CHAPTER 06

140 19 1
                                    

          Sesuai dugaanku, jika kebanyakan orang berpikir ruang interogasi akan lebih mirip seperti ruangan kosong dengan meja, aku justru berada dalam penjara bawah tanah yang gelap dan lembab, hanya dengan sebatang lilin sebagai penerangan dan kedua tanganku yang dirantai, aku berpikir ini bukanlah ruangan yang ramah untuk menerima tamu.

"Jangan salah paham, kami melakukan ini untuk kepentingan bersama." Suara Komandan Hanji menggema dari lorong, mendekatiku bersama seorang pria dengan rambut hitam dan tatapannya yang dingin disampingnya.

"Aku paham, mengingat kalian sudah melalui banyak neraka." Jawabku dari dalam sel.

"Baguslah jika kau paham. Jadi, apa yang ingin kau sampaikan wahai saudara/i kami [nama anda]?"

"Kalian harus bergegas, pasukan marley semakin mematangkan rencana nya untuk menculik Koordinat Titan dan berencana meluluh lantahkan negeri tiga dinding. Aku ingin mengusulkan kalian untuk segera menyerang mereka sebelum mereka siap, atau semuanya akan terlambat." Terangku.

"Terlambat dari apa?" Jawab pria yang tingginya hanya sekitar 160cm itu.

"Kudengar mereka berusaha menghubungi keluara Tiber, selaku pemilik kekuatan Titan Palu Perang. Itu bukan berita yang bagus, dalam riwayatnya mereka ahli dalam strategi, jika Tn. Yeager dan Mr. Braun berhasil membujuk keluarga itu, tidak banyak yang bisa diharapkan."

"Braun, maksudmu Reiner Braun?" Tanya Komandan Hanji.

"Ya. Reiner Braun dan Zeke Yeager. Memang, mereka tidak lama lagi akan menurunkan kekuatan mereka pada penerus selanjutnya, namun kita perlu berhati-hati dengan tak-tik beliau."

"Aku paham maksudmu, tapi darimana kami bisa menjamin kau tidak berbohong—"

"Cukup Levi, itu bukan tugasmu, setelahnya kita serahkan kepada Panglima tertinggi Darius Zackly dan Yang Mulia Ratu. Mereka sudah datang."

"Cih," Ketusnya.


           Pintu aula persidangan dibuka, terpapang luas didepanku, dengan ukiran ukiran klasik bewarna gading, beserta lukisan di langit-langitnya yang tinggi. Orang-orang dan para prajurit sudah berkumpul dan berdiri disana. Di kursi tertinggi aku melihat lima meja, empat meja tinggi yang berada disamping diisi oleh pria pria tua dengan seragam berpangkat tinggi. Sedangkan ditengah, dengan kursi yang berdiri lebih tinggi dari yang lain, aku melihat Sang Ratu, dengan rambut pirangnya yang disanggul indah bagai emas, dan mata biru nya yang memancar bagai lautan. Namun, tatapannya memilukan, seolah menopang berbagai kesedihan yang dideritanya.

"[nama anda], cukup jawab pertanyaanku jika kau bersedia untuk bekerjasama dengan kami." Kata seorang pria yang bernama Darius Zackly itu.

"Saya bersedia." Sembari aku berlutut dan para prajurit mengikat tanganku pada tiang besi.

"Pertanyaan pertama, apa maksud kedatanganmu kemari?"

"Untuk memberikan segala informasi terkait Perang Titan yang berlangsung."

Darius Zackly memerintahkan prajuritnya, dan tak kusangka lenganku justru disayat. Aku yang kaget berusaha untuk menahan sakit.

"K..kenapa.. kau justru melukaiku..?" tanyaku, lirih.

"Pertanyaan kedua, apa motivasimu membantu kami?"

"Untuk membalaskan dendam keluargaku terhadap apa yang sudah mereka lakukan."

Aku disayat untuk kedua kalinya.

"Apa alasanmu berjuang sampai sejauh ini?"

"Karena aku diutus Ymir untuk membawakan pesan dan melindungi anak yang bernama Historia Reiss." Aku menjawab pertanyaannya dengan susah payah.

"Cukup, jangan lukai dia!" Sergah Sang Ratu dengan nada yang panik.

"Yang Mulia, jangan terlalu lembek dengan orang asing yang belum diketahui tujuannya!"Teriak salah satu Komandan dari Divisi yang berlambang kuda berwarna hijau.

"Bukankah semua sudah jelas? aku tidak merasakan aura dia berbohong, dia juga bukan Titan setelah apa yang sudah kalian lakukan untuk menyakitinya. Lepaskan dia, ini perintah!" Yang Mulia justru terlihat marah kepada prajurit yang menyayatku, dan dia buru-buru melepaskan ikatan tanganku.

"Memang benar, sejauh ini saya tidak melihat bahwa dia berbohong, tapi kita harus tetap berhati-hati. Yang Mulia, saya hendak mengusulkan sebaiknya dia berada dalam pengawasan Kapten Levi, dan terus ditempatkan dibawah penjara bawah tanah untuk beberapa waktu sampai kita semua benar-benar mengenalnya." Kata Darius Zackly kepada Sang Ratu.

"Tentu saja, saya sebagai Ratu penguasa tiga dinding telah membuat keputusan." [ ]

Devotion to MARLEY, Blood of ELDIA, and TRAITOR (SHINGEKI NO KYOJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang