2

279 25 9
                                    

Setiap kali kau akan mengakhiri hubungan dengan seseorang, ingatlah beberapa hal.

-Bagaimana kau pertama kali bertemu dengannya
-Apa yang membuatmu menyukainya
-Yang terpenting adalah, ingat sebagaimana dulu kau memperjuangkannya.

Jika kita merasakan menjadi seseorang yang dulu kau perjuangkan, betapa kecewanya dia jika kau akan memilih mengakhiri hubungan.

Kau harus ingat, jangan egois. Bukan hanya orang yang berjuang saja yang sakit hati jika hubungan berakhir, tetapi juga orang yang kau perjuangkan. Mengapa? kau tak tahu apa saja yang sudah dia relakan agar membuatmu berhasil dalam berjuang. Keberhasilan tidak hanya karena diri sendiri, pasti ada orang lain yang membuatmu berhasil, termasuk dalam hal cinta.

Ketika kau ingin mengakhiri hubungan dengan seseorang jangan selalu berpikir bahwa akhir itu adalah berpisah, tapi bisakah kalian akhiri dengan sebuah janji sehidup semati?

Menurutku itu lebih indah.

Lebih dari sekali sehari aku selalu berpikir untuk mengakhirinya dengan lelaki itu. Lelaki dingin berhati es, yang tak hentinya aku pikirkan.

Sekarang aku sedang duduk sambil menyandar di kepala kasur. Di tanganku terdapat sebuah kotak berwarna merah hati yang berisi kumpulan barang barang yang berhubungan dengan Leo. Sejak pertama kali aku mengaguminya aku mulai mencari hal tentang dirinya. Foto, artikel yang kucabut dari mading, saputangan miliknya yang terjatuh sengaja aku tak kembalikan karena aku malu dan lebih baik aku menyimpannya. Barang barang kecil tentangnya yang mungkin tak berguna pun aku simpan. Orang yang melihatnya pun pasti beranggapan untuk apa barang seperti itu disimpan namun bagiku, setiap barang memiliki sesuatu kenangan dan cerita didalamnya.
***

"Dia tampan!"

"Lihatlah otot tangannya! wow"

"Kulitnya putih"

"Tubuhnya sempurna, tapi dia seperti es."

"Sangat sulit mendekatinya! Kalian menyerahlah!"  Tiba-tiba seseorang di sebelahku berteriak seperti itu pada kumpulan gadis di baris depan.

"Sssst, Hakyeon kau seperti ahjumma." Aku menepuk bahu namja itu, namja bawel seperti ahjumma.

Tapi dia sahabatku, aku menyayanginya karena dia sering memberiku tumpangan. Seharusnya dia berada di klub sekarang, tapi dia sedang cedera kaki.

"Padahal aku membantumu kan? Apa kau mau jadi semakin banyak saingan?" Dia menoyor kepalaku. Aish mengapa aku punya sahabat seperti dia.

"sssst, Dia sedang main!" Aku menepuk jidatnya, dia mengganggu konsentrasiku.

Hari ini ada pertandingan sepak bola antar jurusan, aku datang untuk menonton dan mendukung tim. Bukan tim jurusanku yang aku dukung tapi tim lawan. Seseorang yang aku kagumi berada disana, nomor punggungnya angka 10 dengan tulisan diatasnya Leo.

"GOALLLL!" Aku seketika bersorak saat Leo mencetak goal. Namun satu hal yang kulupa, aku sedang duduk di tribun kubu jurusanku. Hampir semua orang di tribun menatapku tajam, mungkin dalam hati mereka merutuk padaku karena aku mendukung tim lawan.

"Pa,bo."Hakyeon berbisik padaku dan berhasil menyentil hidungku.

"Kalau lihat pangeran ganteng suka lupa. haha" 

"Dasar. Itu mereka bentar lagi selesai ayo kebawah kasih minumannya." Hakyeon menarik lenganku dan membawaku melaju bersamanya. Dia katanya sedang cedera kaki tapi tetap saja langkahnya melaju bagai roket.

"Tapi..tapi..." Aku mencoba menolak tapi dia terus menarikku dan membawa pada ruang klub di lantai bawah.

"Tidak ada tapi. Kau harus menang!" Aku lihat wajah Hakyeon yang sungguh sungguh, dia selalu membantuku dalam segala hal kecuali pelajaran. Termasuk membantuku dalam mendekati namja es itu, namja yang bernama jung taekwoon. Namun aku memanggilnya Leo.

Hakyeon selalu memberiku jalan agar bisa mendekati Leo, saat latihan di klub atau kesempatan apapun dia pasti mencoba mengajakku khususnya jika ada Leo bersamanya. Sebenarnya, Hakyeon dan Leo adalah teman SMP sampai SMA. Tapi, Hakyeon masuk universitas terlambat karena dia harus bekerja sambilan selama dua tahun dan mengambil ujian masuk universitas negri setelahnya.  Karena mereka terbilang sangat dekat, maka Hakyeon tak segan untuk mengenalkanku pada Leo, walaupun dia tetap dingin. Entah apa yang bisa mencairkannya, Hakyeon pun terkadang tak bisa membantu akan hal itu.

Cha Hakyeon, jika ada kata yang melebihi kata terimakasih aku akan mengucapkannya beribu kali padamu.

Love Letter ✔ Leo Vixx FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang