6

150 13 2
                                    


WARNING!💥
PART INI TIDAK COCOK UNTUK DIBAWAH UMUR.

Maljubyeoni eobseodo nal ihaehae jwoyo
Damadwotdeon jinsimeul da yaegihalgeyo
Uriga cheoeum mannan geu nal gieok hanayo
Yeppeun geu ipsullo naege useojudeon

Even if I’m not a good talker, please understand me
I will tell you all of the truth that I’ve been keeping
Do you remember the day we first met?
Your pretty lips smiled at me

Aku mulai membuka mata perlahan karena cahaya matahari sudah mulai menusuk mataku. Aku perlahan menaikan tubuhku untuk duduk, kepalaku terasa amat berat namun tetap ku paksakan.

Aku melihat pakaianku sudah berganti, seingatku ini bukanlah yang aku kenakan saat malam hari. Lalu siapa yang menggantikan pakaianku.

“Annyeong, kau sudah bangun ternyata.”

Jung taekwoon-

“Andwae!” Aku segera bangkit dan sedikit berlari menubruk Leo.

Aku berniat untuk keluar apartemen namun kepalaku terasa sangat berat dan mataku buram.

*bruk
Aku terjatuh begitu saja, kakiku lemas untuk di gerakan.

“Hey, kau masih kelelahan. Istirahatlah.” Aku merasakan tangannya yang mendarat di pundakku.

“Ya!!!! Tinggalkan aku sendiri, aku tidak mau melihat wajahmu lagi.” Melihat wajahnya membuat dadaku sesak dan sakit.

“Woori, dengar-

“Tidak ada yang perlu kau jelaskan!!!!”

“Aku- aku tau kau marah padaku tapi-

“Diam!!!!!” aku menutup telingaku dengan kedua tanganku.

Kau tau rasa sakitnya seperti apa? Aku mendambanya selama 4 tahun aku berusaha hingga mendapatkannya, sekarang sudah 2 tahun tapi tidak ada yang berubah.

Aku merasa sendirian berusaha, tapi inikah balasannya untukku?

Mengapa ia menerimaku jika pada akhirnya seperti ini?

Aku akan semakin sakit jika kau peduli padaku-

“Woori-“

“Diam, aku tidak mau. Apa salahku, jika memang kau tidak suka padaku akhiri saja semua. Aku lelah a-“

“PARK WOORI!!!!” Dia membalikan tubuhku hingga kami berhadapan.

“Dengar, dengarkan aku. Biarkan aku menjelaskan semuanya. Aku tidak ada apa-apa dengan Eunji. Kau salah paham.”

“Tidak ada apa-apa berkunjung ke apartemen, dan panggilan sayang? AKU BUKAN ANAK KECIL YANG SELALU BISA KAU BODOHI! AKU LELAH AKU INGIN BERAKHIR.”

“Kau hanya salah paham. Aku tidak sendiri ke apartemennya. Dia mungkin masih menyukaiku tapi, aku tidak. Percayalah. Mungkin dia tau bagaimana hubungan kita dan dia mencoba menghancurkannya.”

“Bukan dia yang menghancurkannya, kau lebih dulu menghancurkannya. Sejak dulu. Dan aku yang memperbaikinya. Aku lelah. Aku ingin pu-“ entah mengapa aku berat mengucapkannya, aku menghela napas.

“Katakan.”

“Aku ingin pu-
Belum selesai mengucapkan kata itu mulutku sudah terkunci dan tak bisa berkata. Ini adalah ciuman pertama kami.

Aku merasakan bibirnya terus menguasai bibirku.

“Aku tidak akan membiarkanmu mengatakannya.” Dia melepaskannya sambil mengambil napas dan kembali melahap bibirku. Kini lidahnya mencoba untuk masuk ke dalam  mulutku dan menari di dalamnya.

Awalnya aku agak ragu, namun akhirnya aku terbawa dan lidah kami menari bersama.

“nghhh.” Aku merasa membutuhkan oksigen, karena dia melakukannya tanpa ampun.

“Aku tidak akan membiarkanmu lepas dariku. Ready or not, kau akan jadi milikku.” Dia kembali menciumku, namun kali ini dia mengangkat tubuhku dan membawaku ke suatu tempat. Aku merasa jantungku yang terus berdegup kencang.

“Ini peringatan pertamaku, park woori.” Dia menjatuhkanku pelan ke atas kasur, dan dia merangkak ke atas tubuhku.

Ekspresi wajahnya baru pertama kali ku lihat, seperti ada api membara dalam tubuhnya. Dia menatapku dalam dan aku tak tau apa yang dipikirkannya.

“Nghh.” Dia kembali melahap bibikru, namun tak lama ciumannya semakin turun dan bersarang di leherku.
Dia menciumi dengan lembut awalnya, tapi-

“Aw” dia menggigitnya dan membuatku sakit. Selagi bibirnya sibuk bersarang di leherku, tangannya sedang nakal dan membuka kancing di bajuku dan melepasnya.

Tangannya terus menjelajahi seluruh sudut di tubuhku, hingga membuat suhu tubuhku ikut memanas.

Namun aku terlalu sibuk dengan bibir dan lidahnya hingga aku tidak sadar bahwa tak ada sehelai benangpun pada tubuhku.

“Taekwoonhh.” Aku sedikit menggeliat saat ia menyentuh bagian sensitifku dengan sangat lembut.

Tanpa berkata ia membuka kancing kemejanya, dan aku membantuya melepaskan semua pakaiannya.

Sebenarnya aku tidak sanggup melihat tubuhnya yang indah itu, tapi tubuhnya adalah hal yang kusukai.

Tangannya kekar, otot perutnya, bahu lebar, punggung seksi dan kulitnya yang putih. Dia adalah keindahan yang diciptakan Tuhan untukku.

“As I said ready or not.” Aku merasakan dia mulai menyentuh kakiku dan membukanya.

“Ahhhh.” Aku merasakan sesuatu yang menerobos dan membuatku sesak. Aku reflek meremas tangannya dan terus menjalar kepunggungnya.

“Uh.” Dia mendesah seksi di telingaku. Kami terus bergerak dan menyesuaikan irama.

“Taekwonnie nggh.” Aku meremas punggungnya semakin lama semakin keras karena aku merasakan sakit yang amat sangat karena gerakan itu semakin cepat dan dalam. “Taekwoon hhhhh.” Entah mengapa mulutku tak berhenti menyebutkan namanya.

“Woori, mmm-“ dia menatap mataku dengan dalam dan jatuh ke dalam ciuman memabukan kembali.

“Mmmmh.” Aku merasakan sebuah kenikmatan dengan rasa yang berbeda.

“Woori.” Dia melepaskan ciumannya dan menatapku. Tangannya mengelus rambutku yang sudah mulai berkeringat. Lalu mengelus pipiku. Dia tersenyum.

“Woori, saranghae.”

“Nado saranghae.” Kami berpelukan erat sampai aku merasakan sesuatu yang hangat dalam tubuhku.

Cinta kami menyatu.

Aku mencintaimu dan akan terus begitu. Jung Taekwoon.

I need you, I love you
Nan hangsang geudaeppunijyo
(It’s only you, always)

***
AUTHOR'S NOTE

ARGGGHHH AKU TERIAK2 SENDIRI NGETIKNYA.
Gila gila akhirnya aku post beginian hadewwww -___-
Sesak napas butuh oksigen~~~~

I need therapy lalalala therapy

Love Letter ✔ Leo Vixx FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang