4. Savian dan Reyhan

16 2 0
                                    

"Kayla, lo gak kenapa-kenapa kan?"
"Kayla, lo tadi gimana?"
"gue tau nih, kalau begini pasti gak berhasil"

Kayla yang tadinya menelungkupkan wajahnya di mejanya akhirnya menegapkan kembali posisinya. Sehabis bicara dengan Savian dia langsung berjalan cepat ke kelas dan mengabaikan teman-temannya. Dia benar-benar bisa gila menghadapi orang seperti Savian.

"sumpah ya tuh orang bikin gue emosi aja!" Kayla mengepalkan tangannya dengan kuat.

"gue bilang apa juga, lo bakal di tolak" Agatha menjawab Kayla dengan santai. Kayla mendengus kesal. Kayla tipe orang yang tidak suka dengan tolakan.

"liat aja tuh orang, gue bahkan bikin dia luluh kalau berhadapan dengan gue"

"terserah elo deh Kay, sekarang mending lo ceritain tadi lo di apain ama Savian" Irene dan Reni serempak mengangguk setuju dengan ucapan Agatha. Kayla menghela nafas kasar lalu menceritakan semua yang dia alami tadi saat berhadapan dengan seorang Savian Vidya Pratama.

"eh anjir, seriusan?lo gituin kak Savian?lo kayaknya satu-satunya cewe yang gituin dia disaat semua cewe di sekolah ini memujanya." Reni bertanya sambil tertawa. Kayla mengangguk membuat ketiga temannya tertawa.

"gimana gue gak gituin, gue kesal banget ama dia, sombong banget sih, gue benci tolakan" Kayla mengepalkan tangannya, melanjutkan perkataannya yang membuat ketiga temannya berhenti tertawa dan menatapnya kaget.

"dan gue gak akan nyerah!"

******

"Kay, gak papah kan kita bertiga tinggalin elo?ato mau nebeng ama gue?ato mau kita tungguin ampe supir lo datang?" Kayla menggeleng menjawab pertanyaan Irene.

"gak papah kali. Lo semua duluan aja. Lagipula gue udah nelpon supir gue daritadi pasti udah dekat tuh."

"kalo gue dapat orang yang ngempesin ban lo, gue bejek-bejek tuh orang. Tenang aja Kay" Kayla tertawa kecil lalu mengacungkan jempolnya ke arah Agatha.

"ya udah kita bertiga duluan ya?"

Kayla mengangguk. Mobil Irene mulai melaju meninggalkan sekolah. Kayla mendengus kesal menatap ban mobilnya yang kempes, setelah dia cek ternyata ban mobilnya tertancap paku mur yang cukup besar. Kayla menyandarkan tubuhnya ke kap depan mobilnya sambil memainkan hpnya.

Hingga perhatiannya teralihkan ketika melihat seseorang yang membuatnya kesal daritadi sedang berjalan ke arahnya. Kayla tersenyum tipis, dia menegakkan tubuhnya.

"pasti ucapan gue tadi udah bikin dia sadar dan dia nerima untuk ngajarin gue,pasti" Kayla bergumam pelan sambil tersenyum. Namun senyum itu berganti dengan raut wajah kesal saat Savian lewat di depannya, tanpa menghiraukannya dan berjalan ke arah mobil yang berada di samping mobil Kayla.

"Savian!" Savian berbalik menatap Kayla yang memanggilnya. Kayla berjalan mendekati Savian dengan tampang kesal.

"apa? Gue gak punya banyak waktu"

"lo udah mau mati? Wah syukur deh" Savian tidak berniat membalas ucapan Kayla, dia hanya menatapnya tajam.

"lo pasti udah tau gue kan? Jadi gue gak akan kenalan. Gue itu cuman mau lo jadi guru gue, susah amat sih"

"sekali gue bilang enggak ya enggak" Savian membuka pintu mobilnya namun kembali ditutup oleh Kayla.

"gue bayar kok tenang aja, please lahh" Kayla menatapnya dengan tatapan sok imut yang dibikin-bikin.

"gue masih punya banyak uang" tatapan Kayla terganti menjadi tajam, dia menatap Savian kesal.

"elo tuh ya! Bikin gue-" ucapan Kayla terhenti saat suara klakson mobil berbunyi dan membuat Kayla menoleh menatap mobil yang baru saja datang. Seseorang turun dari mobil itu dan membuat Kayla terkejut. Reyhan, kakaknya yang sedang kuliah di Inggris, ada di hadapannya sekarang.

"Kak Rey!" Reyhan tersenyum lalu membuka kacamatanya. Dia berjalan menuju ke arah Kayla dan Savian. Saat sudah berada tepat di hadapan Kayla, Kayla langsung memeluknya.

"ugh, adikku sayang, lama banget ya? Udah 4 tahun gak ketemu" Kayla melepas pelukannya menatap Reyhan kesal.

"ingat Indonesia lo?!" Reyhan tertawa kecil lalu mengacak rambut Kayla pelan. Mata Reyhan tertuju pada cowok yang ada di samping Kayla.

"Savian?ini elo kan?" Savian tersenyum tipis lalu mengangguk. Reyhan mendekat dan memeluk Savian. Savian balas memeluk Reyhan. Membuat Kayla menatap keduanya bingung.

"anjir, gak nyangka gue, lo sekolah disini juga ternyata. Gimana kabar lo?"

"baik kak Rey"

"kapan-kapan kita harus nongkrong bareng lagi"

"of course"

"kalian berdua saling kenal?" Savian dan Reyhan menoleh menatap Kayla.

"tentu. Eh iya tadi pak Budi bilang mobil lo nginjek paku kan? Gue udah nelfon bengkel sebentar lagi mungkin datang, jadi lo pulang ama gue" Kayla hanya mengangguk, dia masih sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan di otaknya.

"Sav, gue ama adik bawel gue ini duluan ya"

"hati-hati kak" Reyhan mengangguk lalu menarik tangan Kayla memasuki mobil.

Setelah kepergian Reyhan dan Kayla, Savian menghembuskan nafasnya kasar lalu membuka pintu mobilnya dan mulai melajukannya.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang