By Its Cover' namun insting seorang ibu tidak bisa di remehkan. Kushina takut firasat tak enaknya menjadi kenyataan dan sebelum itu terjadi ia harus mencegah Naruto.

Hi, Sweetheart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang