Fira akhirnya selesai merapikan apartemennya seorang diri. Meski masih belum banyak yang ia bongkar setidaknya apartemennya bersih dan nyaman untuk di tinggali.
Entah sudah berapa kali ia menghembuskan napasnya hari ini. Tenggorokannya seperti tercekik, bernapas saja kenapa harus sesulit ini? Sebegitu beratnya kah ia keluar dari rumah Adrian?
"Aku datang," sebuah suara mengusik lamunan Fira.
"Kau bawa pesananku?" tanya Fira.
"Taraaa," Galuh mengangkat tinggi dua kotak pizza di tangannya dan satu kantong plastik berisikan minuman dingin dan camilan lainnya.
"Thanks. Aku lapar sekali." Fira mengambil alih kotak pizza dari tangan Galuh, membawanya ke meja, ia duduk di sofa yang masih berbungkis plastik. Ruang tamu terlihat sedikit berantakan karena ada beberapa kardus.
"TV lo udah berfungsi kan?" tanya Galuh. Fira mengangguk, ia sibuk dengan potongan pizza yang sudah siap masuk ke dalam mulutnya.
"Aku juga mau." Galuh meraih satu potong pizza.
"Apartemenmu bagus banget sih, ini pasti mahal." ucap Galuh.
"Lumayan."
"Apa saja yang belum dibereskan?"
"Tinggal menatanya saja, oh ya...ada beberapa barang-barang kecil di dalam dus itu." tunjuk Fira.
"Alhamdulillah." seru Galuh.
"Dasar, gak setia kawan." cibir Fira. Ia sudah melahap potongan ketiga pizzanya.
"Kamu kan tahu aku sibuk."
"Sibuk pacaran." sinis Fira.
"Nah itu tahu..." seru Galuh.
"Oh ya, si bos cakep Dion apa kabar?" tanya Galuh.
"Nanya aku?" Galuh mengangguk semangat.
"Tanya orangnya aja gih, aku bukan sekretarisnya dan gak minat tentang tu bocah."
"Bocah?" ucap Galuh.
"Si bocah sialan yang sok-sok mau kenal, bilang suka atau apalah. Padahal dia tidak tahu apa itu cinta?"
"Dia keren juga loh." puji Galuh.
"Biasa aja." ujar Fira.
Bohong.
Galuh membelalakkan mata tidak percaya. "Biasa aja? Dia luar biasa." seru Galuh.
"Dari mananya luar biasa?" ucap Fira cuek.
Ciumannya.
Fira menggelengkan kepalanya cepat, kembali meraih pizza keempatnya.
"Kenapa geleng-geleng kepala? Apa yang kamu pikirin?" tanya Galuh curiga.
"Mikirin pertanyaan konyolmu. Sudah makan aja tu pizzanya. Ngomong terus kayak kereta api."
"Resek," kata Galuh.
"Memangnya kamu masih mikirin Adrian? Kamu masih cinta sama dia?" tanya Galuh hati-hati.
Lagi Fira menghembuskan napasnya berat. Tanpa menjawab pun Galuh tahu jawabannya. Mereka diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Jika cinta ini belum ingin pergi, biarkan saja meski tak berbalas. Jika suatu saat ada cinta sejati untukku, biarkan dia datang dengan caranya." ucap Fira memecah keheningan.
"Aku tahu kamu orang yang kuat, dan kamu bukan orang yang mudah patah semangat. Apapun masalah yang kamu hadapin, ada aku yang siap membantumu." ucap Galuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You _ Bocah Sialan
Romance18+ Kalau aku tidak bisa memiliki laki-laki yang aku cintai tidak apa-apa, tapi kenapa aku harus bertemu dengan bocah sialan ini. Ya Tuhan, apa ini balasan akan sikap jahatku dulu. _Fira Arzeta Hadinata_ Mungkin aku memang bocah sialan yang akan sel...