Tania membuka matanya perlahan saat terdengar sebuah keributan kecil. Ia mengumpulkan kesadarannya dan memandang ke sekelilingnya. Ia melihat Rara sedang manyun sambil menggaruk kepalanya.
"Kenapa, Ra?" tanya Tania dengan suara serak.
"Ini lho, HP ku nggak ada. Padahal kemaren pas pulang masih ada."
Tania mencoba mencerna omongan Rara. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu mengganjal punggungnya. Tania segera merogoh di balik punggungnya, benda persegi panjang yang sepertinya sedang dicari Rara.
"Ini bukan?" Tania mengacungkan hasil temuannya. Rara langsung menyambar ponselnya dan menimang-nimangnya.
"Kamu temuin di mana nih? Dari tadi aku nyariin kok nggak ketemu, eh giliran kamu yang nggak nyari malah nemuin!"
"Tadi kelindes punggungku." Ujar Tania enteng.
"Haaa? Ya Tuhan, kok bisa sih Tan? Haduh, rusak nggak ya?" Rara membolak-balikkan ponselnya.
"Udah deh nggak usah lebay. Salah siapa tidur kok ponsel di taruh di sebelahnya, udah gitu kalo tidur nggak bisa diem pula. Ya palingan semalem jatuh ke sini!" Tania memiringkan tubuhnya. Rara nyengir.
"Hehehe, iya kali ya. Ya udah deh makasih udah nemuin HPku meskipun aku nggak tau dia masih sehat apa enggak."
Tania mengucek matanya. Kemudian meraih ponselnya yang berada di meja. Ada satu pesan masuk.
Pagi, Tan. Masih tidur ya? hehehe maaf ya kalo aku sms kamu kepagian. Ntar sore kamu ada acara nggak? Aku mau ngajak kamu sama yang lain makan di Lucifer, aku traktir. Gimana? *Vicko
Tania melongo membaca sms dari Vicko. Rara yang melihat Tania tak berkutik segera melongokkan kepalanya ke ponsel Tania dan membaca isi pesannya.
"Hah!? Kak Vicko mau nraktir kita? Dalam rangka apa nih? Kok tumben banget?" pekik Rara.
"Aku juga nggak tau. Tapi ya udah lah diiyain aja, lumayan dua hari makan gratis." Tania mengulum senyum seraya mengetikkan balasan untuk Vicko.
Pagi juga, Kak. Iya nggak apa-apa kok. Kebetulan aku nggak ada acara kok Kak. Nanti langsung ketemu di Lucifer aja kali ya?
Tak lama kemudian Tania mendapat balasan dari Vicko.
Eh, aku jemput aja. Sekalian minta izin sama Papa kamu biar kalo pulang kemaleman kamunya nggak dimarahin, ok? 😊
Ok
Tania tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, ia memeluk Rara sampai yang dipeluk megap-megap.
"Aduh, jangan kenceng-kenceng dong kalo meluk. Aku nggak bisa napas nih!" erang Rara. Tania langsung melepaskan pelukannya.
"Hehehe, sorry Ra. Aku terlalu bahagia aja. Nanti ikut ya, Ra?"
"Ya pokoknya kamu ikut aku juga ikut! Tapi jangan sampai kamu ntar sedih pas liat dia sama pacarnya." Peringat Rara.
"Iya, janji deh!" Tania mengacungkan jempolnya kemudian segera berlari ke kamar mandi. Rara hanya geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya itu. Apapun yang kamu lakuin aku bakal dukung kok, Tan. Asalkan kamu nggak terluka! Batin Rara.
⛈⛈⛈
Tania sedang melamun di terasnya saat sebuah mobil masuk ke pelataran rumahnya. Tania sedikit terlonjak saat sebuah klakson berbunyi dengan nyaring.
"Ngelamun aja nih!" sapa Vicko ramah. Tania melongo kemudian melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Masih terlalu siang untuk pergi seperti yang direncanakan Vicko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khayalan Hujan
Teen Fiction"Ketika Kata Tak Mampu Terucap, Hujan yang Akan Menyampaikan Semuanya" ~ Cinta datang dari segala arah dengan begitu saja. Ketika hati tak mengijinkan mulut tuk mengucapkannya, mata hanya menjelaskan pada rintikan hujan yang selalu datang di setiap...