--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.--------------------------------------------------
-2-
Hari minggu itu, hari ketika Suzy bergelut dengan bantal dan gulingnya sampai siang. Tapi tidak untuk hari ini, karena tanpa aba-aba dia langsung melompat turun dari ranjang, berlari cepat ke arah kamar mandi yang terdapat di dalam kamar tidur. Membuka pintu dengan tendangan kaki lalu masuk ke dalam. Bunyi suara-suara tidak mengenakkan;muntahan, yang tidak pantas diperdengarkan menggema ke seluruh rumah.
Suzy keluar dari kamar mandi dengan tangan yang membekap mulut. Rasanya, ia seperti baru saja menggeluarkan semua isi perutnya dalam sekali muntah. Ia merasa kosong di area perut. Kekosongan yang tidak membuat nyaman.
Dia kembali melangkah ke arah ranjang. Menaikinya dengan lemah lalu menarik kembali selimut sampai sebatas perut. Matanya melihat jam dinding yang menunjukkan angka enam. Ah, sial! Suzy memaki dalam hati. Dia bangun terlalu pagi, biasanya ia bangun jam sembilan atau jam sepuluh kalau hari minggu.
Hari minggu adalah hari libur satu-satunya yang ia miliki dalam tujuh hari.
-oOo-
Suzy terbangun dari tidurnya untuk yang kedua kalinya pagi ini di kamar yang terang benderang. Setelah sempat terbangun sangat pagi tadi;jam enam, ia kembali memutuskan untuk menyambung tidurnya. Dan seperti inilah ia berakhir, tampak mengenaskan di atas ranjang saat jam menunjukkan angka sebelas. Luar biasa sekali.
Kepalanya nyeri.
Saat ia mencoba untuk duduk dan nyeri di kepalanya bertambah dahsyat. Ia bahkan hampir tumbang karena rasa nyeri tersebut. Semua ini akibat club itu, dia minum terlalu banyak. Kadar alkohol tidak tinggi? Omong kosong! Krystal membohonginya, seperti biasa.
Suzy menjatuhkan kembali dirinya di atas ranjang, memejamkan matanya dan menikmati rasa nyeri yang menyerang kepalanya dengan rasa kesal. Ia mengetuk-ngetuk dahinya dengan kepalan tangannya pelan, saat ia membuka mata, barulah ia teringat dengan mimpinya semalam.
Ia menyentuh bibirnya.
"Sial! Itu bukan mimpi." Ujarnya datar dengan wajah yang tidak habis pikir. Bagaimana bisa ia mengganggap itu hanya sekedar mimpi. Itu bukan mimpi, itu adalah kenyataan. Terlalu nyata untuk hanya berakhir menjadi mimpi.
Bibir pria itu sangat― terkutuk kau Bae Suzy!
Baru pertama kali datang ke club dan dia sudah membuat masalah. Mencium pria asing! Dia pasti sudah gila.
-oOo-
"Kau― siapa?"
"Huee―"
Suara itu membuat Myungsoo refleks memundurkan tubuhnya ke belakang. Pegangannya pada pinggang wanita itu seketika terlepas membuat mau tidak mau bokong wanita itu harus mencium lantai.
Tidak ada muntahan yang keluar.
Suzy mendongakkan kepalanya. Efek alkohol itu datang diwaktu yang tidak tepat. Kenapa harus sekarang? Saat dia sedang membuat kekacauan. "Ak, huee―" Suzy membekap mulutnya dengan kedua tangannya, dia tidak bisa membuka mulutnya untuk mengucapkan kata maaf, atau mungkin― terima kasih?
Dengan sisa kesadarannya, Suzy melihat ke belakang pria yang masih berdiri di hadapannya― siap siaga siapa tahu bahwa ia akan muntah, mengeluarkan segala macam jenis makanan yang ia makan seharian ini. Suzy tidak melihat adanya para pria paruh baya yang mengejarnya tadi, ia menghela napas, lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Kiss [END]
Fanfiction[Highest rank] 12/08/17 : #44 dalam Fiksi Penggemar - "Ciuman pertama kami mungkin adalah sebuah kesalahan dan ciuman kedua kami mungkin adalah sebuah ketidaksengajaan, tapi ciuman ketiga kami adalah ungkapan cinta yang tak terbantahkan." - Because...