Siswi 1 : “Ku dengar ada anak akselerasi yang hilang.”Siswi 2 :“iya, sudah 2 minggu tapi belum ditemukan, orangtuanya nampaknya tidak perduli”
Siswi 3 : “tidak perduli? Bagaimana bisa?”
Siswi 4 : “iya, mereka saja tidak melapor polisi, jadi sekolah yang melaporkannya, aku dengar dia kerap disiksa kalau mendapat nilai jelek.”
Siswi 1 : “benarkah? Jahat sekali, apa mungkin dia kabur?”
Siswi 2 : “tapi, walaupun dia ditemukan aku yakin pasti dia sangat tertekan oleh orangtuanya.”
Siswi 4 : “Lebih baik dia tidak tinggal bersama orangtuanya.”
Jennifer : “bukankah lebih baik dia mati? Agar dia tidak tertekan?”
Siswi 3 : “benar juga sih, eehh??”
Siswi 1 : “yang benar saja, Jennifer? Dia berbiacara kepada kita? Sang Dewi es? Mimpi apa aku semalam.”
Siswi 3 : “Sang idola berbicara kepada kita!”
“Semua orang membicarakan berita tentang Jalyn yang hilang. Siswi akselerasi yang pandai dan ceria dan sangat membanggakan sekolah kita, tapi menurutmu apakah Jalyn bunuh diri?” Ucap salah seorang siswa di kantin sekolah.
“Apa? Bunuh diri? Bagaimana jika dia dibunuh?” Ucap siswa satunya lagi sambil meminum jus jeruknya.
“mungkin saja dia bunuh diri? Bukankah dia kerap disika orangtuanya?” ucap Jennifer yang lewat begitu saja di hadapan mereka.
“tunggu!” tahan siswa lelaki itu seraya memegang tangan putih Jennifer.
“Aku Tobias, siapa namamu?” Ucap lelaki itu.
“Kau tidak perlu tahu” Jawabnya singkat.
“Kau mau duduk bersama kami?” Ucap salah satunya lagi.
“tidak ada yang penting, jadi aku tidak perlu duduk bersama kalian, terimakasih.” Ucap Jennifer pergi berlalu.
~○○~
“Jason, tidakkah kau pikir Jennifer sangat menarik? Dia seperti putri es yang misterius.” Ucap Tobias siswa berambut coklat caramel dengan wajah sumringah.“Hey! Ku pikir dia tidak sama sekali tertarik padamu dalam artian dia membencimu.” Jawab Jason lelaki berambut pirang dengan gaya maskulin dan bola mata biru saphire yang tajam.
“Apa kau bilang? Mau mati hah? Nampaknya kita akan sering bertemu Jennifer. Aku akan memikat hatinya! Haha” Ucap Tobias siswa berambut coklat karamel dengan potongan gaya clumsy yang acak-acakan dan mata coklat yang berbinar.
“aku akan mencari tahu tentang dia.” Ucap Tobias sambil menarik tangan Jason mengikuti arah Jennifer pergi.
“Dia kelas X-A??” Ucap Tobias dengan pandangan sayu kepada Jason.“kita ini kelas X.F, menyerahlah dia tidak pantas untukmu. Dia itu cantik, pintar dan anggun. Lalu kau? Bodoh, ceroboh, dan sok pintar.” Ucap Jason sambil memukul kepala Tobias.
“Maksudmu apa? Benda yang ada di dalam kepala ku ini sangat berharga!” ucap tobias sambil menangkis pukulan Jason.
“Apa? Berharga? Kau bahkan tidak tahu cara menggunakan otakmu itu.” Ucap Jason pergi meninggalkan Tobias.
“Hey! Kau ini teman apa bukan!” teriak Tobias sambil lari mengejar Jason.
“Lebih baik dengan Jessica! Dia lebih pantas dengan mu!” celetuk Jason.
“tidak! Jessica bukan tipe ku! Dia terlalu ceria” Ucap Tobias sebagai angin lalu.
“Jason, tidakkah kau pikir Jessica sangat mirip dengan Jennifer?” Ucap Tobias memecah keheningan di perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERASE
Teen FictionPenyakit yang Jennifer derita sejak lahir membawanya kepada sebuah kehancuran. Kehidupan dan masa kecil dengan kondisi miskin, membuat dia harus bekerja lebih keras. Hingga dia menyaksikan suatu kejadian yang seharusnya dia tidak lihat, kejadian yan...