Kering tenggorokan mampu merusak merdunya suara
Hati yang kosong mampu merobek mental yang kokoh
Sayang, ini hanya bercanda
Haus hati tanpa jiwaMendengar, berpura-pura tak tahu
Rasanya ada, anggap dirinya berlebihan
Agar semua tak lagi anggapan acuh
Mulai coba cari perhatianGumam mulut ini tak kau pahami
Hujan datang membantu
Tapi terlambat..
Aku sudah tak tahan lagiKau tahu pasak tak akan mampu menyangga lebih tinggi dari pada tiang
Begitu pula yang sekarang ini menggeliat
Aku yang merintih tanpa henti
Aku sekarat, aku yang gemetar
Aku yang sejajar dengan tanahAku mulai bingung
Apa itu rutinitas?
Apa maksudnya manusia perlu makan?
Kenapa sekarang aku tak mengerti harus bagaimana?
Untuk apa aku?Bagaimana dengan sebutan 'Ibu' atau 'Bapak' ?
Jelaskan kenapa aku butuh dua orang itu?
Rasa ingin itu mengelabuiku
Seakan aku harus selalu bilang 'iya'Menyingkap semua gelora yang ada
Ternyata selama ini diri itu tak benar bersamanya
Tapi hanya berusaha hadir didalam mereka
Berusaha tersenyum untuknyaHinggap tapi terusir
Tetap diam bertahan tapi butuh makan
Berusaha namun sayapnya lemah
Bertopang rasa sedih serta bayangan dalam batas kehancuranTanggal 2 Juli 2017
Pukul 10:41 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Retorika: Live and Love
PoesieAku tidak bisa menggambarkannya sendiri! Mari kita bersama.