"Selamat pagi Bu" sapa beberapa karyawan Fira saat Fira akan memasuki lift bersama karyawan lainnya.
Fira melanjutkan satu-satunya perusahaan orang tuanya yang bergerak di bidang penyediaan alat-alat berat untuk konstruksi bangunan.
Sebenarnya Fira tidak begitu tertarik, ia lebih ingin menekuni bisnis cafe, tapi ia harus mengambil alih perusahaannya karena dia penerus satu-satunya.
Kedua orang tuanya tinggal di singapura agar ayahnya bisa mendapat pengobatan yang bagus untuk jantungnya. Bukan berarti di Indonesia tidak bagus tapi Ibunya lebih memilih di sana.
Fira tidak akan betah bekerja sendiri, karena itulah ia mengajak sahabatnya Galuh menjadi manager di perusahaannya. Bukan karena nepotisme tapi Galuh memang lebih cerdas dari Fira. Dan hari ini Galuh tidak masuk kerja karena sedang tidak enak badan.
"Selamat pagi Bu Fira" sapa Hesti sekretaris Fira sesampainya Fira di depan ruangannya.
"Pagi Hes, ku tunggu di ruanganku" ucap Fira cepat dan tegas.
Di mata karyawannya Fira adalah bos yang jutek dan cerewet. Dia selalu menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya. Dia juga selalu menanamkan kedisiplinan dan loyalitas terhadap perusahaan.
"Pukul dua siang nanti anda ada meeting dengan Perusahaan Winata. Merek ingin mengadakan kerjasama untuk membangun sebuah kawasan perumahan elit di pinggir kota" jelas Hesty.
"Om Winata kok belum menghubungiku. Biasanya beliau akan menelponku terlebih dahulu" gumam Fira.
"Meetingnya di mana?" tanya Fira kemudian.
"Di Green Cafe Bu" jawab Hesty.
"Green Cafe." Fira mengulang ucapan Hesty.
"Benar Bu." jawab Hesty.
"Kenapa juga Om Winata mengajak meeting di tempat anak-anak muda berkumpul?"
"Saya kurang tahu Bu. Tapi sekretarisnya menyampaikan seperti itu" jawab Hesty.
"Biarkan saja. Setelah itu jadwalku apa?" tanya Fira
"Anda harus bertemu dengan Pak Rama Bu" ucap Hesty ragu.
"Dan kenapa aku harus bertemu dengannya?" tanya Fira santai.
"Dia hanya mengatakan itu Bu." ucap Hesty menunduk. Takut bosnya akan mengeluarkan makiannya karena marah.
"Keluarlah. Tinggalkan berkasnya di sini" ujar Fira. Hesty kembali ke mejanya setelah Fira mengambil berkas itu.
Fira tengah sibuk memeriksa berkasnya saat telepon di ruangannya berdering.
"Hallo, Hesty" sapa Fira.
"Maaf Bu, sekretaris dari perusahaan Winata meminta meetingnya di percepat" ucap Hesty.
"Kenapa mendadak seperti ini?" tanya Fira dengan nada marah.
"Maaf Bu, tapi dari sekretarisnya tidak menyampaikan apa-apa lagi."
"Baiklah. Tempatnya tidak berubah bukan?"
"Tidak Bu." jawab Hesty.
"Baiklah" Fira menutup telponnya dan memijit pelipisnya.
Ia bingung kenapa Perusahaan Winata jadi aneh seperti ini. Biasanya Om Winata tidak pernah merubah jadwal pertemuan. Dan biasanya mereka meeting di restoran. Bukan cafe yang terkesan lebih santai.
Fira mempersiapkan berkas yang baru saja di pelajarinya. Berkas-berkas yang di butuhkannya di masukkan ke dalam sebuah tas tenteng.
"Hesty, kau ikut denganku" perintah Fira cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You _ Bocah Sialan
Romance18+ Kalau aku tidak bisa memiliki laki-laki yang aku cintai tidak apa-apa, tapi kenapa aku harus bertemu dengan bocah sialan ini. Ya Tuhan, apa ini balasan akan sikap jahatku dulu. _Fira Arzeta Hadinata_ Mungkin aku memang bocah sialan yang akan sel...