Trouble Maker (トラブルメーカー)

248 10 4
                                    

"Nana ?" Suara itu berhasil membuyarkan lamunan gadis yang duduk memeluk kakinya diatas ranjang kamar rumah sakit

"Aah kakak mengagetkanku saja ." Ujar gadis

"Kau melamun ? Apa yang sedang kau pikirkan ? Mengapa kau melamun ?"

Pertanyaan bertubi-tubi yang diajukan oleh sang kakak membuat gadis itu bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu . Hingga ia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu . Ada yang lebih penting dari sekedar menjawab pertanyaan itu . Bukan karena pertanyaan itu tidak penting, apapun yang menyangkut kakaknya itu sangat penting baginya, hanya saja kali ini ada yang membuat hatinya tidak nyaman .

"Nii-chan ?" Nana memanggil kakaknya tanpa menjawab satupun pertanyaan yang diajukan kakaknya

"Hmm ?" Sang Kakak hanya mendengung

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu, tapi ku mohon jawab pertanyaanku dengan jujur ." Ujar Nana

"Apakah aku pernah berbohong padamu, Nana ?" Sang kakak duduk disebuah kursi yang tersedia tepat disamping ranjang

"Siapa yang mendonorkan ginjal untukku ?" Tanya Nana

"Kau memang harus tahu . Yang mendonorkan ginjalmu..." Kyuu menggantungkan kata-katanya . Ia takut kalau sang adik tidak bisa menerima . Ada perasaan ragu dalam hatinya untuk memberitahukan hal ini pada adiknya, tapi ia harus memberitahu adiknya . Ia harus bersikap adil, pada pemuda yang menyelamatkan nyawa adiknya itu .

Meskipun Kyuu memberi jeda lama terhadap ucapannya, Nana masih menanti kelanjutan kalimat yang akan diucap Kyuu .

"Eiji ." Lanjut Kyuu dengan nada pelan, ia menundukkan kepalanya, kedua matanya tak sanggup menatap adiknya . Ia menghindari tatapan mata adiknya . Ia tak sanggup melihat ekspresi sang adik yang sangat terkejut . Ia dapat merasakan seketika aura gelap mengelilingi tubuh sang adik . Ia merasakannya, karena ia mengerti perasaan adiknya .

Seperti tersambar petir disiang hari dalam panasnya matahari . Nana terkejut dengan apa yang dikatakan kakaknya .

Berlebihan ? Aah ya mungkin sebagian atau bahkan kalian semua berpikir kalau majas yang digunakan sangat berlebihan . Namun itulah yang sebenarnya terjadi .

Hei Trouble Maker itu tidak pernah bersikap melebih-lebihkan sesuatu . Ia akan bersikap apa adanya dan kali ini kenyataan itu sangat mengejutkan baginya .

Nana diam . Ia berpikir ia lebih baik mati daripada harus berjauh-jauhan dengan Kyosuke apalagi menerima transplantasi ginjal dari Eiji .

Bukan, bukan karena ia membenci Eiji-

"Sudahlah, kami sangat menyayangimu . Aku tidak ingin kehilanganmu . Andai aku bisa . Tapi ginjal kita tidak cocok . Ginjal Kyosuke pun tidak cocok ."

Nana diam menundukkan kepalanya . Matanya mulai perih . Kedua pelupuk matanya sudah mulai dibanjir oleh air mata dan tak dapat membendungnya lagi hingga harus bertumpahan . Ia menangis . Air matanya terus berjatuhan membasahi kedua kakinya .

Kyuu memeluk tubuh adiknya . Mengusap rambut Nana . Ia benar-benar takut kehilangan adik satu-satunya itu .

"Nana maafkan aku . Aku sungguh tidak ingin kehilanganmu ." Ujar Kyuu masih memeluk Nana

Nana diam . Kedua tangannya memeluk leher kakaknya . Masih sesegukkan .

--Itu karena ...

"Kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan bukan ? Kau harus bisa menerima Eiji ." Ujar Kyuu

"Soal Kyosuke, aku yang akan bilang padanya ." Lanjut Kyuu

Nana melepas peluknya .

"Tidak perlu . Ayah sudah tahu tentang hubunganku dengan Kyosuke . Aku tidak ingin Kyosuke tahu hal ini . Aku akan mencoba melupakannya ." Ujar Nana menghapus air mata dipipinya

Trouble Maker (トラブルメーカー) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang