Kalau hari-hari biasanya Al menjadi moodboster bagi semua temannya disekolah. Mungkin tidak untuk sekarang, moodnya buruk seperi burung gagak sih pembawa berita kematian manusia. Lihat saja wajahnya, kusam, dan sedikit aura gelap.
Bel sekolah mulai berbunyi menandakan jika kelas akan segera dimulai. Al membuka bukunya, tapi sepertinya ia salah membawa buku pelajaran. Matanya lalu tertuju pada guru pertama yang masuk ke dalam kelas. Matanya mendelik malas.
Al berdiri dan pergi meninggalkan kelas saat Pak Budi baru saja duduk. Melihat itu, Stefan berbisik pelan pada Danu. Mengatakan jika nanti Pak Budi mencari mereka, jawab saja ada keperluan dengan Kapsek. Dan Danu menjawabnya dengan mengangkat jari jempol.
Stefan mengejar Al dari belakang.
"Al!" panggil Stefan.
Cowo depannya menoleh malas. "Apa?" lalu kembali berjalan.
Kini posisi mereka sudah sejajar. "Lu mau kemana?" Tanya Stefan.
"UKS," Al menjawab acuh. Stefan menaikan satu alisnya. "UKS? Lu sakit?"
"Sakit hati," sahutnya.
"Bodo!" ujar Stefan acuh. "Sejak kapan lu jadi baperan gini sih."
Al membalas dengan delikan. "Lu kalau mau adu bacot jangan sekarang, gua lagi males. Mending lu balik ke kelas."
"Lu ngusir gua?" Stefan berhenti berjalan. "Oke. Gua balik, bye!"
Al sempat binggung dengan respon Stefan yang secepat itu. Biasanya Stefan tak mau mengalah dan akan terus mengekori Al sampai cowo itu kembali seperti semua. Melihat Stefan yang berjalan kembali ke kelas ahirnya Al hanya mengedikan bahu acuh.
Sebenarnya Al tidak berniat pergi ke UKS. tapi parkiran sekolah untuk mengambil motor sportnya.
Mungkin hari ini Al harus bolos. Persetan dengan hukuman. Al sudah kebal, jadi hal seperti ini biasa untuknya.
☕☕☕
Jika hari biasanya Yuki harus menelfon Al, menanyakan tempat untuk kegiatan les mereka. Kali ini Yuki hanya malas-malasan di kamar. Dari zaman Yuki tinggal bersama Neneknya, umur 5 tahun. Baru kali ini Yuki tidak melakukan apapun, lebih tepatnya tidak memiliki kegiatan yang harus ia lakukan.
"Somebody help me!" Yuki berteriak kepada udara kosong. Pandangan matanya mengarah ke langit kamar yang berwarna Biru tosca. "Ngapain kek? Masa iya udah jam 1 siang aku masih pake piyama! Hello dear."
Yuki menganti posisi bandannya menyamping dan mengotak atik Iphone miliknya yang kosong tanpa notif. "Jam segini sepi? Tumben?" lalu melempar asal Iphone gold itu.
Karna lama suntuk. Ahasil cewe berpiyama itu bangun dan berjalan malas keluar kamar.
"Kak Xiver!" Yuki berteriak dari atas memanggil kakaknya. Namun jawabannya hanyalah keheningan. Beberapa detik setelah itu Bi Marti menyahut.
"Den Xiver kan lagi kerja Non." Yuki mengangkat jempol. "Iya, Bi. Aku udah tau." Jika sudah tau kenapa tadi Yuki berteriak memanggil Xiver. Saat Yuki kembali masuk kedalam kamar, di bawah Bi Marti memasang wajah aneh.
"Non Yuki kenapa ya?" gumamnya. Kemudian Bi Marti kembali acuh. "Udahlah, mending saya balik ke dapur."
Di dalam kamar, Yuki memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Saat baru ingin memasuki kamar mandi, Ipnonenya berbunyi dan segera ia mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KSS- 2] Annoying Brondong
Short StoryDia cuma Adik, nggak lebih dan nggak kurang. -Yuki Jangan anggap gua Adik, please ini menyakitkan :(. -Al