7. 4 Alasan

17 2 0
                                    

Savian berjalan di koridor sekolah, berniat menyusul kedua temannya itu ke kantin. Dia baru selesai dari ruang guru, membahas mengenai olimpiade yang akan dia ikuti nanti. Savian mengabaikan tatapan-tatapan para siswi yang menatapnya kagum, dia sudah terbiasa dengan hal itu.

Savian berhenti sejenak saat telinganya menangkap pembicaraan seseorang yang dekat dengan posisinya.

"yakin, lagian sekarang nilai gue udah lebih tinggi dari dia, dan gue bakal menang disini,kalau dia kalah gue bakal jadiin dia asisten kita selama sebulan. Gimana?"

Savian menatap seseorang yang berbicara itu dengan tatapan dingin. Kalau dia tidak salah itu namanya Steffi dan dia teman kelas Kayla. Savian mulai melanjutkan langkah kakinya menuju kantin.

****

"Kay! Itu Savian" Irene menunjuk Savian yang baru saja datang dan bergabung dengan kedua temannya.

"lah terus?" Kayla sama sekali tidak berniat menatap Savian. Dia masih fokus memakan baksonya.

"lo gak mau ngebujuk dia lagi?" Irene menatapnya bingung.

"gak dulu deh, malas." Kayla masih menikmati baksonya hingga dia teringat sesuatu. Kayla mulai menghentikan makannya lalu meminum jus jeruknya sebentar. Dia mulai berdiri dari tempat duduknya membuat ketiga temannya menatapnya bingung.

"lo mau kemana?" Agatha menahan tangan Kayla.

"gue mau ke gengnya Savian dulu" Kayla melanjutkan langkahnya dan berhenti di meja Savian.

"eh, Kayla. Ngapain kesini?mau makan bareng kakak ya?" Aldo menatap Kayla dengan tatapan menggoda, membuat Kayla ingin sekali mencakar wajah Aldo itu.

"Gue kesini mau-"

"kan gue udah bilang enggak" Savian memotong ucapan Kayla sambil menatap Kayla datar. Sementara Kayla hanya menatapnya sebentar lalu melihat ke arah Darrel.

"kak Darrel ini ganti pulpen lo yang gue ceburin ke mangkok bakso punya teman kakak. Gue ganti satu pack dan merek yang sama persis." Kayla menaruh se-pack pulpen itu di atas meja. Lalu berjalan kembali ke arah tempatnya.

Sementara Darrel, Aldo, dan Savian menatap Kayla dengan tatapan tidak percaya. Darrel mulai mengambil pulpen itu dan membuka bungkusnya.

"whoa! Emang mirip banget sama punya gue yang kemarin" Savian menatap Darrel malas.

"gue pikir bakal ngebujuk lo, buat ajarin dia, ternyata cuman mau ngeganti pulpen Darrel. Lo pasti tadi udah kegeeran kan Sav?" Aldo menatap Savian jahil. Savian menatap tajam Aldo.

"lo mau mati??" ucapan Savian membuat Aldo menggeleng namun masih tersenyum mengejek.

****

"lo ngapain kesana Kay??"

"ngegantiin pulpen punya Kak Darrel yang kemarin gue masukin ke mangkok baksonya kak Savian" Kayla kembali memakan baksonya.

"oh ia, ceritain dong kenapa tadi lo bisa berangkat bareng ama kak Savian" ucapan Reni membuat Agatha dan Irene menjadi tersedak air bakso mereka.

"njir, seriusan lo?!" Irene menatapnya kaget.

"lo benerang bareng ama dia?!" kali ini Agatha yang bertanya. Kayla hanya mengangguk pelan.

"kok bisa sihhh?" Kayla tersenyum mendengar pertanyaan Irene.

"oke dengering gue dan jangan potong ucapan gue sampe gue selesai cerita" Agatha, Irene, dan Reni serempak mengangguk sambil menatap Kayla lekat.

"jadi gini, kakak gue udah balik dari inggris, trus ternyata kakak gue kenal banget ama Savian, kata kakak gue, cuman dia yang bisa bikin Savian luluh, dan gue minta bantuan ama dia,sempat sih gue gak percaya sama kakak gue, trus gue nyuruh kakak gue buktiin dengan nyuruh Savian jemput gue, dan ternyata benar, tadi gue di jemput ama dia"

"anjir beruntung banget looo" Reni menatap Kayla dengan tatapan iri.

"kakak lo balik dari inggris? Yang cakep itu kan?" Kayla mengangguk mengiyakan pertanyaan Irene.

"oh kak Reyhan itu?? Kita kan baru liat di foto, gue kepo ama muka asli kakak lo" ujar Agatha

"datang aja ke rumah gue, kakak gue baru nyelesain kuliahnya jadi bakal netap disini terus"

"kakak lo nyelesaiin kuliahnya dalam 4 tahun dong??" Irene menatap Kayla bingung.

"lebih tepatnya 4 setengah tahun"

"whoa gue jadi pingin liat kakak lo itu" Reni berkata sambil meminum minumannya.

"Kay gue pengen tanya lo sesuatu" Kayla menatap Agatha yang sedang menatapnya dengan serius.

"tanya aja"

"gini gue pengen tau apa alasan lo pengen kak Savian yang ngajarin elo, kakak lo kan udah balik bisa ngajarin lo juga" Kayla meminum minumannya lalu menatap ketiga temannya dengan serius.

"gini, ada 4 alasan. yang pertama karena emang dia pintar, kedua karena gue mau ngalahin Steffi, ketiga karena Steffi suka sama Savian, dan yang terakhir karena kakak gue paling males kalo ngajarin gue. Lo semua ngerti kan??" Ketiga teman Kayla mengangguk paham.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang