"Karena gue gak mau mengenal kalah sebelum gue melangkah"
.
.
.
.
.
"disini siapa yang bernama Steffi?"Pertanyaan dan kemunculan seseorang itu membuat perdebatan antara Kayla dan Steffi harus berhenti. Semua siswa di kelas juga menjadi terdiam dan menatap laki-laki yang berdiri di depan pintu kelas dengan tatapan dinginnya.
"saya kak" Steffi mengacungkan tangannya sambil tersenyum manis ke arah cowok itu. "saya Steffi"
"lo ikut gue ke aula" ujar pria itu datar.
"ngapain kak?"
"gue di suruh panggil siswa kelas 11 yang nilai kimia nya paling tinggi di tiap kelas"
"ah iya, iya kak." Steffi mulai berjalan dan dengan sengaja menabrak bahu Kayla. "bye Kayla" bisik Steffi sambil tersenyum mengejek.
"lo jalan pake mata gak sih?!" Agatha yang memang terkenal tomboy itu hampir melayangkan tinjunya kalau saja Kayla tidak menahannya.
"biarin aja Tha, gue mah selow" Kayla menepuk bahu Steffi lalu berjalan menuju bangkunya.
*****
"eh yang tadi manggil si cabe itu bukannya kak Savian ya?" Reni mulai bertanya sambil tetap memakan snacknya.
"emang kak Savian" Irene menjawab dengan mata yang terfokus ke hp nya.
"whoa gak nyangka gue, sayangnya dia tadi malah manggil si cabe itu" Reni menampilkan wajah kesalnya.
"oh jadi itu yang kalian bilang cowok most wanted di sekolah?" Irene, Reni dan Agatha serempak mengangguk membenarkan pertanyaan Kayla.
"selama ini emang lo gak tau muka nya?" Kayla mengangguk menjawab pertanyaan Agatha.
"omaygat Kay, selama ini lo kemana aja sih?" Irene mematikan hpnya lalu menatap Kayla dengan tatapan tidak percaya. Kayla menatap Irene kesal.
"mana gue tau, gue tau namanya doang gak tau muka nya, lo pada sih gak pernah nunjukin, cuman bilang dia ganteng lah, tajir lah, pintar lah,gue aja liatnya biasa aja" Kayla menyenderkan punggungnya ke kursi sambil menatap kesal ketiga temannya.
"gini ya, dengerin gue baik-baik, namanya tuh Savian Vidya Pratama, dia tuh anak ketua yayasan sekolah kita, bu Kirana, trus ayahnya itu pemilik perusahaan mobil sekaligus dokter terkenal di Jakarta, ehm kalo gak salah namanya om David, bisa lo bayangin seberapa tajirnya dia" Irene menceritakannya dengan mata berbinar. Kayla yang mendengar itu hanya bersikap biasa.
"gue tau lo pasti nganggep nya biasa karena lo hampir sepantaran dengan dia, but, dengan wajah tampannya itu dia jadi salah satu cogan most wanted di sekolah, selain itu dia satu-satunya yang mencetak rekor jadi juara satu umum di sekolah ini dari kelas 10 sampai sekarang dia kelas 12"
Kayla yang mendengar itu mulai tertarik mendengar cerita Agatha, dia mulai maju menaruh kedua tanganya di atas meja.
"juara satu umum? Tiga tahun berturut-turut?" Kayla menatap ketiga temannya dengan wajah tidak yakin. Pertanyaan Kayla di jawab dengan anggukan oleh ketiga temannya.
"gimana? Keren kan? Udah cakep, tajir, pintar lagi, tapi sayangg" Reni menghentikan ucapannya sambil memasang wajah memelas.
"tapi sayang kenapa?? Jangan-jangan dia homo?" perkataan Kayla disambut dengan pelototan tajam dari ketiga temannya.
"bukanlah, gila kali lo. Sayangnya dia susah di dekatin, dingin kayak es di kutub yang susah cair, datar melebihi papan tulis, bicaranya juga irit melebihi limbad, cuman 2 temannya aja yang bisa ngadepin sikapnya itu, temannya juga cakep-cakep sih"
"banyak loh yang mau modusin dia dengan iming-iming minta di ajarin, tapi ya gitu di tolak semua, oh iya satu lagi, si Steffi suka banget ama tuh cowok, tiap hari gue dengar dia ngomongin kak Savian mulu, pasti sekarang senang tuh bisa bicara ama kak Savian cih" Agatha melanjutkan perkataan Reni sambil berdecak kesal.
"sombong banget sih" gumam Kayla.
"tapi gue ada ide ngalahin Steffi" Kayla tersenyum licik sambil menatap ketiga temannya secara bergantian membuat ketiganya bingung.
"apaan?" Agatha akhirnya memilih bertanya karena sedari tadi Kayla hanya tersenyum sambil menatap mereka cukup lama.
"gue bakal bikin Savian itu mau ngajarin gue titik" Perkataan Kayla membuat ketiga temannya menatapnya kaget.
"LO GILA?!"
*/*/*/*/*/*
Voment nya ya, bagiin juga ke teman-teman kalian, tq
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
Teen Fictionada 2 cinta di dunia ini, cinta bahagia dan cinta sedih. Cinta bahagia, disaat kamu berhasil menggapainya, menggenggamnya, dan membahagiakannya. Cinta sedih, disaat kamu ingat akan ada saatnya kamu melepaskannya, membiarkannya menjauh, bukan demi k...