Chapter 2

573 9 0
                                    

Weekend sudah habis, Alvinia sudah kembali ke Jakarta setelah menghabiskan tiga hari di Singapura bersama nenek dan kakeknya.

Dan hari ini ulang tahun Janvier, alvinia siudah membelikannya kado. Alvinia menaruh kado itu dengan hati-hati didalam tasnya, seolah takut kotak kado itu rusak.

Dan alvinia rela bangun tengah malam, lalu mengambil kunci mobil kakaknya. Ia dan kakaknya sudah membuat kesepakatan semalam, bahwa alvinia akan pinjam mobil kakaknya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Dan dengan rayuan sekotak coklat hersey, nia, sang kakak mau memberikan kunci mobilnya.

Misi alvinia tengah malam ini adalah membuat kejutan dirumah Janvier. Jalanan di kota Jakarta sepagi ini masih sepi. Dan alvinia mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.

Pukul 23:56 alvinia sudah berada di depan pagar rumah Janvier. Diraihnya telepon genggamnya, lantas memencet nomor yang sudah ia hafal diluar kepala: nomor Janvier.

Tak lama kemudian telepn diangkat.

“halo?” jawab janvier serak. Jelas sekali bahwa kantuk sedang menjeranya setengah mati.

“hai jan. mind to look down from your window?” alvinia lantas tersenyum dan membuka pintu mobil.

Tampak gorden yang dibuka secara paksa dan tiba-tiba, lalu wajah janvier yang kaget tampak jelas.

Alvinia tersenyum, lantas membisikkan sebuah rangkaian kata.

“happy birthday, Janvier Aditya Pratama..”

***

Janvier lalu dengan segera menuruni tangga, dan berdeham beberapa kali sebelum akhirnya membuka pintu rumah. Dan alvinia sudah ada disana, dengan sebuah kotak kado ditangan, dan telepon genggam. Ia membetulkan poninya sejenak, lalu tersenyum.

“met pagi. Happy birthday sekali lagi, wish you all the greatest, my beloved best boy-friend!”

Dan janvier hanya bisa membeku ditempatnya. Tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering dan lidahnya kelu. Kejutan yang mengusik tidurnya ini sangat membekas, entah kenapa.

“lo kesini naik apa?” pertanyaan pertama yang berhasil dilontarkan janvier secara gamblang. Lalu sejenak kemudian  ia merutuki dirinya sendiri, mengapa dengan bodohnya menanyakan pertanyaan seperti itu.

“aku? Naik mobil kak nia. Biasa, sogokan pake sekotak hersey’s.” alvinia tesenyum.

“masuk dulu vee, papa mama kebetulan lagi diluar kota.” Janvier membuka pintu rumah, dan mempersilahkan alvinia masuk.

“mama papa pergi dari kapan? Kak ariana mana?” alvinia bergegas masuk dan mengikuti janvier menuju mini bar didekat ruang tamu.

“mama baru kemarin pergi, kalo papa udah dari minggu lalu. Biasa, bisnis mereka kan emang gabisa berenti di satu tempat vee. Ariana udah balik ke kos-an nya yang di bandung.” Jawab janvier sembari meracik cokelat hangat.

Ia lantas membawa dua mug berisi coklat panas itu. “yuk, ngobrol di taman belakang aja.” Janvier tersenyum lembut.

Senyuman yang tanpa disadari telat membuat pipi alvinia bersemu merah, dan kemudian membuatnya tersenyum simpul.

Putih (Karena Kau Begitu Berarti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang