Aku tak tahu harus menyebutnya apa. Perasaan ini tiba-tiba saja muncul. Mungkin aku bisa menyebutnya dengan Rindu.
.
Ya. Aku rindu saat dimana kau bisa meluangkan waktu barang semenit pun untukku, aku rindu saat-saat kita yang dulu. Dimana aku bisa mendengar suaramu walau hanya lewat telpon, panggilan sayangmu walau hanya lewat chat, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membahas hal yang tidak penting.
.
Aku rindu kau yang slalu berusaha menenangkanku saat aku punya masalah, aku rindu semua itu.
.
Kenapa sekarang semuanya berubah? Apa tak ada lagi aku di hatimu? Apa kau sudah menemukan orang lain yang bisa membuatmu nyaman?
.
Sejujurnya, aku tak ingin semua itu terjadi. Aku ingin hanya aku yang didalam hatimu. Pastinya setelah keluarga dan teman-temanmu.
.
Katakanlah aku egois, tapi aku ingin itu kebenarannya. Kalaupun semuanya terbalik, kau sudah menemukan orang yang bisa menyayangimu lebih dari rasa sayangku untukmu, aku bisa apa selain mengikhlaskanmu?
.
Aku ingin kau bahagia dengan pilihanmu walaupun akhirnya aku yang terluka.
.
Untuk kesekian kalinya, aku ingin mengatakan bahwa aku menyayangimu, aku ingin akulah satu-satunya orang yang bisa memiliki hatimu walaupun aku tahu itu akan sulit mengingat jarak kita yang sangat jauh dan juga kau yang mungkin disukai banyak orang pastinya aku akan kalah.
.
Tapi, terlepas dari semua kemungkinan itu, aku berharap bahwa akulah satu-satunya orang yang bisa memiliki hatimu sama halnya denganmu yang memiliki hatiku. Semoga kau terlahir untukku :)Gorontalo, Selasa, 04-04-17

KAMU SEDANG MEMBACA
Rintihan Jemari
SpiritualJika kamu bukan anak seorang Raja dan juga bukanlah anak seorang Ulama, maka menulislah! ~Imam Al-Ghazali @aboutyrs @abyaizzuddin @boycandra @duniajilbab @tereliye @ummuaisyah