Maaf banyak typo
Happy reading!
***
"Toko ini kini milikmu. Jaga dan rawat dia seperti dirimu sendiri... ingat, ada sepuluh orang dan keluarganya yang menggantungkan hidupnya di sini... dan ada banyak pelanggan yang menanti tiap harinya... pastikan toko tetap berjalan baik, dan menghasilkan kue dengan kualitas terbaik..." Kayla kembali menghela nafas panjang.
"Toko ini sangat berarti untukku... demikian juga kalian... aku akan merindukannya...", kemudian segera beranjak pergi, sebelum air matanya jatuh.
Ana masih terpana saat Kayla melangkah melewatinya. Dia baru sadar saat deru mobil Justin meninggalkan halaman parkir toko. Ana berusaha berlari mengejar.
Kayla menatap Ana dari spionnya. Justin segera meraih tangan Kayla yang baru saja menyeka air matanya, dan menggenggamnya erat, memberi dukungan.
---
Kayla dan Justin saling tatap, kemudian melempar senyum. Menatap kebahagiaan kedua mempelai, sambil mengaitkan jemari mereka. Mereka benar-benar ikut merasakan kebahagiaan kedua mempelai, sahabat mereka, Sandy dan Nia sebagai kebahagiaan mereka sendiri.
Ikut terharu saat mereka mengucap janji setia, tersenyum lebar saat mempelai pria menyibak tudung mempelai wanita, menahan nafas saat mempelai pria mencium dalam mempelai wanita, juga ikut tergelak saat semua orang berseru riuh menanti lemparan buket mempelai wanita.
Namun bersamaan dengan lemparan buket Nia, Kayla terkulai lemas. Senyum Sandy dan Nia hilang, demi melihat Justin bergegas membopong Kayla masuk mobil.
Pesta bubar. Sandy dan Nia, berlari masuk mobil, mengejar sahabat mereka.
Sandy memegang pundak Justin yang terduduk lesu, resah, menunggu hasil pemeriksaan dokter.
"Bagaimana kondisi istri saya, dokter?" tanya Justin cemas, begitu dokter keluar dari ruang periksa.
"Istri bapak kelelahan. Pastikan dia istirahat total sampai kondisinya benar-benar membaik. Akan lebih baik kalau istri bapak tidak banyak gerak untuk sementara waktu", jelas dokter.
"Baik, dokter", Justin mengangguk. "Saya boleh masuk?"
"Silakan. Besok istri bapak sudah boleh pulang, tapi, dengan catatan khusus tadi", jelas dokter.
Justin mengangguk dan mengucapkan terima kasih sekali lagi.
---
"Hei...", sapa Justin, seraya mengusap kening istrinya.
Nia ikut mendekat, dan menggenggam tangan Kayla.
"Maaf..." bisik Kayla, menatap Nia dan Sandy, bergantian.
"Ssst....", Nia sedikit meremas jemari Kayla untuk membuang rasa bersalahnya.
Untung Sandy sempat menelpon kerabatnya untuk mengantarkan baju ganti. Jika tidak, tentu Kayla akan semakin merasa bersalah, juga mereka akan sukses menjadi tontonan di rumah sakit.
Mereka tidak akan pernah bisa melanjutkan resepsi. Tidak, tanpa sahabat mereka. Orang yang sudah mau menampung, dan memberinya kesempatan, sekaligus kepercayaan yang demikian besar saat orang lain menolaknya. Toh pernikahan sudah berlangsung. Mereka sudah resmi menjadi suami istri.
***
Hai... makasih dah baca. Vote dan comment ya... Salam sayang dari Rie
KAMU SEDANG MEMBACA
I am a Genius
RomanceHelena, itu namaku. Aku cantik, populer dan kelewat cerdas, alias jenius. Menyenangkan? Tidak..samasekali.. Aku kehilangan semuanya karena kemampuanku ini. Kau boleh bertukar identitas denganku, kalau mau. Ingin rasanya berpura-pura bodoh...