8

15 2 0
                                    

Siyeon akhirnya mendaratkan tempat pilihan untuk menenangkan dirinya di perpustakaan

Menurutnya, tempat ini sangat aman dan strategis karena teman-temannya tak ada yang terpikir untuk menemui Siyeon disini

Siyeon sendiri mengakui ini pertama kalinya ia memasukki ruang penuh buku ini. Ia bukan tipe orang yang suka berdiam diri di tempat yang hanya berisi kesunyian

Tapi untuk sekarang dia perlu tempat seperti ini karena masalahnya tadi

Siyeon benar-benar tak habis pikir dengan Donghyun. Semudah itukah ia percaya kebohongan dari mulut Chaeyeon?

Memang benar, jika Siyeon menjadi Donghyun, ia akan mendengarkan omongan orang yang ia sukai

Tapi tidak sampai seperti itu. Tak hanya menyangkal alasan Siyeon yang tentu saja lebih benar, Donghyun juga hampir memukul Nayoung hanya karena Chaeyeon! Ia tidak bisa membayangkan jika Woojin tidak datang tepat waktu

Siyeon memilih duduk di paling pojok dan di sebelah jendela besar. Ia tidak peduli jika tertinggal bimbel fisika yang baru saja dimulai. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya

Meskipun jam bimbel kedua sudah dimulai, tapi suasana perpustakaan saat itu tidak bisa dibilang sepi

Ini dikarenakan banyak siswa-siswi yang Siyeon rasa murid tingkat A sedang berada di perpustakaan. Menurut beberapa obrolan anak di sekitarnya, ternyata mereka sedang ada tugas bimbel berkelompok

Dan sepertinya tingkat A putra dan putri menerima tugas yang sama sehingga mereka mengerjakannya secara bersamaan di perpustakaan

Siyeon yang tadinya tidak mau tahu dengan sekitarnya seketika menegapkan tubuhnya saat menyadari sesuatu

Tingkat...A? Itu kan...

Ia mengalihkan pandangannya dan matanya menyusuri objek yang awalnya ingin dia temui

Tapi sejauh mata memandang ia tidak menjumpai tujuannya itu

Kembali ke niat awal, Siyeon menelungkupkan wajahnya ke meja dan menaruh kedua kakinya pada kursi di seberangnya (paham posisinya? Jadi Siyeon tidur di meja tapi kakinya diselonjorin/? di kursi depannya)

Ia membuka matanya sedikit saat luka yang kini telah menjadi sebuah tanda itu bersinar cukup terang dan membuat Siyeon harus menutupnya dengan lengan sweater nya

Sret

Tiba-tiba kursi yang ada di hadapan Siyeon tertarik, ah tidak, lebih tepatnya ditarik oleh seseorang dan membuat kakinya jatuh menimpa pijakan di bawah meja yang memang digunakan untuk pijakan kaki

Sontak saja ia mengaduh sambil memegangi kakinya yang kesakitan

"Assh... yya kau sengaja ingin memancingku membuat kebisingan ha?"

Siyeon berbicara dengan nada pelan karena ia masih tahu tempat dan malu

Sedangkan orang atau tepatnya pria pelaku penarikkan kursi tadi tetap fokus membaca sebuah buku dan beberapa kali menulis di buku lain dengan wajah datar

Siyeon mendecak sebal dengan reaksi Ong lalu mengusap-usap kakinya yang terasa sakit

"Dasar sialan"

Ia terus-terusan mengumpat yang ditujukan pada manusia datar di depannya ini

Tapi seketika ia teringat sesuatu

Wajah itu... pandangan datar itu... diam itu...

Dugh!

Siyeon berniat mengangkat kepalanya untuk meyakinkan apa yang dia lihat tapi nahas, kepalanya terbentur ujung meja karena ia tadi menunduk untuk melihat bekas kemerahan di kakinya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

365 Days [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang