Happy Reading
Sorry Typo
Satu hari menjelang pertarungan.
Raika merasa senang sekali karena besok perjalanan menuju impiannya dimulai. Saat Raika bangun tidur dia melihat pedang yang dipajang dan nyengir tidak jelas. Dia melihat jam weker disamping tempat tidurnya.
"Oh jam 4 pagi" katanya dengan nada males, biasanya Raika bangun jam setengah enam tapi sekarang bangun lebih awal.
"Daripada tidur lagi mending latihan lagi" sahutnya sambil mengambil pedang yang dipajangnya dan menyalakan disket.
Tak terasa sudah jam setengah enam, pelayan setia Raika pun membangunkan Raika( biasannya). Terdngar suara ketukan pintu.
"Nona muda Raika bangun" kata pelayan tersebut.
Raika panik, dia langsung mematikan disketnya dan menaruh pedangnya dilemari baju supaya tidak ketahuan dan dia bersembunyi dibawah tempat tidur. Saat pelayan masuk pelayan kaget karena dia tidak ada, tapi pelayan menghiraukannya dan keluar dari kamar Raika. Dia pun keluar dari bawah kasur dan mandi, berhias dan langsung kebawah untuk sarapan.
"Selamat pagi nona muda Raika" sapa pelayan.
"A... Selamat pagi" jawabnya.
Raika POV.
Aku duduk dimeja makan yang sudah ada makanan.
"Selamat pagi kak Raika" sapa adikku Fuyumi yang sedang kucek-kucek mata.
"Pagi Fuyumi kak Mikaru mana" tanyaku kepada Fuyumi karena Fuyumi lebih dekat dengan kak Mikaru.
"Kak Mikaru masih dikamarnya kali" jawabnya.
Setelah sepuluh menit semua anggota keluarga berkumpul dimeja makannya.
"Selamat makan" ucapku.
Menu sarapan hari ini ada Honey Toaste, dan English Tea, aku makan dengan lahap seperti biasannya karena Honey toaste adalah makanan kesukaanku.
"Raika makanmu banyak ya seperto biasa" komentar kakakku Mikaru.
"Iyalah makan banyak itu sehat" jawabku dengan penuh percaya diri.
"Tapi makannya yang sehat jangan makan honey toaste mulu nanti gendut ( tertawa kecil)" ejek Mikaru.
"Nggak lah Raika mah bisa menahan makan honey toastenya" kataku.
"Tapi kakak pernah makan honey toaste tiga kali sehari" kata Fuyumi.
Semua orang tertawa tapi mukaku memerah malu setelah mendengar perkataan Fuyumi.
Setelah selesai makan aku pergi kehalaman belakang untuk melihat prajurit latihan untuk besok, latihan yang ini berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini para prajurit pakai baju untuk bertarung dan latihan seperti biasa.
"Setiap hari Nona muda selalu melihat para prajurit berlatih ya apa nona suka dengan pertarungan?" tanya pelatih.
"Iya aku suka" jawabku dengan senyum yang manis.
Aku merekam latihan mereka dan setelah selesai aku pergi kekamar pelayan yang membuat baju untuk mengambil baju prajurit yang kuminta.
"Pelayan baju pesananku mana?" tanyaku.
"Baju pesanan nona muda ada disana" jawab pelayan sambil menunjukkan baju itu.
Aku langsung mengambilnya dan mencobannya.
"Wahhh..... Baju ini bagus sekali makasih ya" sahutku
Pelayan itu tidak menjawabnya, aku pun langsung melepas bajuku dan keluar dari kamar pelayan, ditengah tangga aku dipanggil dari bawah.
"Oi..... Raika" teriak Mikaru.
"Apaan teriak jangan kayak TOA apa" sahutku dengan nada yang agak tinggi.
"Ah.. Kamu juga sama aja kayak pake 100 TOA" ejek kakakku.
"Sudah cukup ayo berangkat" kata adikku menenangkanku dan kakakku.
"Berangkat? Kemana?" tanyaku bertubi-tubi.
"Masa kakak lupa besokkan ada pesta di Blue Rose" kata adikku mengingatkanku.
"Oh iya ehehe" kataku sambil nyengir.
Author POV.
Mereka pun pergi membeli baju yang cocok untuk mereka bertiga, sesampainnya ditoko baju mereka memilih baju dan membelinya. Di jalan menuju istana Raika melihat pedagang sedang membawa barang dengan bantuan kuda, Raika keingatan sesuatu tapi lupa.
Diistana Raika menuju halaman belakang dan melihat beberapa kuda untuk besok, Raika jadi ingat ternyata dia lupa membeli kuda. Raika gelisah dan pergi kekamarnya, dikamarnya Raika mondar-mandir memikirkan cara membeli kuda tanpa ketahuan oleh ibu dan ayahnya. Dia menonton TV kamarnya karena bosan, Raika menonton drama kesukaannya, saat dia menonton ada aktor cowok tapi sebenarnya cewek Raika punya ide yang bagus untuk menyembunyikan identitas aslinya.
"Tapi rambutku panjang gimana ya?" pikir Raika sambil mengibaskan rambut.
Dia pergi kekamar pelayan yang biasanya merapihkan rambut anggota keluarga istana kami. Raika masuk kedalam kamarnya kebetulan pelayan tersebut tidak ada, dia melihat sebuah buku yang agak tebal dan membukannya. Setelah itu dia balik lagi kekamarnya untuk melakukan eksperimen gaya rambut yang dia lihat tadi.
"Hmmm boleh juga nih" katanya melihat cermin.
Raika POV.
Aku pun langsung berlatih memakai baju prajuritku mengikuti gerakan para prajurit seperti yang sudah
Kurekam tadi pagi.Tiba-tiba kakak mengetuk pintu kamarku.
"Oii Raika jangan dikamar mulu dong main kek sama kakak dan Fuyumi" teriak kakakku.
"I...iya" jawabku panik
Kak Mikaru segera membuka pintu dan aku makin panik, aku menyeret pedangku kebawah lemari bajuku lalu aku mematikan rekaman tersebut lalu berbaring kekasur dan pura-pura main ponsel. Kakak pun membuka pintuku.
"Hai kakak ada apa?" tanyaku dengan santai.
"Raika ayo main jangan dikamar mulu nggak bosen apa" protes Fuyumi
"Iya iya ayo main" jawabku pasrah
Author POV
Kami pun pergi keruang main untuk bermain PS( biasannya begitu sebelum Raika berubah), biasannya kami memainkan permainan bertarung, sekarang kami juga mau memainkan permainan itu.
Setelah selesai bermain Raika melihat jam.
"Waduh udah jam empat sore lagi kita udah main 3 jam" pikirnya
Raika segera kekamarnya dan dikamarnya dia mandi dan latihan lagi, sebelum latihan dia mengunci pintu kamarnya. Dia latihan dengan begitu seriusnya sampai-sampai dia melupakan pesan Yuuko dan beberapa barangnya ada yang pecah.
Sudah 5 jam Raika berlatih dia pun tertidur dengan memeggang pedangnya
Bersambung....
Hai para readers gimana ceritannya?
Maaf jika jelek karena saya masih pemula
Mohon kritik dan saran
^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Sword
FantasySeorang putri seharusnya tidak mengikuti pertarungan karena dianggap berbahaya bagi kerajaan Rose yang mempunyai banyak cabang Tetapi Raika putri dari kerajaan Puple rose ingin mengikuti pertarungan karena ia tidak ingin dia merepotkan pengawalnya ...