Trouble Maker (トラブルメーカー)

37 4 2
                                    

Malam ini Tokyo terlihat sepi . Tidak seperti biasanya yang selalu ramai oleh pejalan kaki . Aah mungkin karena ini sudah lewat dari pukul 9 malam .

Dan jalan ini memang agak sepi dari jalan yang lain .

Gadis bersurai madu itu berjalan seorang diri . Langkahnya agak sedikit dipercepat . Tubuhnya sudah sangat lelah karena seharian disekolah yang belajar full dikelas membuatnya ingin cepat-cepat sampai rumah dan berendam dalam lautan susu strawberry kesukaannya .

Langkahnya tiba-tiba terhenti . Beberapa orang yang sama sekali tak dikenalnya berdiri menghalangi jalannya .

"Siapa kalian ?!" Tanya gadis bersurai madu itu lantang

Meskipun dalam dirinya terdapat rasa takut yang begitu besar .

"Kami ? Kau tidak ingat kami, Trouble Maker ?" Salah seorang pemuda garang itu balik bertanya pada gadis bersurai madu itu

Gadis bersurai madu itu mencoba mengingat-ingat wajah garang pemuda-pemuda dihadapannya .

"Ah ku rasa kau sudah lupa pada kami . Tapi, lukamu itu apa sudah sembuh ?" Tanya pemuda itu lagi, masih menjadi jubir dari ketiga pemuda lain

Kedua mata Nana membulat sempurna . Seakan kedua bola matanya itu akan melompat keluar dari rongganya bahkan menggelinding ke jalan .

'Ah ! Aku tahu !' Batin Nana

Ia sudah ingat siapa keempat pemuda garang dihadapannya .

"Ah rupanya kalian . Aku ingat sekarang . Mau apa kalian ? Ingin menambahkan luka lagi ?"

Keempat pemuda itu tertawa .

"Tidak . Kali ini kami ingin bermain denganmu . Karena waktu itu kau meloloskan tawanan kami !" Ujar seorang pemuda lain dengan nada menggoda

Keempat pemuda itu melangkahkan kakinya perlahan mendekati tempat Nana berdiri, sedang Nana perlahan melangkahkan kakinya mundur .

Memberi jarak seaman mungkin antara dirinya dengan keempat pemuda garang dihadapannya .

"Kau takut ?" Tanya salah seorang pemuda tadi dengan nada sinis

"Sedikit . Bagaimana kalau kita olahraga dulu sebentar ?" Tanya Nana

Ucapannya membuat keempat pemuda garang tak dikenalnya itu tertawa .

Nana seketika berbalik dan kemudian berlari sekencang mungkin meninggalkan tempat itu .

Keempat pemuda itu segera menyadari dan menghentikan tawa mereka berlanjut berlari mengejar Nana .

Nana adalah pelari yang hebat . Meskipun ia bukan atlet, namun larinya sangat cepat . Tidak ada yang tahu hal itu kecuali dia dan sang kakak .

Hingga diujung jalan ia bertabrakkan dengan seseorang . Membuat ia terjatuh . Dan ya, keempat pemuda garang yang mengejarnya tadi sudah sampai dan berada tepat 6 langkah dihadapan Nana .

"Nana ?! Mengapa kau berlari ?" Tanya seorang pemuda

"Kyosuke !?" Seru Nana

Suara gelak tawa terdengar mengejek gadis bersurai madu yang kini sudah berada dalam keadaan darurat .

"Kau kenapa Nana ?" Tanya Kyosuke lagi

"Kyosuke tolong aku, mereka mengejarku ." Ujar Nana penuh harap

"Tenanglah, aku akan melindungimu, Nana ."

"Siapa kalian ?!" Tanya Kyosuke lantang

"Kau yang siapa ?! Jangan ikut campur dengan urusan kami . Lepaskan gadis itu ! Atau kami akan membunuhmu !" Ujar pemuda garang itu berjalan mendekati Kyosuke

Sedang Nana bersembunyi dibalik tubuh tegap Kyosuke . Masih dengan menggenggam erat lengan tangan Kyosuke .

"Dia milikku . Aku tidak akan menyerahkannya pada laki-laki seperti kalian !" Ujar Kyosuke

Keempat pemuda garang itu malah tertawa .

"Baiklah, rupanya kau ingin mati . Kalau begitu, aku akan membantumu untuk mempercepat kematianmu ." Ujar pemuda itu lagi

Kyosuke melepas genggaman tangan Nana pada lengannya . Ia dan keempat pemuda itu kemudian saling menyerang .

Pertarungan sengit pun terjadi . Saling pukul, tendang dan mendorong tubuh pun terjadi .

Kyosuke bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan . Kemampuan bela dirinya tak usah diragukan lagi .

Hingga pada akhirnya, tubuh Kyosuke terjatuh . Ketiga pemuda itu segera memegangi kedua tangan dan kakinya hingga tubuhnya yang sudah lemah itu tak dapat melawan lagi .

Dan seorang pemuda lain menancapkan sebuah pisau disisi kiri perut Kyosuke .

"Aarrgghh !!!" Kyosuke berteriak kesakitan

Kedua mata Nana terbelalak . Tak percaya kalau hal itu terjadi pada Kyosukenya .

Ia segera berlari mendekati Kyosuke yang sudah tergeletak berlumuran darah .

Sedang keempat pemuda garang itu pergi meninggalkan kedua orang itu dengan tawa kemenangan .

Nana memangku kepala Kyosuke . "Kyosuke bangun !! Kyosuke !!" Nana berteriak sambil menepuk-nepuk pelan kedua pipi Kyosuke

Darah segar terus mengalir keluar dari perut Kyosuke yang terluka . Mengotori seragam dan juga trotoar jalan .

Kedua mata Kyosuke perlahan menutup seiring dengan kesadarannya yang mulai menipis .

"Kyosuke ku mohon ! Kyosuke bangun !! Kyosuke !!! Bertahanlah Kyosuke !!" Nana berteriak berharap pemuda yang tergeletak itu tetap tersadar

Nana menangis . Air matanya segera berjatuhan bak hujan deras dan membasahi kedua pipinya dan wajah Kyosuke .

"Nana, aku ingin bertanya satu hal sebelum aku benar-benar mati ." Ujar Kyosuke lirih dan terbata-bata

Nana diam menunggu Kyosuke melanjutkan kalimatnya . Ia menahan tangisnya .

"Apakah kau mencintaiku, Nana ?" Tanya Kyosuke dengan sisa tenaganya

"Aku mencintaimu Kyosuke . Sungguh . Ku mohon jangan tinggalkan aku . Kyosuke bertahanlah !!" Ujar Nana

"Aku tahu kau hanya mencintaiku, bukan Eiji . Aku sangat mencintaimu Nana ." Ujar Kyosuke lirih dan tersenyum sebaik yang ia bisa

Kedua matanya kini telah menutup sempurna . Tenaganya telah habis dan kesadarannya telah menghilang .

"Kyosuke !? Kyosuke bangun !! Kyosuke ku mohon !!"

"Kyosuke !!!" Nana berteriak memanggil nama Kyosuke

.

.


Oh! holla~~~

apakah aku masih memiliki reader? apakah masih ada yang menunggu ff ini update? humm, maafkan aku yang menelantarkan Kyosuke dan Nana, karena tugasku lebih berharga daripada mereka hahaha

oh! sebenarnya bukan menyepelekan KyoNana, hanya saja tugas akhirku yang menentukan hidupku huhuhu

baiklah, karena aku sudah mengusaikan tugas akhir dan juga lulus sidang, maka aku update ff usang ini. semoga saja reader masih ingat dengan ff ini...

kutunggu vomentnya~~ arigatou^^

Trouble Maker (トラブルメーカー) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang