Trouble Maker (トラブルメーカー)

69 7 0
                                    


"Jadi kau murid baru di Horikoshi ?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang pemuda yang tengah memegangi sebuah buku dikedua tangannya .

Ya, meskipun ia sudah tahu tentang gadis itu . Namun ia tetap berpura-pura baru mengetahuinya . Ia menempatkan buku yang terbuka itu diatas meja . Meskipun sejak tadi buku itu tidak dibacanya, melainkan ia hanya melihati gadis manis dihadapannya .

Gadis bersurai cokelat brunette itu mengangguk . "3 tahun yang lalu keluargaku pindah ke Indonesia . Dan 2 bulan yang lalu kami tiba kembali di Tokyo ." Jelas gadis bersurai cokelat brunette itu masih dengan senyumnya

"Ah begitu . Pantas saja aku baru melihatmu ." Ujar Takaki

"Senpai, apakah kau sering kesini ?" Tanya Yuki mengingat saat ini mereka sedang berada di perpustakaan sekolah

Takaki mengangguk . "Tentu . Setiap hari aku sering kesini . Aku sangat senang membaca buku ." Jawab Takaki tentu saja ia berbohong

Orang seperti Takaki mana mungkin ke tempat seperti perpustakaan . Tempat yang sering dikunjunginya hanyalah atas atap gedung sekolah, dan itupun yang ia lakukan hanyalah tidur, merokok dan membolos bersama sahabatnya, Yaotome Hikaru .

Dan ia sama sekali membenci buku . Berada diperpustakaan dan berpura-pura membaca buku yang saat ini ia lakukan adalah semata-mata hanya untuk mendekati gadis bersurai cokelat brunette itu .

Dan itu semua hanya alasan dan cerita khayal belaka . Tapi tak apa, siapa tahu ia benar-benar berubah menjadi murid baik seperti yang ia katakan . Semoga gadis manja itu tak curiga padamu, Takaki . Ganbarou !

"Ah benarkah ?! Kau benar-benar murid teladan, senpai . Aku sangat tidak suka membaca buku ." Ujar Yuki jujur "dan berada disini, hanya karena si ketua dewan murid itu menyuruhku untuk mencarikannya buku . Dan itu menyebalkan ." Lanjut Yuki kali ini sambil berbisik, ia mendekatkan wajahnya ketelinga Takaki, tak ingin orang lain tahu

Takaki terbelalak . Ia spontan membuka mulutnya . Tak percaya dengan apa yang dikatakan gadis dihadapannya .

'Sial !' Takaki mengutuk dirinya sendiri dalam hati

Ia menyesal karena telah berbohong .

"Benarkah ? Ku pikir orang sepertimu menyukai tempat seperti ini ." Ujar Takaki tersenyum getir, mencoba menyembunyikan kekagetannya

"Tentu saja tidak . Aku hanya menyukai taman bermain, tempat wisata, taman bunga, pantai, kecuali perpustakaan ." Ujar Yuki tersenyum masih membuat pemuda dihadapannya itu berkali-kali menyesali ucapannya

"Baiklah Senpai, aku harus kembali kekelas . Si ketua dewan murid itu sedang menungguku ." Ujar Yuki sambil bangkit dari duduknya "sampai jumpa ." Yuki kemudian beranjak pergi meninggalkan Takaki setelah mendapat senyum dari Takaki

Sedang pemuda bersurai pirang itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya, menyesali perbuatannya . Seharusnya ia tak perlu berbohong tadi .
.
.

Suara tawa lepas itu berasal dari mulut kedua orang yang kini tengah duduk diatas atap gedung bersama seorang lain yang menjadi bahan tawaan mereka .

Sedang pemuda bersurai pirang yang menjadi bahan tawaan itu hanya diam menahan jengkel .

"Hei sudah hentikan ! Itu tidak lucu ." Ujar pemuda bersurai panjang itu dengan nada kesal

"Tentu saja itu lucu, Yuya ." Ujar seorang pemuda lain menahan tawa dan kemudian melanjutkan tawanya bersama gadis disebelahnya

"Kau salah jalan, Senpai ." Sahut gadis itu yang hanya dia satu-satunya gadis yang berada diantara 2 pemuda yang terlihat garang itu

Takaki mengalah . Membiarkan kedua sahabatnya itu mentertawainya .

"Seharusnya kau jangan berbohong senpai ." Ujar gadis itu yang kini sudah berhenti tertawa

"Aku hanya ingin..." Ujar Takaki menggantungkan kata-katanya

"Ingin apa ?" Tanya gadis itu menanti Takaki menyelesaikan kalimatnya

"Lupakan ." Ujar Takaki tanpa melanjutkan ucapannya

"Siapapun yang kau suka, kau tak perlu berbohong Yuya, jadilah dirimu sendiri ." Ujar seorang pemuda lain

"Ya ya, aku menyesal . Dan ini menyebalkan !" Gerutu Takaki "lalu apa yang harus ku lakukan ?" Tanya Takaki kali ini berharap kedua orang dihadapannya itu dapat membantunya

"Hanya ada 2 cara ." Ujar gadis bersurai madu itu penuh teka-teki membuat pemuda dihadapannya itu penasaran menantikan ia melanjutkan kalimatnya

"Yang pertama, jujur padanya tentang kebohonganmu ." Sahut pemuda bergigi gingsul itu melanjutkan ucapan gadis disampingnya setelah jeda yang cukup lama

"Yang kedua, kau melanjutkan dan membuktikan ucapannya benar bahwa kau memang murid teladan, senpai ." Lanjut gadis bersurai madu itu menatap senpainya dengan senyum

"Kami akan membantumu, Yuya." Ujar Hikaru "benarkan, Nana ?" Hikaru meyakinkan sahabatnya itu

"Un ." Nana mengangguk mantap

"Terima kasih ." Takaki tersenyum

Perlahan rasa khawatirnya menghilang sedikit demi sedikit . Ketiganya saling berpandangan dan tersenyum .

Baiklah, ini adalah pelajaran bagimu, Takaki . Beruntung kau memiliki mereka . Berjuanglah !
.
.
.


TBC~


oh... akhirnya aku bisa update juga...

vommentnya please...

aku sudah menghilangkan semua adegan berbau Chinen dengan Morimoto... hihihi agak tidak nyambung, karena fokusku dari awal hanya YamaJima^^

terima kasih...

Trouble Maker (トラブルメーカー) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang