"now I know"

342 45 0
                                    

Irene merenung memandang langit langit kamarnya yang didominasi Oleh warna biru cerah itu. Berkali Kali ia menghela nafasnya tanpa bosan. Ia merasa ia tidak bisa tidur bahkan ketika Fajar mulai tiba.

Flashback on

"Good night ya ren". Irene justru menatap chanyeol dengan perasaan kosong.

"Ah, iya. Makasih ya". Chanyeol menunjukkan senyuman manisnya pada gadis di hadapannya ini.

"Gue, baru Kali ini lho ngucapin selamat malam buat lo". Irene tersenyum kecil.

"Em, good night juga ya. Makasih karna gue udah dibolehin tinggal disini untuk sementara". Pria itu kini tertawa kecil. Menunjukkan garis tipis pada setiap ujung matanya.

Dan Irene mengakui itu sangat mengagumkan.

"Gue justru seneng, lo bisa terus ada di deket gue".

"Em, ma, maksud lo?". Tanyanya gugup.

"Ya udah mendingan lo masuk gih". Chanyeol mengacak ngacak rambut Irene dengan gemas lalu berlalu pergi meninggalkan gadis itu di depan pintu kamarnya.

°°°°

Irene terbangun dari tidurnya saat waktu menunjukkan hampir jam setengah satu malam. Seperti biasa, setiap tengah malam ia selalu terbangun karena rasa hausnya.

Irene melangkahkan kakinya menuju dapur dimana ia melewati kamar chanyeol yang tepat berada di samping kamarnya.

Suara samar samar terdengar oleh Irene di balik pintu kamar itu. Suara itu seperti sedang menyebut nyebutkan nama Irene.

Ia tau, ini tidak sopan. Mendengar pembicaraan orang dengan mendekati telinga di pintu kamar seseorang.

"Masa sih nak?". Tawa ms. Nina terdengar dari dalam sana.
Lucu juga nih anak. Malem malem begini masih sempet curhat sama mamanya. Irene tersenyum dalam hatinya.

"Iya mi, dia itu lucu orangnya. Mami nya aja lucu apalagi anaknya".

"Ya emang sih, shafa itu dulu orangnya cantik terus humoris banget gitu. Gampang ketawa lagi. Ya mungkin ketularan kali ke anaknya".
Hah? Kok pake bawa bawa nama mami juga?

"Aku seneng kalo ngeliat Irene senyum apalagi pas dia ketawa. Kayanya, senyumannya itu adalah senyuman terindah bagi aku setelah mama".

"Makanya, aku suka kalo aku bisa selalu deket sama dia". Ms. Nina menatap putranya kemudian mengelus pipinya.

"Mami tau, itu artinya kamu suka kan sama dia". Chanyeol terdiam.

"Atau mungkin kamu emang udah jatuh Cinta sama dia?".

Chanyeol mengangguk pelan. Ms. Nina lalu tersenyum.

"Nak, mungkin selama ini mami selalu ngelarang kamu untuk menjalin hubungan yang spesial dengan seorang perempuan. Kamu tau kenapa? Karena mama nggak mau, putra mama satu satunya, yang mama didik dari kecil ,itu nanti akan menyakiti hati seorang wanita dengan adanya hubungan itu".

"Tapi sekarang, setelah melihat kamu begitu bahagia setiap ada di dekat dia, mama juga ngerasa sangat bahagia. Mungkin memang sudah seharusnya kamu jatuh Cinta. Dan membawa rasa itu ke jalan yang benar".

"Maksud mama?". Ms. Nina kemudian mengelus tangan putranya yang terpaut besar.

"Kalo kamu emang Cinta sama dia, buatlah ia bahagia seperti selama ini kamu membahagiakan mama. Dan ungkapkan rasa itu ketika kamu sudah siap untuk menerima nya bersamamu untuk selamanya".

Chanyeol memeluk mamanya
Aku nggak tau aku bisa melakukan nya atau nggak. Karena ia milik orang lain ma

Flashback off

Kenapa lo harus suka sama gue sih chan? Dan kenapa juga lo bisa jatuh Cinta sama gue? Gue nggak mau nyakitin lo. Gue nggak mau kehilangan lo. Sebagai satu satunya sahabat hidup gue. Gue bahkan sama sekali nggak tau apakah ada sedikit aja rasa Cinta dihati gue untuk seseorang. Maaf, kalo emang gue udah bikin lo jatuh Cinta.

Dan sekarang, apa sih status hubungan gue yang sebenarnya?

°°°°

"Morning tante". Ms nina yang sibuk di hadapan kompornya menoleh ke arah Irene yang sudah terlihat cantik di hari libur kuliahnya .

"Morning Irene". Irene mendekati ms. Nina

Irene pokoknya lo harus lupain apa aja yang lo denger semalem. Sekarang hari udah berganti dan fikiran lo juga harus berganti
Irene berbicara dalam batinnya.

"wah tante bikin omurice ya?".

"Kok kamu tau?". Ms. Nina menahan tawanya.

"Iya kan mami sering bikin ginian kalo sarapan. Sini tante biar aku siapin omurice nya".

Ms. Nina tersenyum senang melihat irene yang ceria pagi ini.

"Gomawo (terima Kasih)".

Irene yang sedang menuang saus di beberapa piring omurice tiba tiba teringat sesuatu.

"Oh iya, yang lain pada kemana ya tante? Kok sepi banget?".

"Yang lain mah jam segini masih pada molor kali ren". Irene tertawa mendengarnya. Ia kembali fokus pada makanan di hadapannya.

"Biasanya sih, setiap pagi si zhera yang selalu bangunin kakaknya. Ya, chanyeol kan orangnya males bangun. Tapi sekarang giliran zhera yang males bangun". Irene menggelengkan kepalanya.

"Tante aku susun ya meja makannya".

"Eh nggak usah ren. Biar tante aja. Karena ini udah waktunya sarapan, gimana kalo kamu bangunin chanyeol aja? Si zhera kayanya telat bangun deh buat bangunin dia".

Irene terpaku di tempatnya. "Ba, bangunin chanyeol tante?". Ucapnya terbata bata.
"Iya". Ms. Nina kini tak dapat lagi menahan tawanya melihat wajah gugup irene.

°°°°

Irene menggeleng menatap seorang pria jakung yang masih meringkuk di balik selimutnya dengan matanya yang masih terpejam.

Ia membuka gorden gorden di kamar bernuansa abu abu itu. Irene benar benar tidak percaya bahwa kamar chanyeol sebesar ini. Ditambah dengan berbagai macam alat musik yang terpajang rapi di setiap sudut kamarnya. Berbeda dengan rumahnya yang hanya terdapat sebuah piano.

Irene kemudian mendekati pria yang masih tertidur itu. Dan mulai menyentuhnya.

"Chanyeol bangun kek udah pagi. Chan bangun dong". Berkali kali kalimat itu terulang dengan tangannya yang tak henti mengguncang kan bahu lebar cowok itu.

"Ih, susah banget sih lo dibangunin. Bangun kek. Kita mau sarapan. Duh, gimana adek lo nggak pernah kesel kalo tiap hari disuruh bangunin lo. Orang nya aja kaya gini". Irene refleks duduk di ujung ranjang besar itu dan melihat dengan jelas wajah yang sempat ia kagumi itu dalam hatinya.

"Woy! Bangun kek!". Irene membelalakkan matanya ketika tiba tiba saja chanyeol menarik tangan irene dan refleks ia terbaring di samping cowok itu. Jarak mereka yang dekat membuat irene dapat merasakan nafas chanyeol yang terdengar berat.

Kemudian wajah itu tersenyum. "Kaget ya lo?". Irene terdiam. Dan ia akui, hatinya kini begitu berdebar.

Chanyeol senang bisa memandang wajah irene sedekat ini. Hingga irene tak dapat berbuat apa apa selain menatap kembali mata chanyeol.

"Oppaaaaa!!!! Ireonaaaaa!!!! (Bangun)". Irene berusaha melepaskan genggaman tangan itu dan mundur dari hadapan chanyeol. Dengan cepat chanyeol menahan bahu mungil irene.

"Chan, lo apa apaan sih. Lepasin nggak!".

"Wae?!". Tanya chanyeol pada gadis kecil yang baru saja datang.

Zhera terdiam di tempatnya.
"Keuge, oppa mwoaneun geoya? (Itu, apa yang kakak lakukan?)".

~~~~

Oppaaa!!!! Ireonaaaa!!!!

😁😁😁

Zhera, zhera...

Salam : azza rahma putri

Seoul Voor Liefde ~chanrene~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang