"good bye"

2K 103 3
                                    

Irene yang sedari tadi menggenggam erat koper putih nya terlihat gelisah. Ia menarik nafas nya panjang. Mungkin seseorang yang ia tunggu saat ini tidak akan datang untuk mengantarkan kepergian nya ke korea.

"Irene, ayuk nak. Check in nya udah dibuka. Kita harus segera tiba di seoul. Karena mami punya jadwal meeting nanti malam". Irene mengangguk mengerti.

Nampak seseorang gadis cantik dengan menggunakan topi fedora biru langit tergopoh gopoh menghampiri mereka. Gadis itu mengatur ritme nafasnya yang sesak demi mengantarkan orang tua dan kakaknya ke bandara.

"somi, kamu hampir aja terlambat nak". Somi dengan cepat memeluk maminya itu. Dan Irene mengelus punggung adik satu satunya.

"aku bakal kangen banget sama mama". Maminya tersenyum dan mengusap air matanya yang mulai menetes. Irene kemudian memeluk somi dari belakang.

"lo baik baik ya mi disini. Kuliah yang bener. Dapet nilai yang baik agar bisa ngebanggain mami, papi dan gue". Ujar Irene pada adiknya jeon somi.

Somi kemudian memeluk kakaknya yang terpaut agak pendek darinya itu.

"lo juga ya kak. Semoga kuliah lo lancar di sana. Dan semoga lo bisa jadi idol yang sesungguhnya yang selama ini lo impikan". Irene tertawa kecil.

"lo apa apaan sih mi. Gue kesana mau belajar desain. Bukan buat jadi idol kpop". Somi tertawa mengejek kakaknya. mengingat betapa dulu kakaknya itu sangat gemar menari dan bernyanyi layaknya seorang idol waktu kecil.

"oh iya, sekalian cariin oppa korea buat gue ya kak. Hehehe". Irene mengangguk sambil berusaha menahan tawanya.

"eh udah udah. Somi kamu jaga diri baik baik ya. Dan jangan pernah membawa laki laki masuk ke apartemen kamu. Cukup kuliah aja yang bener. Oke? Miss you sayang". Maminya mencium kening somi.

"Miss you to mi, kak. Bye... ".
Irene menyambut lambaian tangan somi ketika ia dan maminya sudah Check in di dalam.

Ketika di ruang tunggu, Irene terus saja mengecek handphone nya. Dan berkali-kali berusaha untuk menelepon seseorang. Seseorang yang belum sempat ia kabari akan kepergian nya.

"Irene, kamu masih mikirin dia ya? Udah dong nak, dia pasti ngerti kamu itu kesana buat belajar. Dia pasti setia sama kamu. Kamu nggak perlu khawatir gitu". Elusan tangan itu terasa hangat di rambut pirang Irene.

Senyum irene menghangat ketika ia mendapat pesan dari seseorang.
Jaga diri baik baik ya ren. Aku bakal nunggu kamu disini. Aku akan setia sama kamu. Jadi kamu nggak perlu khawatir. Good luck for your school

Flashback on

Kaki itu tak dapat berhenti untuk diayunkan. Duduk tenang menunggu seseorang di rumah pohon ini adalah sesuatu yang paling di sukai irene. Ia melihat arloji putih kemasan miliknya yang melingkar sempurna di tangan mulusnya. Dan waktu pun menunjukkan pukul setengah enam. Ia menatap langit, hatinya sudah tidak sabar untuk menunggu sinar jingga yang terukir hangat di sekeliling matahari. Dan itu juga salah satu hal yang paling disukainya.

Tiba tiba kedua telapak tangan seseorang hinggap menutupi kedua mata irene dengan lembut. Irene tersenyum geli.

"va, udah deh. Kamu kebiasaan banget sih ngagetin aku". Ujarnya manja.

Alva kemudian tertawa dan duduk di samping irene. Perlahan ia menggenggam lengan irene.

"aku selalu pengen kita ngeliat sunset pagi ini setiap hari. Sayangnya cuma bisa hari minggu". Irene tersenyum manis.

Seoul Voor Liefde ~chanrene~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang