Trouble Maker (トラブルメーカー)

164 9 5
                                    

Hari ini adalah hari pertama kalinya lagi bagi gadis Trouble Maker itu menginjakkan kakinya dilantai Horikoshi .

Setelah lebih dari satu minggu lamanya ia absen jelas membuatnya merindukan gedung besar itu .

Ia melangkahkan kakinya dengan semangat memasuki gedung sekolah yang sangat besar itu .

Melihat-lihat setiap senti seluruh permukaan dinding-dinding yang terbuat dari kaca serta langit-langit koridor .

Ia melangkahkan kakinya menuju atas atap gedung sekolah .

Tempat yang sangat ia rindukan . Dimana ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan . Tidur, makan, berlari, melompat, bercerita dan bertemu dengan kedua senpai tersayangnya itu, dan lain-lain .

Ia membuka pintu besar yang terbuat dari baja itu . Pintu yang membatasi antara ruang gedung dengan atap gedung .

Angin berhembus kencang menerpa tubuh gadis bersurai madu yang masih berdiri diambang pintu . Ia kemudian melangkahkan kakinya semakin keluar dari gedung setelah menutup pintu besar itu .

Dilihatnya 2 pemuda yang sangat dikenalnya . Bahkan hanya dengan melihat dari belakang tubuh pemuda itupun, gadis bersurai madu itu sudah tahu siapa 2 pemuda yang ia lihat .

"Senpai !!" Ia berteriak dari kejauhan

Namun suaranya dapat menembus indera pendengaran kedua pemuda itu . Membuat kedua pemuda itu menoleh .

Ia berlari kearah kedua pemuda yang kini telah berdiri menghadapnya . Menyambutnya dengan senyum . Ia berlari bak seorang anak kecil berumur 4 tahun bertemu dengan kedua orang tuanya yang telah bertahun-tahun menghilang .

Aah memang seperti itu sikap Trouble Maker yang satu ini . Ia terkadang akan menjadi manja jika sudah berada diantara 2 pemuda itu .

Ia memeluk tubuh kedua pemuda itu . Menempatkan dirinya berada ditengah-tengah kedua pemuda itu .

Dan kedua pemuda itu balik memeluknya . Mereka saling melepas rindu mereka .

"Senpai aku rindu kalian ."

"Kami juga ." Ujar kedua pemuda itu hampir bersamaan

Nana kemudian melepas peluknya .

"Hei apakah kau sudah sembuh ?" Tanya Takaki

Nana mengangguk mantap .

"Lagipula, aku sudah bosan berlama-lama di rumah ."

"Bukankah ada Eiji yang selalu menemanimu ?" Tanya Hikaru bermaksud menggoda gadis bersurai madu itu

"Aku akan lebih senang jika kalian yang menemaniku ." Ujar Nana manja

"Ya ya baiklah, maafkan kami karena tak bisa menemanimu ." Ujar Takaki

"Selamat datang kembali disini, Nana !" Seru Hikaru semangat, ia mengangkat kedua tangannya tinggi

"Terimakasih !" Nana tersenyum

Sikap kedua senpainya yang satu itu memang sangat membuatnya selalu merindukan kedua senpainya itu .

Terlebih lagi mereka adalah seorang Trouble Maker . Memiliki nasib yang sama .

Ya, tak beda dengan Nana . Hikaru dan Takaki terpaksa bersekolah disekolah mewah itu karena kemauan sang ayah .

Ayah mereka yang egois dan sang ibu yang tak dapat membantunya . Hal itu membuat mereka menjadi Trouble Maker dan bangga menjadi Trouble Maker .

Sementara dengan pemuda genius yang satu ini . Ia tak henti-hentinya keluar masuk kelas .

Apa yang ia lakukan ? Mengapa ia begitu ?

Ah tentu saja ia cemas memikirkan gadisnya itu . Bayangkan saja, gadisnya itu sudah berangkat lebih pagi darinya . Dan sesampainya disekolah, ia tak melihat gadisnya dikelas kecuali tas gadisnya .

Lalu kemana gadis bersurai madu itu ?

Ah ! Eiji kau lupa ?! Mengapa kau tak menghubungi ponselnya saja ?!

Eiji menepuk keningnya . Seakan ia baru mengingat sesuatu . Ia segera mengeluarkan ponselnya dari saku celananya .

Menekan-nekan tombol pada keypad ponselnya . Kemudian menempatkan benda berwarna biru itu tepat ditelinganya .

Seseorang telah mengangkatnya .

"Nana kau dimana ?"

"Ah Eiji, maafkan aku . Aku sedang berada disuatu tempat ."

"Cepat kembali kekelas . Aku menunggumu ."

"Baiklah ."

Click . Ia menutup telfonnya dan kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya .

Kita kembali ke gadis Trouble Maker itu .

Click . Nana segera menutup telfon dan flip ponselnya . Kemudian memasukkan kembali ponselnya kedalam saku blazernya .

"Aku harus segera kekelas . Eiji mencariku ." Ujar Nana pada kedua senpainya itu

"Nana ." Takaki memanggil Nana

Membuat Nana mengurungkan niatnya untuk segera pergi . Ia menunggu Takaki berbicara . "Hmm?"

"Apakah kau yakin dengan keputusanmu ?" Tanya Takaki hati-hati

"Aku sudah tidak mencintai Kyosuke lagi . Aku sudah bahagia dengan Eiji ." Jawab Nana kemudian tersenyum

"Baiklah, aku pergi ." Ujar Nana kemudian

Ia lalu melangkahkan kakinya kembali menuju kelasnya . Meninggalkan kedua senpainya diatas atap gedung .

.

.

"Kau ini darimana saja ? Kau tahu ? Aku mencemaskanmu, Nana ." Tanya pemuda genius itu pada gadis dihadapannya saat Nana baru sampai didepan pintu kelas

Nada suaranya menunjukkan bahwa ia benar-benar mencemaskan gadisnya itu .

"Maafkan aku, Eiji ." Ujar gadis bersurai madu itu pelan masih dengan tersenyum

"Baiklah . Kau tidak apa-apa ?"

"Aku baik-baik saja . Kau tak perlu khawatir ." Nana menggeleng, berusaha meyakinkan kekasihnya

"Kyosuke ayolah kita bermain . Bukankah kau sudah berjanji untuk menemaniku seharian besok ?!"

Suara manja itu terlontar begitu keras sehingga orang-orang yang berada disekitarnya dapat mendengar dengan jelas .

Gadis si pemilik suara itu dan seorang pemuda yang bersamanya berjalan menuju kelas .

Langkah keduanya terhenti tepat didepan pintu kelas . Ada 2 orang lain yang menghalangi jalur keluar masuk kelas .

"Ah Yamada, kau sudah sembuh ?" Tanya seorang pemuda berkacamata itu tersenyum

"Sudah ." Jawab gadis bersurai madu itu singkat tanpa ekspresi

Wajahnya datar . Ia mendengar jelas ucapan gadis manja yang bersama pemuda berkacamata itu .

Eh ? Apakah ia cemburu ? Entahlah, tidak ada yang tahu hatinya . Ia tak ingin memberitahu pada siapapun tentang hatinya . Ia ingin, hanya dia dan Tuhan lah yang tahu hatinya .

Gadis bersurai madu itu segera memasuki kelas . Tak ingin berlama-lama berada dalam situasi itu . Langkahnya diikuti oleh pemuda tunggal Nakanishi .

"Kyosuke !?" Suara gadis bersurai cokelat brunette itu membuat pemuda berkacamata itu tersadar dari lamunannya

"Ayo kita bermain !" Lanjutnya saat pemuda bernama Kyosuke itu menoleh kepadanya

"Baiklah ." Ujar Kyosuke akhirnya lalu berjalan memasuki kelas

.

.

.

Thanks for reading... comment and vote... よろしく

Trouble Maker (トラブルメーカー) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang