Enam

5.8K 757 208
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

-6-

Uhuk!

Uhuk!

Suzy terus saja terbatuk. Dengan tangan kanannya ia memukul pelan dada bagian kiri dengan pukulan kecil. Saat wanita itu sedang sibuk dengan dirinya sendiri, Myungsoo berjalan mendekati meja kerjanya. Mengambil segelas kopi yang memang setiap pagi sudah tersedia di sana.

"Minum," ucapnya lagi membuat Suzy memalingkan wajahnya dari lantai dan menatap cangkir kopi yang pria itu sondorkan.

"Cepatlah minum," sambung pria itu ketika ia melihat Suzy masih terus terbatuk tapi tidak menerima uluran kopi darinya.

Suzy yang memang sudah sangat membutuhkan air, tidak peduli. Ia mengambil gelas kopi Myungsoo dan meminumnya. Setelahnya ia menghela napas dan memejamkan mata. Syukur sekali aku tidak mati karena tersedak, sialan sekali pria ini! batinnya marah.

Myungsoo yang terus menatap Suzy hanya diam saja melihat bagaimana wanita itu mengurut dada atasnya. "Jadi?" tanya pria itu lagi, masih tetap kukuh membahas masalah yang hampir saja membuat Suzy mati karena tersedak, berlebihan memang, ia sengaja menggunakan majas hiperbola.

"Apanya?" Suzy menurunkan gulungan lengan kemeja panjangnya, merapikan kerutan-kerutan itu dengan jantung yang berdegup sangat cepat. Setiap kata yang keluar dari mulut Myungsoo selalu saja berhasil membuat jantungnya berkerja ekstra.

"Pertanyaanku tadi," Myungsoo lagi-lagi bersedekap, seakan memperlihatkan pada wanita itu bahwa dia adalah rajanya di ruangan tersebut. Suzy menelan saliva, mengangkat kepala dan melihat Myungsoo.

"Anda serius?" tanyanya dengan mata yang fokus melihat mata tajam pria itu.

"Tentu saja, kenapa tidak?"

"Kenapa tidak? Tapi― kenapa?" wanita itu mengerutkan keningnya.

"Kau makan dengan sangat lahap, jarang aku melihat wanita makan seperti itu. Ketika aku melihatmu makan, aku jadi ikut lapar karenanya, oleh karena itu, aku mengajakmu tinggal bersama. Kau bisa menjadi pemicu selera makanku," jawab pria itu dengan kalimat panjang yang menurut Suzy sangat konyol, hampir terdengar seperti lelucon yang sangat tidak lucu. Apa pria itu bilang? Pemicu selera makan?

Dia gila! Batin Suzy lagi tak habis pikir.

"Apa anda selalu mengajak orang yang makan lahap untuk tinggal bersama?" tanyanya dengan wajah polos yang sarat akan rasa penasaran. Myungsoo mendengkus, "kau pikir aku gampangan apa?" Suzy tebak, pria itu pasti tersinggung karena pertanyaan yang ia lontarkan.

"Habisnya, anda terlihat santai sekali saat mengatakan kalimat ajakan itu. Saya tebak, ini pasti bukan yang pertama kalinya kan?" Suzy membenarkan rambutnya, simpulnya ia buka kemudian tangan-tangannya ia gunakan sebagai sisir. Myungsoo hanya memperhatikan semua pergerakan wanita itu dengan teliti. Setiap gerak tangannya, bahunya dan juga kepalanya.

"Kenapa tidak menjawab? Apakah saya benar?" Suzy tersentak kaget saat ia memalingkan wajah, ia menangkap basah pria itu yang sedang memperhatikannya, tapi bukannya merasa malu karena tertangkap basah, pria itu malah bergeming. Terus menatap Suzy lekat. Wanita itu memalingkan wajahnya dengan terpaksa, jantungnya berulah lagi.

"Tidak, kau salah." Myungsoo akhirnya menjawab, "ini adalah yang pertama kalinya. Pertama kalinya aku merasa lapar hanya karena melihat orang makan, kau tahu?―" Suzy memalingkan wajahnya kembali, melihat wajah Myungsoo dan menatap mata pria itu, "rasa lapar itu menuntutku untuk menahan kau di sampingku." Suzy bersemu dengan sebegitu mudahnya. Apakah kalimat pria itu sangat romantis sampai-sampai dia harus bersemu begitu? Ck! Mudah sekali dirinya.

Because of Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang