CHAPTER 03

169 25 5
                                    

Beberapa minggu yang lalu, aku menunggu didepan ruangannya. Dimana aku tahu didalam sana, gadis tahanan itu sedang menulis surat. Ketua Divisi Braun berada disampingnya, mengawasi.

Dan sekarang, aku berada tepat didepan sel-nya. Melihat lehernya yang dirantai. Dipikir lagi, dia bukanlah subject yang bersalah. Dia hanya individu yang mendapatkan nasib buruk dan tertunda. Setelah mendengar dia hidup diluar dinding pulau Paradis selama 60 Tahun, dan memakan salah satu Pejuang kami, aku paham bahwa yang diberikanNya adalah kesempatan kedua. Tak tahan ku melihatnya, sebagai sesama darah, aku pun mengajaknya bicara.

"Siapa namamu?" Tanyaku.
Senyap dan lenggang. Saat aku memutuskan untuk tidak berbicara lagi, di detik ke lima belas dengan lirih dia menjawab.
"Mata milikmu itu, terlihat mirip dengan seseorang yang kukenal."
Aku terdiam.
"Dan warna rambut milikmu itu, mirip denganku." Tambahnya.
"Apa maksudmu–"
"Namaku Ymir." Jawabnya memotong.
Untuk saat ini, aku yang terdiam selama lima belas detik.

"Ymir.." Kataku, mengulang namanya. "Apa yang kau temui dipulau itu?" Tanyaku.
"....kenapa kau ingin mengetahuinya?"
"Jawab saja."
"Yang kutemui.. adalah kebebasan.. mungkin. Kenapa?" Dia ganti bertanya padaku.
Aku mendekat, dan berlutut. "....Namaku [nama anda], keluargaku dijadikan Titan karena menyembahmu. Aku tidak benar-benar mengabdikan darahku untuk Raja."
"Jadi kau pengkhianat ya?"
Aku terus menatapnya dalam sunyi.
"Tidak apa, aku tidak berniat melaporkanmu. Toh sebentar lagi aku akan dimakan salah satu Pejuang kalian." Tambahnya. "Jadi kau menginginkan informasi yang spesifik?"
Aku mengangguk.
"Apa untungnya untukku?" Dia justru menawarkan negoisasi.
"Dengar. Kalau kau berharap aku membebaskanmu sekarang, jujur saja aku tidak bisa. Tapi, jika ada yang bisa kulakukan, di pulau itu untukmu, katakan saja. Anggap ini sebagai balas budiku. Sebagai gantinya, berikan aku informasi."
"Menarik." Dia terkekeh. "Lagipula, aku tidak mengaharap kau membebaskanku." Jawabnya enteng, disamping itu aku masih berlutut.

"Berkudalah pada malam hari. Dekatkan rute mu dengan hutan, Bawa 3d manuver gear milik Reiner, beristirahatlah diatas dahan pohon pada siang hari, tunggulah sampai malam, kau tidak akan mampu melawan Titan area. Jika kau sudah menemui dinding, memanjatlah dengan alat itu. Dan temuilah orang-orang berseragam dengan lambang sayap biru dan putih. atur pertemuanmu dengan Erwin Smith, selaku komandan divisi Recon Corps disana, kalau dia belum menemui ajalnya sih. Kalau kau tidak bisa menemukannya, sebut nama Eren, Mikasa, Armin, atau Historia. Maka kau pasti akan dibawa pada mereka." Jelasnya.
"Terimakasih. Jadi apa yang kau minta dariku?"
"Lindungi dia."
"...dia, siapa?"
"Gadis yang tingginya hanya sekitar 145cm, dengan rambutnya yang pirang, bermata biru sepertimu. Historia Reiss." [ ]

Devotion to MARLEY, Blood of ELDIA, and TRAITOR (SHINGEKI NO KYOJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang