Prolog

2.9K 284 24
                                    


Pesta topeng.

Suatu undangan yang sangat Yuki impikan sejak kecil. Siapa sangkah dirinya mendapatkan undangan berharga itu. Dari semua pesta yang ada, hanya satulah yang belum pernah Yuki hadiri, yaitu pesta topeng. Sebenarnya ia mempunyai satu masalah, pasangan. Ayolah, demi apapun itu. Kenapa harus hal itu yang belum Yuki punya. Pasangan, pasangan, dan pasangan.

Sayangnya Yuki tidak terlalu memperdulikannya.

"Sepertinya sudah cukup," yuki tersenyum didepan cermin lalu mengambil topeng yang sudah ia persiapkan. Bahkan penampilan perempuan itu sangatlah menawan, dengan dress panjang berwarna biru cerah dengan high heels 15 centi.

Yuki keluar dari kamar, berbalik dan berjalan menuruni anak tangga. Suara langkahnya yang terdengar membuat Xiver menoleh. Saat melihat Yuki berpenampilan sangat menawan justru memancing kekesalan Xiver. Laki- laki itu menatap tidak suka.

"Ck, kali ini tempat apa yang ingin kau datangi? Pemakaman?" nada bicara Xiver sungguh tidak bersahabat namun bagi Yuki ini sudah biasa. Lalu cewe itu berjalan mendekati Xiver, mengangkat dagunya seakan dirinya sombong.

"Ayolah, Xiver. Apa kau tidak senang dengan penampilan ku?" Yuki memutar badannya membuat dress panjangnnya itu bergerak indah. "Bahkan aku terlihat cantik bukan?"

"Tidak sama sekali," jawab Xiver tidak suka.

Yuki mendelik lalu mengibaskan kan tangan tidak perduli. "Terserah apa katamu, yang jelas jangan pernah menganggu atau mengawasiku untuk hari ini."

Xiver mengertakkan giginya. "Lebih baik kau pergi atau semua barang dirumah ini akan melayang kearahmu!"

"Uh, aku takut," ucap Yuki meledek lalu cewe itu bersedekap. "Bahkan jika aku mempunyai secuil luka dan itu karnamu, Xiver. Daddy akan langsung memenggal kepalamu. Jadi, jangan pernah mengancamku!"

"Kau!" Xiver menunjuk wajah Yuki. "Cepat pergi dari sini!"

Yuki tersenyum miring lalu melangkah keluar rumah dan tidak memperdulikan Xiver, kakaknya yang berbeda dua tahun ditatasnya. Nama lengkapnya adalah Xiverio Orlando Atmidja.

Yuki memasuki mobil mewahnya lalu memasang stalbet dan mulai berangkat ke pesta topeng.

☕☕☕

Suara dentuman musik yang sangat keras membuat gendang telinga Al terasa pecah berkeping- keping. Cowo itu mengumpat lalu melirik kearah Stefan yang justru berjoget- joget aneh, membuat Al seketika bertanya pada dirinya sendiri.

"Dia bener temen gue bukan sih?"

"Fan, Stefan oi budeg?" Al mencoba memanggil temannya itu dengan keduatangannya menutup masing- masing kedua kupingnya. Sayangnya Stefan tidak mendengar.

"Stefan tai!" cowo itu berteriak tepat disamping telinga Stefan, membuat yang diteriaki mengusap- usap kupingnya lalu menoleh.

"Apa nyet?" tanya Stefan kalem.

"Pala lo gundul manggil gue monyet, dasar tai!" Al tidak terima lalu melirik sekitarnya tidak nyaman. "Gue mau pulang. Tapi gue nggak tau jalannya, hp gue low."

"Terus?!" tanya Stefan agak berteriak karna suara musik mampu menandingi volum bicaranya.

"Ya lo anterin gue pulang lah, gue kesini naik mobil lo kipas!" Al jadi kesal sendiri.

"Lo gila ya?" Stefan tampak tak terima lalu mengambil gelas yang terisi dengan win dan menenengguknya. "Gue nggak mau."

Bahkan mata Stefan sudah mengantuk karna efek meminum terlalu banyak akohol, tapi cowo itu enggan mengahiri. "....Mending lo pulang duluan aja, gue masih mau seneng- seneng disini," Stefan mengambil kunci mobilnya disaku celana. "Lo tau jalan kan?"

"Iya, gue tau," bahkan Al sama sekali tidak tau jalan keluar dari gedung berlantai 10 ini. Tapi karna dirinya tidak kuat dengan suasananya ahirnya Al mengambil kunci mobil Stefan dan berbalik.

Tapi,

"Terus lo dimana?" cowo itu baru mengingat jika Stefan hanya membawa satu mobil.

"Gue disini lah bego!" Stefan berucap, bercanda karna reaksi minuman tadi.

Al menggeleng lalu segera pergi meninggalkan Stefan yang semakin mabuk. Bukan hanya itu, tapi Al sudah sangat merasa geli sendiri saat dua perempuan mulai mendekat kearah Stefan. Dan sekarang otak Al sudah dipenuhi dengan pikiran negativ tentang Stefan.

Sebenarnya ini pesta topeng atau acara clubbing besar- besaran sih?!

Muak. Al mencoba menghindar dari orang- orang tidak jelas disekirarnya, terutama dari sekian banyaknya perempuan yang haus akan dirinya. Memikirkannya saja al ingin mual.

Cowo itu berhasil menyelip lalu keluar dari kerumuhan orang- orang aneh. Tangannya membuka knop pintu utama. Sebenarnya dia binggung, bukannya sewaktu ia datang ada lima penjaga, lalu kemana mereka semua? Ah, masa bodo.

Sayangnya Al terlanjur menemukan jawaban untuk hal itu, disisi pojok ruangan. Lima penjaga itu tidak lain melakukan apa yanh dilakukan dengan orang- orang aneh didalam sana.

"Dosa, Al, dosa. Mending lo cepet pulang, cuci muka terus meluk Bunda," Al cepat- cepat berbalik dengan berlari sekencang mungkin sampai ia tidak tau, dimana dia sekarang.

Terjebak dalam ruangan kosong yang terdapat tiga pintu. Bahkan Al tidak tau, mana pintu keluar yang benar terlebih ia belum menemukan lift dalam ruangan ini.

☕☕☕

Yuki berjalan dengam gontai seraya berpegangan pada tembok sedangkan satu tangannya memengai keningnya yang berdenyut.

"Ah, sial!" umpatnya. "Aku terlalu banyak minum win!" Yuki kembali memengangi keningnya. Perempuan itu mencoba untuk berjalan, untung ia berada diruangan yang sepi, hanya ada dirinya.

Saat ia membuka knop pintu, pandangannya semakin buram dan ia hampir terjatuh.

"Dimana ponselku?" perempuan itu mencari ke tas kecilnya, tapi tidak ada.

Kesal. Ahirnya Yuki mencoba untuk berjalan dan membuka knop pintu tadi. Dan alangkah terkejutnya saat melihat ada satu laki- laki yang ada satu ruangan bersamanya. Persetan dengan laki- laki itu, Yuki malah mendekat.

Kepalanya semakin pening. Tanganya kanannya memengang pundak Al untuk menompang tubuhnya yang hampir jatuh.

"Eh, lo- anda siapa- eh kenapa ini?" Al panik sendiri saat tubuh Yuki mulai kehilangan keseimbangan. Tangan Al berusaha menjauhkan tubuh Yuki dengan menahan pundak cewe itu. Dan Yuki sebaliknya, berusaha menggapai tubuh Al.

"Ba-- bantu aku," ucap Yuki susah. Pandangannya mulai kabur, dan konsentrasinya mulai menghilang. "Aku ingin pulang."

Al kehilangan kata- kata saat Yuki membuka topengnya dan memperlihatkan wajah aslinya yang menawan. ".... aku mohon,"

"Etdah, mbak, saya juga mau pulang kali bukan mbak doang," sebenarnya Al hampir terpesona akan wajah Yuki tapi ia menahan. Bahkan Al sama sekali tidak mengenal siapa perempuan didepannya ini.

"Mbak, saya moh---" Mata Al melebar saat tiba- tiba Yuki mencium bibirnya dengan cepat lalu cowo itu memekik. "Ya ampun, bibir gue!"

Dan setelah itu Yuki terjatuh dengan posisi tengurap diatas badan Al.

"Mbak belum mukhrim, mbak!"

☕☕☕

Next or No? :/
Prolognya kurang
nyambung sama
sipnosis ;( ya gk sih?

[KSS- 2] Annoying BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang