Sejak insiden bertemu dengan penodong gila yang mabuk cinta denganku itu. Malamnya aku tidak bisa berhenti ketakutan. Dibawah cahaya malam, dibalik selimut tebal yang menyelimuti seluruh tubuhku, aku melirik ke kanan ke kiri. Lagi-lagi aku ingin Snowy disampingku. Semua ini gara-gara botol kutukan itu!
Tapi di sisi lain, aku merasa cukup bahagia karena ternyata penodong itu bisa mabuk cinta. Kenapa? Karena dengan itu, aku tahu bahwa dia bukanlah cinta sejatiku. Tentu aku tidak mau dong cinta sejatiku seorang penodong! Hih, memikirkannya saja sudah membuatku ngeri. Apa aku buang saja ya botolnya? Ya! Ide bagus.
Aku beranjak dari ranjangku, mengambil botol itu lalu membungkusnya dengan kantong plastik sambil memecahkannya dulu. Karena di kamar ini hanya ada aku seorang diri, jadi aku tidak perlu takut bahwa bubuk yang berantakan di dalam kantong plastik itu bisa membuat orang mabuk cinta. Aku membuangnya di tong sampah depan rumahku yang kebetulan langsung dapat aku lihat saat aku membuka jendela.
Yey! Aku melompat kesenangan. Kenapa aku tidak memikirkan hal ini dari kemarin? Toh, membuang itu sangat gampang. Selamat tinggal kutukan, dan selamat datang keberuntungan!
Besok paginya, aku membuka mataku. Dalam hati aku terus bersenandung, rasanya pagi ini tubuhku sangat ringan. Namun, satu hal menarik perhatianku. Botol itu ada di sini! Tepat di atas meja riasku, tempat sebelum aku membuangnya ke tong sampah. Ah, sial. Aku tak kuasa untuk mengumpat kesal dan mengacak-ngacak rambutku.
Bagaimana mungkin benda ini bisa balik ke sini lagi? Benar-benar tidak bisa dipercaya. Ini semua terlalu ajaib untuk dipercaya. Ini bukan hanya sekadar bubuk mabuk cinta biasa, ini juga bubuk ajaib. Tapi, menyeramkan juga sih. Masa dia bisa balik ke sini? Kan dia tidak mempunyai kaki. Dengan keadaan yang utuh pula. Padahal, kemarin aku sudah memecahkannya. Kalau begitu, hari ini aku harus mencari cinta sejatiku itu yang kemungkinan satu kuliah denganku.
Saat sampai di tempat kuliah, langsung saja aku mengumpulkan empat orang yang cukup kukenal dengan kepribadian yang berbeda-beda. Ini salah satu caraku untuk mencari cinta sejatiku. Memang resikonya besar karena mereka bisa saja mabuk cinta. Namun aku tidak peduli lagi karena waktu yang tersisa sangatlah singkat.
Satu cowok berkacamata disebelah kiriku ini anak teknik, dia terlihat polos. Satu cowok yang bertubuh lumayan tinggi tegap ini adalah anak hukum, dia terlihat lumayan gagah. Satu cowok berambut keriting bertubuh pendek ini adalah anak akuntansi. Dan yang terakhir, satu cowok berkacamata yang berpakaian rapi itu adalah anak sastra.
Aku memandangi mereka satu-persatu sambil mengetuk-ngetuk dagu. Semoga diantara mereka adalah cinta sejatiku. batinku dalam hati. Menghela napas, aku mengeluarkan botol itu dari dalam tasku dan mulai membuka tutupnya.
"Apa itu? Jangan-jangan lo mau suruh kita hirup racun ya?" tatapan mata cowok yang bertubuh tinggi tegap itu menyelidik. "Tau gak, kalo dengan ini, gue bisa laporin lo."
Aduh, sombongnya. Mentang-mentang anak hukum!
"Hmm... kira-kira botol itu harganya berapa ya?" cowok berambut keriting itu memang kelewat akuntansi. Di saat-saat seperti ini pun, dia mau menghitung harga botol ini. Apa dia tidak tahu kalau sebentar lagi dia bisa saja mabuk cinta? Aduh, kenapa aku jadi merasa bersalah begini?
"Udah cukup! Ini bukan racun, jadi sekarang hirup ini. Ini sabun terbaru yang wangi banget, gue lagi promosi. Jadi bantuin ya!" ucapku berbohong. Dan tanpa menunggu jawaban dari mereka, aku langsung menyodorkan botol ini ke depan mereka.
Mereka mulai aneh, dan aku sudah mulai terbiasa melihat wajah mereka yang seperti itu. Mereka semua mabuk cinta. Itu berarti cinta sejatiku tidak ada diantara mereka. Oke tenang, setelah aku mendapat cinta sejatiku, kalian semua bakal bebas dari mabuk cinta ini.
"Hmm... maaf ya, gue pergi dulu." berbalik badan, buru-buru aku lari, menyelusup diantara kerumunan orang.
Tapi bagaimana ini? Mana nanti salah satu cowok itu ada yang sekelas denganku. Harus bagaimana aku menjalani hari-hariku?
Katanya kan aku harus mencari, tapi kenapa malah berakhir dengan korban mabuk cinta lagi? Aku menepuk jidatku, sampai kapan aku harus menjalani kehidupan seperti ini? Welcome nightmare.
2 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Spells
Short StoryKehidupanku berubah sejak bertemu dengan nenek tua yang tidak kuketahui asal-usulnya. Dia memberhentikanku dari aksi bunuh diri yang ingin kulakukan. Siapa sangka setelah itu, ia memberiku satu botol berisi mantra. Katanya, siapa pun yang menghirup...