Engga ada abis abisnya deh buat belanja bagi dia. Mau pulang sekolah kek, libur kek, sampe ulangan pun dia nyempetin buat belanja.
Biasanya sih belanja lnya baju, kaos, sepatu,tas ampe kartu kredit punya dia udah limit pun tetep maksain buat belanja pake uang tunai padahal jumlahnya engga sedikit.
Kalo kata dia sih, paling belanja sedikit kira kira 12 jutaan.
BUJU BISA DAPET BERAPA KILO KARUNG BERAS?!
Tapi dia baik kok, banget malah. Pernah mamahnya marah marah sama dia gara gara dia beli makanan di sebuah restoran dan harganya sampe beberapa juta.
Awalnya mamahnya marah, tapi pas tahu dia beli makanan itu karena alasannya, yaa si mamah engga jadi marah. Justru bangga.
Soalnya makannya dia sumbangin ke panti asuhan.
BOSH BOSH SUPER SEKALI KAU
Pagi ini dia sudah siap mental. Sangat siap untuk dimarahi sama orang tua selain ibu.
Siapa lagi kalau bukan ayahnya? Masa gurunya?
Ayahnya ini kalo udah ngedenger anaknya belanja mahal mahal, marahnya lama banget butuh sekitar 2 jam untuk menenangkannya.
Dia udah siap bakal di marah - marahin atau apapun sampe ayahnya itu puas.
Dia ini termasuk orang yang sabar kok.
Makanya bisa nahan kalo ayahnya marah marah.
Dia menuruti tangga dengan perasaan tegang bercampur takut. Dia ini cukup takut untuk menatap mata ayahnya kalau sudah marah.
Tapi dia hanya bisa pasrah. Karena percuma aja kalo misalkan dia ngelawan, nanti kartu kredit plus uang tunai punya dia disita lagi. Kan berbahaya.
Tangga yang dia lalui cukup panjang, jadi dia menuruni tangga dengan pelan pelan. Tapi pasti. Pasti engga turun turun maksudnya.
"Hei, aku tahu kau sudah ada di tangga."
Dia kenal suara ini, suara yang paling menyeramkan disaat sedang marah.
Kebalikannya, kalau lagi baik, suaranya akan lembut. Sangat lembut.
Ketika sudah berada di tangga akhir, kaki kanannya tidak bisa bergerak seakan akan menyuruhnya untuk tetap diam di tempat.
Tapi dia nekat. Apapun yang bakal dia dapatkan harus dia terima karena memang kesalahannya.
Dia juga sempet mikir, kenapa sih dia kayaknya susah banget buat sehari aja engga belanja. Padahal kan kebutuhannya udah terpenuhi ngapain belanja lagi?
"Hei, cepat. Lama sekali jalannya."
Suara ini siapa lagi pemiliknya kalau bukan ayahnya.
Dia bisa mendengar dari suaranya kalau ayahnya sedang marah. Sangat marah sepertinya.
Dia menarik nafas dalam dalam, lalu dia menaruh kaki kananya di lantai.
Setelah sudah pasti kaki kananya, lalu dilanjutkan kaki kirinya.
Berjalan dengan berusaha rileks agar tubuhnya tidak ambruk saat mendapat omelan dari ayahnya.
Ketika sudah berada di belakang ayahnya, dia menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya dengan perlahan.
"A-ayah." Panggilnya dengan lirih.
Mungkin karena keadaan rumah yang sepi membuat suara siapapun meskipun kecil akan terdengar juga seperti dia ini sekarang.
Ayahnya berbalik badan, lalu menatap anaknya yang tingginya suda melampui dirinya.
Ayahnya terus membuang nafas kasar saat sudah bertatapan dengan anaknya itu.
*dia itu bukan nama tapi orang jadi belom disebutkan namanya*
Saat dulu dulu 'dia' dimarahi abis abisnya, napasnya tidak seperti ini. Tenang nafasnya. Namun saat sekarang, jantungnya berdetak dengan cepat. Mungkin hanya menarik nafas sedikit saja sudah merasa kesakitan.
"Hei anak muda. Yang bernama......"
c14444 nungguin yahhh? Wkwk
Hayo hayo
Tbc :v
Gatau ya yang jadi dia itu jennie atau taeyong. Tungguin aja chap selanjutnya.
Hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
BodyGuard • Jennie x Taeyong ✔ [ Selesai ]
ספרות חובבים"Hah,cewe?" ❌Private on some chapter ©gudegsuho2k17