CINTA ATAU HANYA PENASARAN?

8 1 0
                                    

Desember, 2011

3 bulan setelah kejadian gudang tua itu, semakin membuat Jennifer terpuruk.

Ia tidak masuk sekolah selama 1 bulan karena harus dirawat di rumah sakit akibat penyakit lemah jantungnya.

Jessica pun begitu, ia mendapat penanganan khusus dari psikiater untuk mengobati trauma karena kejadian gudang tua itu.

Jason dan Tobias juga ikut membantu agar Jessica melupakan trauma itu dan dapat kembali ceria seperti sedia kala.

Namun, Jennifer hanya mengurung diri dan membuat tembok pemisah diantara dia dengan Jason.

Walaupun ia harus terus bertahan dari kerinduan untuk bertemu Jason.

Ya, sudah 3 bulan ia dan Jason tidak lagi berjumpa, dan Jennifer terus menghindari Jason.

Malam yang ramai di jalanan Manchester City, Jennifer yang memakai t-shirt putih  dengan celana kulot selutut ditambah flatshoes hitam keemasan nampak cantik berjalan di walking street kota Manchester,UK.

Namun sayangnya, itu bukan pakaian yang tepat jika ia kenakan saat musim dingin tiba. 

Jennifer berjalan gontai seakan tak punya arah dan tujuan.

Hingga sesuatu menghentikannya, Café bernuansa Italy itu yang menghentikan langkahnya, tidak, lebih tepatnya pengunjung yang ada dilamanya.

Ia melihat Jessica bersama Jason menikmati hot chocolate dan caramel macchiato sedang berbagi canda dan tawa.

Entah mengapa hatinya merasakan sakit, namun ia bersyukur dapat melihat kembali senyum Jason dan Jessica.

~○○~
“Jessica, menurut ramalan cuaca, salju pertama akan turun malam ini.” Ucap Jason sambil menyuruput caramel Machiatonya.

“Wah, benarkah? Pamanku pernah bilang, permintaanmu akan terkabul jika kau mengucapkannya saat salju pertama turun.” Ucap Jessica yang sumringah.

“Benarkah? Kalau begitu, mari kita ucapkan harapan kita saat salju pertama turun.” Ucap Jason sambil mengelus rambut pirang Jessica.

“lihatlah keluar jendela, salju pertama sudah turun” Ucap Jason kepada Jessica.

“woaah! Aku akan buat permintaan, sekarang.”Ucap Jessica seraya membuat permintaan dengan mata tertutup.

“Tunggu, itu Jennifer? Sedang apa dia? Apa dia sedang menatapku? Apa- apaan pakaiannya itu! Dia akan mati kedinginan dengan pakaian seperti itu.” Ucap Jason dalam hati.

“Apa Jason sedang melihatku saat ini! Wah gawat! Aku harus pergi dari sini.” Ucap Jennifer yang kemudian pergi meninggalkan café itu.

Salju yang berjatuhan membuat tubuhnya kedinginan.  Tapi ia tetap berjalan santai pergi meninggalkan paseban café itu.

Tiba- tiba saja seseorang memakaikannya jaket biru di pundaknya, ia menghentikan langkahnya, tak kuasa menengok kearah belakang.

“Ini jaket Jason yang ia kenakan barusan, apakah Jason yang menaruh jaket ini di pundakku?” Ucap Jennifer dalam lamunannya.

Perlahan ia menengok kebelakang, memastikan hipotesa yang ia buat.

“Maaf nona, saya sudah lancang. Sebaiknya nona pakai jaket ini karena salju sudah turun.” Ucap seorang remaja laki – laki tinggi yang kira-kira 2 tahun lebih muda darinya.

“oh terimakasih banyak,  tetapi tidak perlu, kau juga pasti akan kedinginan jika tidak memakai jaket bukan? Aku baik – baik saja, rumahku tidak jauh dari sini.” Ucap Jennifer kepada lelaki tampan itu sambil mengembalikan jaketnya.

ERASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang