Chapter kali ini mengandung unsur sinetronisisasi
Bagi yang gak suka, gak usah dibaca karena bisa menyebabkan mual dan pusing berkepanjangan, resiko ditanggung sendiri XD
Oh ya buat konfirmasi, bagi yang komen cuma "NEXT" atau "LANJUT THOR", Ai minta gak usah komen sekalian karena Ai bakalan ngerespon dengan ucapan sarkas bila ada yg komen seperti itu
Bukan sok atau sombong, terserah readers mau bilang apa karena Ai membutuhkan krisar mengenai cerita yg Ai buat menurut readers apakah menyenangkan atau membosankan, bukan hanya sekedar komen "NEXT" doang karena tanpa readers minta lanjut pun juga bakalan Ai lanjutin meskipun tidak dalam waktu cepat
Maka dari itu mohon kerjasamanya
Yosh ! Happy Reading Minna~
.
.
.
Menjadi seorang populer bukanlah keinginan Naruto. Meskipun ia terlahir dari keluarga mampu namun bukan berarti dia ingin menjadi terkenal. Apalagi terkenal hanya dikarenakan ia pamer kekayaan. Oh sungguh itu bukan gaya Naruto. Naruto ingin kehidupan remajanya seperti pada umumnya. Punya banyak teman, berprestasi di sekolah, membanggakan orang tua. Bahkan ia pun ingin punya kisah asmara yang indah. Ngomong-ngomong soal asmara. Saat ini dirinya sedang kebingungan. Bingung dengan dirinya. Bingung juga dengan makhluk-makhluk berbatang di sekolah. Bagaimana bisa makhluk-makhluk berbatang itu menyukai dirinya yang pada dasarnya juga makhluk berbatang.
Contohnya seperti sekarang ini nih.
"Aku suka padamu. Jadilah pacarku, Naru."
Kira-kira ini sudah yang kelima kalinya Naruto ditembak hari ini. Bukan tembak dor pakai senjata yak. Maksudnya itu pernyataan cinta dari kakak-kakak kelasnya yang berkelamin sama dengan dirinya. Naruto lagi-lagi bingung harus bereaksi seperti apa. Senang kah ? Tapi dia kan nggak suka cowok. (-_-')
"Maaf, senpai. Kalau senpai suka padaku hanya karena casing-ku lebih baik senpai cari orang lain."
"Casing ? Maksudnya ?" Kakak kelas dihadapan Naruto menggaruk-garuk kepalanya bingung.
"Aku tahu aku tampan, senpai. Kalau senpai suka padaku hanya karena wajahku, maaf saja aku tidak mau." Naruto masih sempat bernarsis ria.
"Eh bukan kok. Aku suka padamu memang karena berdasarkan hatiku. Tulus. Bener deh, suer."
"Terimakasih, senpai. Aku menghargai perasaan senpai tapi maaf aku tetap tidak mau."
"Kenapa ? Apa karena aku terlalu baik ? Aku nggak baik. Aku jahat." Kakak kelas Naruto ini absurd ternyata.
"HAH ?! Dasar orang jahat. Pergi. Aku tidak mau berpacaran dengan orang jahat." Naruto memasang mimik horror. Ia membalikkan badannya hendak melangkah pergi namun suara si kakak kelas menahannya.
"Eh eh tidak-tidak. Tadi cuma bercanda aja kok. Hehehe."
"Ooh syukurlah kalau gitu. Senpai jangan jadi orang jahat. Jadilah orang yang baik ya." Naruto tersenyum manis ditengah-tengah ceramahnya. Kakak kelas yang menatapnya langsung tersepona- eh salah. Maksudnya terpesona.
Melihat Naruto yang sumringah membuat tingkat kepedean si senpai meningkat. Dengan penuh percaya diri ia bertanya. "Jadi, kamu mau 'kan jadi pacarku ?"
"Gak." Singkat, padat dan bikin syok.
"Ke-kenapa ?"
"Karena senpai terlalu modus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Sweetheart (END)
FanficBagaimana bisa Sasuke tak tahu bahwasannya ia mempunyai kouhai yang begitu unyu seperti Naruto ? Saatnya beraksi, dengan segala kemodusan seorang Uchiha Sasuke, ia mendekati sang pujaan hati atau bisa di bilang PeDeKaTe XD Disclaimer : Masashi...