"do you accept me?"

420 46 0
                                    

Flashback on

"irene!".

"hah?!". Irene lantas tersentak.

"awas lo entar naksir sama gitaris nya". Irene menepuk pelan temannya yang terkekeh.

"ih apaan sih lo wen! Nggak lucu bercanda lo". Irene memanyun.

"lagian lo ngeliat nya serius banget. Sampe copot tuh mata".

Irene makin terkejut ketika seluruh siswa di jakarta internasional high school bertepuk tangan yang meriah untuk Band terpopuler di sekolah mereka yang baru saja tampil menyanyikan lagu ciptaan mereka.

Irene lantas tersenyum kecil.

"ren! Gue mau nyamperin gebetan gue dulu ye". Irene mencibir melirik wendy.

Tak lama setelah wendy pergi, irene juga lekas melangkahkan kakinya ke belakang panggung.

Irene tampak seperti mencari sesuatu di ruangan perlengkapan belakang panggung itu. Matanya tak henti ia gerakan demi menemukan sosok yang dicarinya.

"woy!".

"hah!!!". Irene memekik terkejut karena seseorang menepuk pundaknya.

"ngapain lo disini?". Yang dicarinya pun kini bertanya.

"oh elo. Em, em, gue mau bilang penampilan lo ternyata oke juga. Selamat ya". Ucapnya gugup. Cowok ini mengernyit.

"lo kesini cuma mau bilang gitu doang ke gue?". Irene terlugu. Ia memutar bola matanya seperti mengingat sesuatu.

"lo nggak lupa kan sama janji lo?".
Mereka berdua perlahan tersenyum.

°°°°

"karena lo menang dalam taruhan kita. Dan gue yang kalah. Sesuai janji gue, gue akan ngajarin lo main piano".

Irene mengusap penutup tuts piano itu dan membukanya.

"lo yakin, lo bisa main piano? Kayanya piano nya aja keliatan udah lama nggak dipake".

"aduh lo bawel deh! Kalo nggak mau ya udah". Irene mulai menggerutu karena cowok itu.

"eh iya iya. Sori, soalnya lo keliatan meragukan gitu". Irene mulai menekan tuts piano itu dan menghasilkan bunyi nada yang mirip dengan lagu favorit nya "ariana grande - one Last time".

Ia merasa ia begitu cepat untuk masuk ke dalam melody yang dimainkan irene secara lembut. Namun, satu yang tak bisa ia bohongi. Bahwa, ia tidak benar benar melihat bagaimana jari itu dengan lihai menari diatas piano, namun ia justru memandang irene. Dengan wajah yang dimiliki gadis itu yang perlahan melunakkan hatinya.

Tak lama kemudian usai sudah lagu tersebut. Irene mengangkat wajahnya menatap cowok di sampingnya.

"lo mau main piano sambil berdiri?". Sindir irene. Pria jakung itu lantas duduk di samping irene. Sampai tak ada celah diantara mereka.

"lo ikutin gue ya".

Setelah beberapa menit irene mengajarkan satu lagu tersebut. Cowok tampan itu kini mulai terbiasa dengan not piano dihadapannya. Dengan girang ia terus memainkan piano itu dengan waktu belajar yang terbilang singkat.

"va". Ucap irene setelah akhirnya alva selesai membawakan lagu itu.

"mmm...". Alva memandang irene dengan jarak wajah yang terpaut dekat.

"kalo gue boleh tau, kenapa sih lo mau belajar musik? Nggak drum, gitar, vokal, piano. Semuanya itu hampir bisa lo kuasai".

"ya, impian gue kan mau jadi musisi. Gue mau dikenal banyak orang karena musik". Irene mengangguk.

"kalo lo? Lo pasti mau jadi pianis ya?".
Cewek itu menghela nafasnya. Dan alva dapat merasakan itu.

"tadinya. Tapi orang tua gue, lebih setuju kalo gue jadi desainer. Ya kali, orang yang udah bersahabat sama musik disuruh bersahabat sama gambar". Alva terdiam. Menurut nya kedua impian itu terdengar cocok untuk irene.

Alva tersenyum dan refleks merangkul irene dengan lengan kanannya.

"udah lo jangan murung gitu. Gue yakin kok, apapun masa depan lo, selagi itu positif lo pasti bisa ngejalaninnya". Irene mengangkat wajahnya memandang wajah alva yang sedang dikaguminya saat ini.

Lantas ia membalas senyuman alva.

"makasih ya va. Selama ini lo selalu ada buat gue". Alva mengangguk mantap.

Irene masih tetap pada senyum terbaiknya.

"senyum lo cantik". Akhirnya unek unek Itu keluar dari hati alva.

"ih apaan sih alva biasa aja kali". Wajah irene refleks memecah.

Alva melepas rangkulannya.

"gue nggak bisa biasa biasa aja buat ngagumin senyum lo".

Irene dan alva tertawa seketika dan melanjutkan permainan piano mereka.

°°°°

"jadi, ini tempat favorit lo?". Irene mengangguk. Setelah akhirnya ia sampai ke rumah pohon itu.

"bagus juga ya, pemandangan nya". Alva menatap taman dengan bunga bunga indah yang dikelilingi pohon cemara di hadapan rumah pohon ini.

Irene yang duduk disamping alva memejamkan matanya, mengangkat wajahnya dan menarik nafas sepanjang panjangnya kemudian tersenyum membuat alva terheran.

"lo ngapain kaya gitu?".

"gue lagi belajar buat mencintai diri gue sendiri".

Mata alva tak luput dari senyuman manis irene. Ia tak bisa mengurung hatinya terus menerus seperti ini. Perlahan ia menarik kedua tangan irene membuat cewek itu sontak terkejut.

"ren, selama ini kita sahabatan yang selalu berantem, akur, berantem, akur, lo nggak bener bener benci kan sama gue?". Irene sedikit membelalakkan matanya.

"eng-gak. Gue justru seneng punya sahabat kaya lo". Alva tersenyum kecut.

"kalo gue minta hubungan kita lebih dari sahabat, lo setuju nggak?".

"m-maksud lo?".

"I want you to be my girlfriend. Not Just a friend". Irene sontak terkejut.
Namun hatinya terlanjur girang dan wajahnya tak bisa berbohong kalau ia juga mencintai pria itu.

"kalo lo bakal nanya kenapa. Because, I love you. Dan gue suka sama semua kepribadian lo. Do you accept me?".

Irene menelan ludahnya. Hatinya sangat menyukai nya. Namun mulutnya seakan bisu untuk menjawab semua kata hati alva. Cowok yang merupakan sahabat nya semenjak setahun lebih. Dan selama setahun lebih itu ia justru juga mengharapkan alva mengucap kalimat itu untuknya.

Dan akhirnya ia membalas pertanyaan alva dengan anggukan dan senyuman.

Alva semakin menggenggam tangan irene dengan erat dan mengelus nya perlahan. Dan kini, gadis yang sudah lama ia sukai akhirnya ada padanya begitu pun dengan irene.

Flashback off

"I miss you alva". Ucapnya lirih.

Irene menarik nafasnya. Tangannya tiada henti mengusap kalung liontin biru muda yang pernah diberikan alva untuknya.

Dan lagi lagi ia mengusap air matanya yang sedari tadi jatuh.

~~~

😍😍😍

Moga dapet feelnya ya 🙏
Maklum udah lama kagak nulis lagi ehehehe 😂

Btw, alva orangnya manis 💕

Salam : azza rahma putri

Seoul Voor Liefde ~chanrene~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang