♡: chapter seventeen

1.1K 221 28
                                    

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️
Guanlin melihat jam di dindingnya. Sudah pukul 8 malam, bukankah harusnya Seonho sudah datang ke rumahnya? Guanlin mengambil handphonenya, lalu mengirim pesan singkat pada Seonho.

Tak lama, Seonho membalas dan memberi tahu bahwa makan malam mereka bahkan belum di mulai.

"Halo, Seonho?" Guanlin menyapa seseorang di ujung telepon.

"Guanlin, sepertinya aku tak jadi datang. Besok saja, ya?"

"Ya, tidak masalah. Tapi, kenapa makan malamnya belum dimulai?"

"Kami masih menunggu anak dari paman yang ikut makan bersama kami. Sepertinya dia tersesat."

"Kenapa tidak dicari atau dijemput saja?"

"Aku tidak tahu."


-

Short messege


Ayah, apa kau yakin alamatnya di jalan xxx blok 6?

Ya, ayah ada di sana

"Aku mohon... jangan sampai..." batin sang pengirim pesan.

-

"Guanlin! Mama suruh buang sampah!!" Erin, adik Guanlin. Berteriak dari bawah.

"Kau kan juga punya tangan dan kaki, kenapa harus aku?"

"Cepat turun dan buang sampahnya!" Teriak ayah berpihak pada Erin.

"Baiklah." Kesal Guanlin. Tapi tetap saja, akhirnya ia menurut dan bangkit membuang sampahnya.

-

"Shit, ya Tuhan! Aku hanya ingin menghilang sekarang!" Jinyoung yang berjalan menyusuri jalanan malam itu hanya bisa mengumpat sebanyak-banyaknya.

Ia sangat kenal jalanan ini.

Bagaimana tidak? Ini jalan menuju blok rumahnya dulu, dan tentu saja rumah Guanlin juga.

Yang artinya. Rumah Seonho juga ada di sana.

Jinyoung terus berjalan, wajahnya tetap menatap kakinya yang terus menapak. Jika tahu begini, lebih baik dia mengiyakan ajakan Jihoon untuk pulang bersama tadi.

Jinyoung terus berjalan tanpa memperdulikan apapun. Sebelum seseorang memanggilnya.

"Jinyoung!"

Yang di panggil mengangkat kepalanya, mata mereka bertemu. Setelah sekian lama.

"Oh, hai!"

Guanlin membuang sampah yang ada di tangannya dan segera memeluk Jinyoung.

"Wah, kak Jinyoung! Kau sudah sangat tinggi! Aku rindu padamu." Walau sedikit kesal pada Jinyoung beberapa waktu yang lalu, tapi Guanlin tidak berbohong tentang rasa rindunya. Bagaimanapun mereka pernah bersahabat, mungkin sekarang masih.

"Tentu saja, hahaha, aku juga rindu padamu Guanlin."

Guanlin melepaskan pelukannya. Entah mengapa perasaanya menjadi sedikit tidak enak sekarang. Ia merasa bersalah pada Jinyoung.

"Ah Guanlin, kau pacaran dengan Seonho, ya? Sejak kapan?"

"Maaf kak..."

"Kenapa harus minta maaf? Kau tahu? Aku turut senang!"

YOUTH ➖ GuanHo✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang