Time 3: Now We Are Leisured!

2.1K 68 2
                                    

Time 3: Now We Leisured!


Waktu menunjukkan pukul empat sore pertanda selesainya jam sekolah.

Sudah sepuluh menit berlalu semenjak gerombolan para siswi itu berbondong-bondong meninggalkan kelas tempat mereka belajar menuju gerbang luar sekolah. Sementara beberapa guru yang lain juga telah selesai mengemasi perlengkapan kerja mereka untuk segera pulang mengejar bus terakhir. Beberapa guru lainnya masih berada disana segera menyelesaikan pekerjaan sekolah yang tersisa, termasuk guru UKS yang baru saja keluar untuk mengunci pintu ruangan.

Guru itu berjalan dengan anggun dan tenang karena dia adalah orang terakhir yang berada di sekolah itu sehingga tidak perlu mencemaskan hal-hal remeh lainnya seperti bertegur sapa dengan para staff sekolah ataupun kedatangan siswi yang tiba-tiba menjumpainya untuk beberapa hal tertentu.

Untuk sebuah alasan tertentu, guru wanita ini mulai banyak dikenal sebagai "sang maestro hati" oleh para siswi yang dekat dengannya. Gelar ini bukanlah tanpa alasan, dia adalah seorang konselor yang hebat dalam hal mengulik isi hati siswinya ataupun seorang pribadi yang nyaman sebagai tempat curhat, itulah mengapa ruangan UKS selalu ramai setiap jam istirahat.

Berkaitan dengan itu, hal itu juga membawanya kepada kejadian lainnya, tidak jarang para gadis itu menjadi berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang guru. Mereka bahkan tidak ragu untuk mengajaknya berkencan atau kalau bisa menjadikannya kekasih. Tentu saja kejadian itu tidak akan terjadi, sebagai seorang guru dia memiliki martabat untuk menjaga kehormatannya di hadapan guru dan murid lainnya.

Seandainya hal itu berlaku mutlak untuk seluruh guru yang ada disini, sih. Kecuali...


"Ahh, Umi-chan!!!"

"Malam ini kamu ada acara?"


Seorang wanita paruh baya berambut coklat abu-abu itu menyapa sang guru UKS yang baru saja keluar dari guru untuk mengembalikan kunci ruangannya. Beruntung atau tidak beruntung, dia berpapasan dengan wanita itu yang juga baru keluar dari ruangan kepala sekolahnya.


"Hmm, Minami-san? Ada apa? Aku rasa tidak ada, sih."


Sang guru UKS, Umi Sonoda membungkukan badan untuk membalas pertanyaan sang wanita itu yang adalah seorang kepala sekolah. Menghadapi seorang guru yang posisi jabatannya lebih tinggi maka adalah normal untuk memberikan salam penghormatan bagi beliau. Namun pada saat itu bukannya jawaban balasan yang di dapat, Umi mendapati wanita itu malah menjitak kepalanya dengan keras.


"Huft, Kamu itu yah?!! Kebiasaan deh! Bukan Minami!! Tapi Kotori.... KOTORI!!!" jawabnya kesal.

"Ehehehe.... Maaf, maaf!! Habisnya, aku masih teringat sosok ibumu setiap kali melihatmu yang saat ini." kata Umi sambil mengelus benjolan kepalanya.

"Memang mirip yah?! Ehehehe...." Kotori dengan nada congkak mengangkat hidungnya sembari berkacak pinggang.

"Ngomong-ngomong, cocok tidak aku pakai baju ini?! Ini baju baru hasil desainku sendiri lho?!" Kotori Minami, sang guru kepala sekolah itu memamerkan baju baru hasil karyanya sendiri kepada sahabat sekaligus bawahannya itu. Umi yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang dan menganggukkan kepala menyetujui ucapannya.

"Iya-Iya...." jawab Umi pelan.

"Akan tetapi tetap saja..." lanjut Kotori dengan nada muram dan mata berkaca-kaca meratap di samping tembok putih yang berada di sebelahnya. "Umi-chan, kamu ngerti kan?!"

Dear My Teacher (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang