Refugio

1 - Our Lovely Friendship

Kau datang, tatkala sinar senjaku telah redup
---

"Lex, pengen.." sesosok laki-laki kurang ajar tapi tampan bernama Rajawali tiba-tiba saja masuk ke dalam apartemen Alexa. Alexa yang sedang nonton drama Korea pun mendengus, sama sekali tidak terkejut karena hal seperti ini cukup sering terjadi.

"Tumben, bukannya lu udah ada Maura?" kata Lexa tenang walau laki-laki itu sudah membawa tubuhnya ke dalam pelukan bergairah. Mereka berdua masih di atas sofa.

"We broke up." Jawab Raja, bibirnya mengecupi leher Alexa lembut namun meninggalkan jejak gairah di sana.

"Hmm? Why?" Tanya Lexa masih berusaha menjaga kesadarannya. Raja is sure a good kisser.

Raja menghentikan sejenak ciumannya. "Kirana yang nyuruh, katanya Maura kaya tante-tante."

Lexa tertawa, Kirana, kakak Raja memang memegang kendali hidup pria ini hampir 75%, walaupun Kirana kini sudah beranak 3 dan menikah 7 tahun yang lalu dengan Dewa, tetap saja ia memiliki energi untuk mengurusi kedua adik kembarnya – Raja dan Angga – dengan baik. Dan Raja, tidak punya alasan untuk menolak hidupnya diatur-atur oleh kakak kesayangannya.

"So can we? Gue beneran lagi pengeenn. Pake banget." Raja mulai berani menyelipkan telapak tangannya di balik kaos longgar yang dipakai Lexa.

Lexa merinding, sentuhan Raja selalu saja terasa benar di tubuhnya. "Kaya lu bakal berhenti aja kalau gue bilang enggak."

"You know me so well, Alexa."

Dengan mudah Raja membopong tubuh Lexa menuju ruang kamar yang sudah ia hapal betul bentuknya. Tanpa basa-basi lagi, Raja menuntaskan gairahnya pada Lexa. Melakukan apa yang temannya itu suka dan tidak melakukan apa yang temannya itu tidak suka.

...

Seperti biasa setelah mereka melakukan hal-hal yang menentang norma susila itu, Raja dan Lexa selalu menghabiskan sisa malam dengan cuddling. Lexa tidak segan-segan memosisikan kepalanya di atas tangan berotot Raja.

"Lo beneran putus sama Maura Cuma karena Kirana yang nyuruh?" Tanya Lexa sambil mengusap-usap lengan Raja yang merangkulnya.

"Hmm?" Raja bergumam, ia semakin mengeratkan pelukannya. Lexa memiliki badan berisi yang sangat enak untuk dipeluk. Wanginya juga. "Ngapain sih nanya-nanya Maura?"

"Najis, nanya doang emangnya gak boleh?"

"Bosen sih gue, Lex sama dia. Gue ngerasa gue bukan pacar dia tapi babu. Disuruh ini disuruh itu, beli ini beli itu, dijemput di sini dianter ke situ. Mana Maura banyak banget maunya kalo diajak gituan, harus ada wine-lah, harus di hotel inilah. Males."

"Dasar laki-laki. Kemarin aja waktu belum jadian dipuja-puja." Sindir Lexa.

"Ya kan gue gatau aslinya dia gimana. Udah dong jangan ngomongin dia lagi. Mending ronde selanjutnya, ya?" Tangan Raja mulai membelai punggung Lexa dengan seduktif.

"Gak, mau tidur." Kata Lexa tegas kemudian membalikkan badannya membelakangi Raja.

"Ish, untung bukan pacar gue!"

...

Kalau di cerita-cerita romantis masa kini, biasanya sang wanita terbangun di pagi hari karena wangi masakan sang pria atau sebaliknya. Sayangnya, Raja dan Lexa bukanlah tokoh utama cerita romantis yang sama. Pagi hari, Lexa harus memikirkan berbagai strategi untuk bisa membangunkan Raja di pagi hari.

Ah,

"Ja, bangun, udah jam 8." Kata Lexa yang masih setengah mengantuk. Alarm di kamarnya baru saja berbunyi dan langsung ia matikan. Lexa tau ia tidak akan mendapat balasan dan respon dari Raja. Untuk itu Lexa melepaskan diri dari pelukan Raja, memakai kaos Raja yang berserakan di lantai kemudian menduduki tubuh Raja tanpa ragu.