♡: chapter five

2.2K 431 30
                                    

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️

[Seonho pov]


Pagi itu setiap anggota kelasnya tampak sangat bersemangat. Bagaimana tidak? Pelajaran olahraga pada jam pertama, lega sekali. Tentu saja karena badan masih sangat fit untuk olahraga, dan mereka sudah boleh menggunakan seragam olahraga dari rumah.

Tapi jauh sebelum itu, ia mengirim pesan padaku. Aku jauh lebih semangat karena ini, alasan yang membuatku berdiri di pinggir lapangan.

"Seonho, jangan lupa sarapan ya? Jika kau rindu aku, datanglah ke lapangan pada jam pelajaran pertama."

Tapi tak tahu kenapa, malah rasa jahilku yang timbul saat membacanya. Aku membalas pesannya di balik kerumunan siswi lainnya, sambil terkekeh menatap senyumannya yang manis hari ini.

"Aku tidak sekolah hari ini. Haha, kau bercanda ya? Aku tak rindu padamu! Semangat untuk hari ini."

Kemudian tak ada balasan apapun. Aku rasa dia percaya, mungkin. Sekarang pacarku itu hanya diam berdiri di samping teman-temannya. Tak ada senyum sedikitpun, yang tadi aku saksikan, sudah hilang. Sebenarnya aku tak pernah menyangka responnya akan seperti itu.


Jika aku pikir-pikir, aku dan dia memang beda kelas, jadi wajar jika dia tak tahu aku berbohong dan sebenarnya masuk sekolah. Jadi... apa aku berhasil menjahilinya?

"Wahh. Kak Guanlin kenapa?"

"Kau lihat? Dia seperti mau pingsan."

"Tidak, dia sudah pingsaaann!!!"

Aku yang tadinya tak peduli dengan teriakan-teriakan para adik kelas itupun, akhirnya mencari-cari keberadaan Guanlin. Mataku menemukannya. Tubuhnya sudah diangkat teman-temannya.


Saat itu juga, aku berlari ringan menyusul Guanlin.

Aku tak menyangka teman-temannya hanya mengantarkannya saja, tidak menemaninya? Tak ada sedikitpun bentuk pengobatan yang mereka berikan pada Guanlin.

️️ ️️—
️️ ️️

"Bodoh! Aku benar-benar bodoh!" Aku duduk di ujung ranjang UKS sambil menepuk-nepuk kepalaku sebagai bentuk penyesalan.


"Hm, kenapa sih? Katanya ada yang tidak merindukanku?" Guanlin ternyata sudah sadar, iya terkekeh pelan. Wajahnya benar-benar lemas.

"Maaf..."

"Gamau!"

Jleb. Tiba-tiba aku khawatir. Nada bicara Guanlin sedikit menjadi serius. Aku menatap wajahnya, tapi seketika dia memalingkan wajahnya. Dia marah?


"Hikss.. Hikss.. jangan membenciku..." Aku terisak sedikit. Ujung mataku melihat tubuhnya berdiri.

Berdiri meninggalkanku.

Bahkan terdengar suara pintu tertutup. Sepertinya dia benar-benar marah.


Aku pun ikut berdiri. Mataku masih berlinang air mata. Dadaku sangat sesak saat ini. Aku tak ingin Guanlin membenciku!

"Jahil! Jangan pernah berbohong lagi!" Tangan seseorang berada melingkar padaku dari belakang. Memelukku.

"Tak usah khawatir. Ini semua bukan karenamu. Aku hanya belum sarapan." Suaranya kembali melembut. Seperti Guanlin yang aku suka.

"Lalu.. kenapa tadi kau meninggalkanku? Bahkan mengurungku di sini!?" Aku meminta penjelasan.

"Ha? Aku tak pernah meninggalkanmu..."

Aku hanya diam. Sedangkan Guanlin sepertinya sedang berpikir.

"Ahhh, yang tadi?"

Tangannya memutar tubuhku agar bisa berhadapan dengannya.

"Aku hanya menutup pintu UKS, bukan mengurungmu."

"Untuk apa?"

"Entahlah. Hanya memastikan tak ada yang mengganggu momen romantis kita."

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️

️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️
VOMMENT JUSEYOOOO💖💖💖

Dah double update nih, ga vote / comment gua jambak. Wkwk💃💃

YOUTH ➖ GuanHo✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang