10. Savian is Weird

13 2 0
                                    

"mana yang namanya Kayla?!" Semua murid yang ada di dalam kelas menoleh ketika melihat beberapa senior cewek mereka masuk sambil menampilkan wajah marahnya. Anggota geng yang bernama Kara, dan yang mencari Kayla itu ketua gengnya,namanya Sintia.

"gue tanya sekali lagi! Mana yang namanya Kayla?!" Kayla mulai berdiri dari bangkunya.

"gue Kayla. Kenapa?" Sintia mulai menatap Kayla dari atas hingga bawah sambil berjalan ke arahnya diikuti oleh 3 temannya. Para siswa mulai berkerumun untuk melihat kejadian itu.

"jadi lo yang namanya Kayla?! Berani banget lo sama gue"

"ya jelas berani lah, gue disini sama kayak lo, sama-sama siswa, mau lo senior sekalipun gue gak peduli"

"berani banget lo sama gue?! Lo pikir lo siapa hah?!" Sintia hampir menampar Kayla kalau saja Agatha tidak menahan pergelangan tangan cewek gila itu.

"lepasin gue!"

"dan lo, lo pikir lo siapa di sekolah ini? Ratu? Mimpi lo. Senior kayak lo gak pantas kita anggap senior." Agatha menghempaskan tangan senior itu dengan kasar.

"gue gak ada urusan sama lo, gue punya urusan sama nih cewek cabe!" Sintia mengarahkan jari telunjuknya ke arah Kayla. Kayla hanya menatapnya tenang, seakan tidak takut sama sekali dengan orang di hadapannya itu.

"lo tau salah lo dimana?"

"mana gue tau, lo jelas-jelas belum sebutin alasan lo, bego di pelihara" Sintia mengepalkan tangannya. Menatap marah ke arah Kayla.

"lo mau cari mati?! Secara tidak langsung lo ngibarin bendera perang dengan gue!"

"gue gak peduli, mending lo pergi, karena gue gak mau ngeladenin orang kayak lo"

******

"Savian! Sav!" Darrel dan Aldo berlari menuju arah Savian yang saat ini sedang di lapangan basket sambil memainkan salah satu bola basket.

"kenapa?" Savian menjawab sambil tetap fokus mendrible bola basket di tangannya.

"Kayla, itu Kayla sama Sintia" ujar Darrel panik. Savian memasukkan bola basket itu ke ring basket kemudian menangkapnya kembali.

"gue gak peduli sama mereka berdua" Savian tetap fokus memainkan bola basketnya.

"Kayla di labrak sama Sintia di kelasnya! Dan gue rasa ini karena lo mulai dekat sama Kayla" ucapan Aldo membuat permainan basket Savian berhenti dan membiarkan bola itu menggelinding entah kemana. Savian menatap keduanya.

"seriusan gue! Bantuin gih, bukannya lo di titipin kak Rey buat ngejagain adeknya? Gue gak bisa bayangin kalo kak Rey marah besar karena ini apalagi pertengkaran ini gara-gara lo"

"Anjing!" Savian mulai berlari menuju kelas 11 Ipa 2 diikuti oleh Darrel dan Aldo.

Savian bisa melihat begitu banyak orang di kelas itu. Savian mulai menerobos kerumunan orang itu.

"gue gak peduli, mending lo pergi, karena gue gak mau ngeladenin orang kayak lo"

Savian bisa mendengarkan suara Kayla, dia berhenti melihat perdebatan keduanya sejenak. Dia bisa melihat wajah Kayla yang tenang. Sudah Savian duga, gadis itu bukan gadis sembarangan, dia bahkan tidak takut sama sekali saat di labrak oleh Sintia.

"berani ya lo sama gue!"

"terserah lo!" Kayla baru saja ingin duduk namun tangannya di tahan oleh Sintia.

"wetz, jangan pegang-pegang tangan teman saya mbak ya" Agatha menepis tangan Sintia dari pergelangan tanga Kayla.

"gue udah bilang ini bukan urusan lo" Sintia menatap tajam ke arah Agatha

"gue gak bakal ikut campur kalo lo punya alasan yang jelas ngelabrak teman gue."

"gue gak suka dia deketin Savian!"

"oke gini, gue gak punya hubungan apa-apa sama Savian, sekarang kak Sintia yang terhormat lo bisa pergi dari sini karena suasana disini sangat panas semenjak lo datang, dan gue benci suasana seperti ini" Kayla tersenyum ke arah Sintia. Savian yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

Plakk. Tamparan itu membuat suasana mendadak heboh, suara tamparan yang Sintia layangkan buat Kayla. Kayla mengepalkan tangannya. Gara-gara cewek tidak jelas ini harga dirinya tercoreng. Sialan. Savian yang melihat itu terkejut walaupun wajahnya saat ini datar. Savian mulai melangkah mendekati keduanya. Membuat penonton terdiam.

"Sintia, apa yang lo lakuin?" Kayla dan Sintia menoleh dan melihat Savian sudah berdiri di dekat mereka.

"Savian?!" Demi apapun itu Sintia saat ini sangat terkejut melihat kehadiran Savian.

"gue tanya sekali lagi apa yang barusan lo lakuin ke Kayla?" Savian menatapnya tajam bahkan ucapannya lebih dingin dari biasanya.

"Sav gue-gue cuman-"

"lo mau gue laporin ke kepala sekolah bahkan ke nyokap gue kalo lo ngelakuin pembullyan di sekolah?"

"Sav! Jangan bilang lo lagi belain cewek cabe itu"

"ck. Apa perlu gue beliin lo kaca, supaya lo bisa ngaca, siapa sebenarnya yang cabe" Sintia hampir saja menampar Kayla kalau saja dia tidak ingat ada Savian disini.

"berhenti ngelakuin hal aneh dan kembali ke kelas lo"

"tapi Sav-"

"atau gue laporin lo ke kepala sekolah dan nyokap gue selaku ketua yayasan" Savian menatap tajam Sintia. Sintia menatap Kayla kesal.

"cabut" Sintia berbalik meninggalkan kelas itu bersama gengnya, saat itu juga para siswa juga mulai membubarkan diri.

"dan lo sebaiknya gak usah ngelaporin hal ini ke kakak lo"

"lo takut sama kakak gue?" Kayla mulai duduk di bangkunya, dia tidak berniat menatap Savian.

"gue gak bakal lapor asalkan lo ngajarin gue"

"oke" Kayla sontak menatap Savian yang kini juga menatapnya.

"lo serius? Gak usah bercanda deh, gue tadi gak serius kok, biar lo nolak,gue tetap gak akan ngelaporin lo ke kak Rey"

"gue bakal ke rumah lo jam 4 nanti" Sehabis berkata seperti itu Savian berjalan meninggalkan kelas Kayla. Kayla menatap kepergian Savian dengan bingung.

"Kay lo gak papah kan?" Kayla menoleh, melihat Reni dan Irene menatapnya khawatir.

"sorry tadi gak bisa bantuin lo, kita mah gak pemberani kalo berhadapan dengan kakak kelas kayak lo ama Agatha tadi" Ucap Irene diikuti anggukan dari Reni.

"santai aja kali, gak papah kok, gue paham" Kayla tersenyum menatap kedua temannya. "syukur deh"

"gue tadi dengar kalo lo bakal di ajar ama kak Savian. Berhasil dong elo" ucapan Agatha membuat Reni dan Irene terkejut.

"seriusan lo?" Kayla mengangguk

"kalian ngerasa gak apa yang gue rasain saat Savian bilang gitu?" Kayla menatap ketiga temannya lekat.

"lo jatuh cinta ama dia?" tebak Irene membuat Kayla menatapnya kesal.

"ya kali! Bukanlah"

"lah terus apaan?" Kayla terdiam sejenak belum berniat menjawab pertanyaan Reni. "gue ngerasa Savian is weird"

*****

"Savian!!" Savian yang akan membuka pintu mobilnya harus berhenti dan melihat siapa yang memanggilnya. Dia bisa melihat Kayla yang sedang berlari kecil ke arahnya.

"lo serius dengan ucapan lo tadi?"

"hmm" Savian mulai menaiki mobilnya.

"Sav,"

"gak usah banyak tanya sekarang lo pulang, kakak lo bisa tanya macam-macam ke gue kalo lo gak pulang" Savian menutup pintu mobilnya lalu melaju pergi.

"dasar es! Awas aja tuh orang kalo sampe bohong!" Kayla mulai berjalan menuju mobilnya, dia bahkan menutup pintu mobilnya dengan kasar saking kesalnya

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang