SIAPA SEBENARNYA YANG MONSTER?

8 1 0
                                    

Terdapat adegan pembunuhan dan kekerasan, dimohon untuk bijak dalam membaca

Sinar matahari yang menembus dedaunan pohon apel menyinari wajah putih pucat Jennifer yang sedang tertidur tanpa sadar kepalanya bersender dibahu Jason.

“Jennifer, siapa kau ini sebenarnya?” Gumam Jason seraya menatap Jennifer dalam.

Daun kering kecoklatan dari pohon jatuh tepat di pipi Jennifer.

Dengan lembut Jason membuang daun itu dari pipi Jennifer.

Deg, tiba – tiba saja mata Jennifer terbuka  dan menatap Jason tajam, sontak membuat Jason kaget dan terpelangah.

“A! Kau mengagetkanku saja!” teriak Jason sambil salah tingkah.

“Sedang apa kau? Kenapa mukamu merah? Kau sakit?” Ucap Jennifer dengan pandangan tajam kepada Jason.

“bu-bukan apa –apa! Tidak! Aku tidak sakit! Tu-tunggu! Tadi kau bertanya aku sakit? Waaahh ini adalah pertamakalinya kau perduli dengan ku” Ucap Jason salah tingkah.

“Apa iya, aku bilang begitu? Biasanya aku tidak perduli dengan orang lain.” Ucap Jennifer sambil berpikir.

“kalau begitu, ini artinya aku bukan lagi ‘orang lain’ bagimu kan?” Ucap Jason sambil menatap Jennifer.

Deg deg deg Jennifer merasakan jantungannya berdetak kencang.

“Jantungku, mengapa? Terdengar kencang? Apakah aku akan mengalami serangan jantung lagi? Tapi ini tidak sakit, apa ini maksudnya?” Ucap Jennifer dalam hati.

“Jennifer, aku suka …..”ucap Jason dan langsung dipotong oleh seseorang.

“Hey! Disini kalian rupanya! Pantas saja, setiap istirahat aku tidak pernah menemukan kalian!”

Teriak Tobias yang berlari menghampiri Jennifer dan Jason.

“ah sial, Tobi mengganggu saja” gumam Jason.

“Jason, aku hanya ingin bilang kau belum mengerjakan PR kimia, jam pelajaran Mr.Lilik sebentar lagi loh, kau tau kan mr.Lilik seperti apa?” Ucap Jason sambil melemparkan buku kimia milik Jason.

“Jennifer bantu aku menyelesaikan PR! Huwaaaa!” Rengek Jason.

Matahari siang kembali tersenyum tipis namun semakin lebar senyumannya kepada kami.

Aku Jennifer, entah mengapa bersama dia aku lupa bahwa aku ini seorang monster.

~○○~
Jennifer berjalan pelan menuju halte bis yang tidak jauh dari gerbang sekolah, ia berjalan menunduk memperhatikan setiap langkah kakinya.

“Jennifer?” Ucap Jessica lembut memecah keheningan pikiran Jennifer.

“Aku sudah menunggumu dari tadi, ayo kita pulang bersama.” Ucap Jessica sambil memegang tangan putih Jennifer.

Namun, Jennifer malah melepaskan genggaman tangan Jessi dan hanya terdiam tanpa kata.

Tak lama bis pun datang, Jessica segera menarik tangan Jennifer.

“Lepaskan” Ucap Jennifer yang masih terduduk.

“tapi, bisnya?” Ucap Jessica sambil melepaskan genggamannya.

“Kubilang lepaskan!” Teriak Jennifer dengan tatapan tajamnya.

Jessica segera masuk kedalam bis, tanpa diikuti Jennifer. “Aku akan menunggumu di halte rumah” ucap Jessica dari dalam bis.

Jennifer hanya diam dan masih duduk di halte sekolah.

“Maaf” Ucap Jennifer pelan, namun Jessica telah menghilang dari pandangannya.

ERASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang