HERO

3 1 0
                                    

Terdapat adegan cerita tentang pembunuhan dan mutilasi, diharapkan membaca dengan bijak.

“Jennifer, ada apa denganmu? Mengapa sejak pertama masuk sekolah kau menjauhiku hingga saat ini.
Aku ingin kau kembali Jennifer, sudah tiga bulan aku tidak melihat wajahmu dari dekat, padahal kita saudara, padahal kita tinggal bersama.
Maafkan aku Jennifer, jika aku salah padamu. Aku akan merubah sikapku. Aku mohon padamu Jennifer, beritahulah padaku jika kau ada masalah.
Bukankah kita ini kembar? Mengapa aku tidak merasakannya. Kembar itu selalu bersama bukan? Selalu berdampingan, memakai baju yang sama, bermain bersama, berbagi tawa dan canda, berbagi cerita, saling menolong jika ada masalah.
Aku ingin kita seperti yang lainnya, ayo keluar dan ceritakan padaku. Aku mencintaimu Jennifer.” Ucap Jessica di depan pintu kamar Jennifer.

“Tidak! Aku tidak akan keluar dan tidak akan menemuimu lagi! Pergi! Kau tidak perlu tahu! Urus saja dirimu sendiri! Kita ini berbeda! Sangat berbeda! Tidak akan pernah sama!” Teriak Jennifer dari dalam kamar di sertai air mata yang yang membasahi pipinya.

“Jennifer! AKU MENYAYANGIMU!” Teriak Jessica memukul pintu kamar Jennifer disertai desak tangis dan air mata.

“Aku tidak akan pernah peduli! AKU MEMBENCIMU” Teriak Jennifer.

“Jennifer membenciku?” Kalimat itu terus menghantui pikiran dan persaan Jessica. Ia berlari menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya.

Di sisi lain, Jennifer terpaksa mengucapkan itu, agar Jessica menjauhinya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu dengan Jessica.

Dia hanya takut, dia akan membunuh Jessica juga.

~○○~
Seperti biasa, Jennifer selalu menyendiri di manapun. Tak terkecuali di sekolahnya, hanya buku sebagai temannya di kala kejenuhan dan perpustakaan sebagai surga terindah bagi dirinya karena tidak ada manusia asing berisik yang menganggunya.

“Hey, apakah kau yang bernama Jennifer?” Ucap seorang gadis berkacamata dengan rambut yang di kepang menghampiri Jennifer yang sedang duduk sambil membaca buku.

“Ya, ada apa?” Jawab Jennifer tak menghiraukan.

“Aku Jalyn, murid kelas akselerasi, aku sangat mengagumimu Jennifer.” Ucap gadis dengan kawat gigi itu menampakan wajah gembiranya.

“lalu? Apa yang harus aku lakukan untukmu? Membunuhmu?” Ucap Jennifer dengan senyum menakutkan yang terpancar di wajah cantiknya.

“Maksudmu? Aku hanya ingin berteman denganmu, kita bisa membuat karya ilmiah bersama, menciptakan penemuan baru, praktek kimia di lab, belajar fisika dan hal – hal menakjubkan lainnya.” Kata Jalyn yang terus mengoceh.

“Kau ingin diam atau aku akan merobek mulutmu dengan linggis?” senyum menakutkan terus terpancar dari wajah Jennifer.

“baiklah, maafkan aku.” Ucap jalyn yang terdiam sambil terus memperhatikan Jennifer yang asik membaca buku.

Jalyn terus saja mengikuti Jennifer kemana pun ia pergi tanpa berbicara sepatah kata pun.

“Bisakah kau berhenti mengikuti ku? Atau kau ingin aku gantung hingga mati agar kau tidak bisa mengikutiku lagi?” Ucap jennifer dengan senyumnya.

“Maksudmu? Mengapa kau selalu mengucapkan kata – kata yang menakutkan?” Ucap Jalyn heran.

“Entahlah, semua kata itu terus saja terlontar dari mulutku, aku memilih sendiri agar orang lain tidak sakit hati terhadap kata – kata ku, aku heran mengapa dengan mudahnya aku mengucapkan kata – kata yang menyeramkan. Semua orang tidak ada yang ingin menemaniku, padahal aku juga ingin mempunyai teman.” Ucap Jennifer lirih.

ERASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang