Now if I keep my eyes closed he feels just like you~
Lihat? Itu kenapa aku tidak ingin menonton pertunjukan musik Kate. Aku selalu menolaknya. Karena aku merasa tidak nyaman. Aku tidak menyukai perasaan seperti ini.
Aku tidak begitu menyukai musik, karena beberapa lagu membuat perasaanku tidak nyaman, atau kepalaku terasa sakit.
Terutama, suara wanita itu.
Kate pernah memperlihatkan video mereka latihan di sebuah studio, memperlihatkan vokalis Band —yang dia sebut bernama Rosie— tengah bernyanyi.
Di detik suaranya terdengar, hatiku sakit.
Aneh, bukan? Aku merasa dadaku sesak dan perasaanku tiba-tiba memburuk. Bukan hanya beberapa lagu yang membuatku memutuskan untuk tidak mendengar musik lagi.
Tapi suaranya.
Apapun lagu yang dia bawakan, membuat perasaanku tidak nyaman.
Seperti perasaanku saat terbangun beberapa tahun lalu...
"Joey?"
Seorang pria berdiri di samping ranjangku. Seorang pria paruh baya yang entah siapa. Aku bahkan tidak ingat..
Aku bahkan tidak tahu aku siapa atau kenapa aku bisa terbangun di tempat itu.
Aku memperhatikan pria itu dengan lama.
Setelah sadar bahwa aku tidak mengenalinya, dia duduk dan memperkenalkan diri.
Dia bilang namanya Jacob Jeon.
Dia bilang, dia ayahku. Dia berbicara bahasa Korea, bahasa yang bisa aku mengerti.
Setelah mendengar itu, aku memperhatikan sekeliling ruangan. Jika ada ayah, harusnya ada ibu, kan?
"Kamu mencari siapa?"
"Ibu. Jika kamu ayahku, mana ibuku?" Jawabku.
Aku melihatnya tersenyum prihatin. Lalu tangannya terulur untuk mengusap tanganku.
Aku menepisnya pelan, merasa tidak nyaman dengan orang asing.
"Dia tidak akan menemuimu lagi. Maafkan aku, maafkan karena aku kira meninggalkanmu dengan ibumu adalah keputusan terbaik. Ternyata aku salah, seharusnya aku membawamu. Tidak peduli jika dia akan membunuhku," Pria itu mulai berbicara dengan nada penuh penyesalan.
Situasi macam apa ini? Aku tidak mengerti, aku tidak ingat apapun selain merasakan sakit di beberapa bagian tubuhku.
Setelah sekian lama, dia menjelaskan bahwa aku mengalami kecelakaan bus dan hilang ingatan adalah efek buruk dari kecelakaan itu.
Benarkah? Tapi jika tidak seperti itu, harusnya ibuku ada disini. Dia tidak ada.
Bahkan beberapa hari setelah aku sadar.
Tak lama setelah itu, pria —yang mengatakan bahwa dia ayahku— berkata bahwa kami akan tinggal di negara lain yang aku tidak ingin tahu dimana.
Aku hanya mengangguk setuju. Sepertinya tidak ada yang perlu aku khawatirkan juga, kan?
Aku masih menggunakan kursi roda ketika keluar dari ruanganku.
Ketika keluar dari ruangan, aku melihat seorang wanita yang memakai seragam sekolah, tengah memeluk sebuah buku bersampul biru, terduduk di lantai dengan menyembunyikan wajahnya dibalik tangannya.
Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari wanita itu, kasihan sekali dia.
Tidak sadar, aku terus menoleh ke belakang ketika ayahku mendorong kursi roda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day, Remember Me
Fanfic[ JUST ONE DAY SEASON 2 ] Kehilangan, kenangan, ingatan, memori indah, memori buruk, rasa sakit dan rasa cinta. Tidak pernah terpikirkan jika semua itu ternyata bisa menjadi satu kesatuan yang sulit Di pisah kan dari satu rasa yang paling kuat, yait...