I'm baccckkk 😎
Jangan lupa vomment nya ya minna~
Harap maklum yak bila menemukan typo XD
Happy reading 😊
.
.
.
.
.
.
.
"Ukh."
Seseorang yang terbaring di ranjang bergerak perlahan. Surai merah yang agak lepek bergoyang seiring kepala orang tersebut menoleh.
Kelopak mata itu terbuka. Memperlihatkan iris hijau dengan lingkaran hitam disekeliling kelopaknya.
"Dimana aku ?" Ia bermonolog sendiri. Matanya mengedarkan pandangan kesekeliling kamar yang bernuansa lembut namun kelam disaat yang bersamaan.
Ia mendudukkan dirinya hingga selimut berwarna putih jatuh dari dada. Tangan berkulit putih itu memegang kepalanya saat rasa pening menyerang seketika.Cklek
Blam !
"Kau sudah bangun."
Kepala bersurai merah itu mendongak, berusaha fokus melihat seseorang yang baru saja masuk.
Ketika pandangan yang buram perlahan memfokus barulah ia bisa melihat dengan jelas dan mengenali siapa orang yang saat ini berdiri dihadapannya.
"Kau !" Hardiknya lirih.
"Apa kabar, Gaara ?" Orang itu melangkah ke sofa merah yang ada di sudut kamar lalu duduk disana. "Ku dengar kau 'berpetualang' ke Konoha."
"Bukan urusanmu."
Orang itu tersenyum mengejek. "Oh ayolah, adikku. Bagaimana mungkin itu bukan urusanku bila bahwasannya aku ini kakakmu dan kau adalah tanggung jawabku."
"Aku tidak mempunyai kakak seorang pembunuh."
"Pembunuh ? Kau masih menyebutku begitu ?"
Gaara, pria yang masih duduk di ranjang hanya bisa tersenyum sinis. Pria yang memiliki perawakan hampir mirip dengannya itu hanya terkekeh singkat lalu beranjak. Melangkah mendekati ranjang dan berdiri tepat dihadapan Gaara yang hanya menatapnya tajam.
Kharisma dan wibawa menguar kuat dari seseorang yang memiliki babyface mengenakan setelan jas hitam di hadapan Gaara ini. Kedua tangan yang berada didalam saku celana membuat ia tampak elegan. "Kau menyebutku pembunuh disaat aku justru melindungimu. Tidakkah nalarmu bekerja ? Orang tua itu ingin melenyapkanmu dan sebagai kakak yang sangat menyayangimu, aku rela berlumuran darah asal kau tidak meregang nyawa. Tapi apa yang kudapat ? Kau justru membenciku dengan alasan yang tidak jelas. Bahkan kau-
"DIAM !"
Gaara tampak ngos-ngosan. Pengaruh obat yang masih ada serta emosi yang sejak tadi tertahan cukup membuatnya sesak hanya sekali teriak. Suaranya yang menggelegar menggema ke seluruh ruangan. Tatapan mata yang ingin menerkam Gaara layangkan untuk orang didepannya yang hanya memasang tampang datar.
"Jangan berbicara omong kosong padaku. Sudah cukup bualanmu. Aku tak ingin mendengar apapun darimu, Sa-so-ri."
Orang itu hanya mengendikkan bahu cuek. "Ternyata benar apa yang dikatakan Deidara. Kau susah move-on."
"Brengsek ! Jangan sebut nama jalang itu dan kau tak ubahnya sama seperti jalang itu !"
"Setidaknya panggillah aku kakak, Gaara. Aku ini kakakmu dan kau jangan lupa bahwa orang yang kau sebut jalang itu adalah orang yang kau kejar-kejar umm... Berapa tahun yaa... ah selama 3 tahun." Orang itu mengacungkan tiga jarinya dengan nada main-main. Ia sengaja memancing emosi Gaara karena dengan begitu Gaara lebih gampang dibaca pikirannya. Gaara yang tenang adalah Gaara yang tidak bisa ditebak. Dan Gaara yang emosi adalah Gaara yang normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Sweetheart (END)
FanfikceBagaimana bisa Sasuke tak tahu bahwasannya ia mempunyai kouhai yang begitu unyu seperti Naruto ? Saatnya beraksi, dengan segala kemodusan seorang Uchiha Sasuke, ia mendekati sang pujaan hati atau bisa di bilang PeDeKaTe XD Disclaimer : Masashi...