Time 4: In The Short Of Future
Ada tujuh hari dalam seminggu. Ada dua puluh empat jam dalam sehari. Ada enam puluh menit dalam satu jam. Ada tiga ribu enam ratus detik dalam satu jam. Dan pertanyaannya adalah apakah kamu pernah menghitung berapa detik dalam satu hari?
Banyak! Lebih tepatnya ada delapan puluh enam ribu empat ratus detik dalam satu hari. Memikirkan tentang itu, entah mengapa aku merasa seperti kurang kerjaan sekali . . . .
Tapi itulah hal pertama yang aku pikirkan ketika berusaha menutup mata dan mencoba untuk lekas tidur di atas kasurku pada malam ini. Bagaimanapun juga, rasa kantuk dan lelapku itu tidak kunjung ada.
Hari ini, Setelah pulang ke rumah aku segera mengatur rencana kegiatan yang ingin aku kerjakan untuk besok.
Itu tidak membutuhkan waktu yang lama namun aku pada akhirnya tetap terjaga hingga jam dua belas malam.Sedemikian lama aku terus mempelototi jam dinding yang berdetik semakin lambat itu dan seakan terhipnotis, entah sejak kapan tiba-tiba aku sudah terlelap sebelum menyadarinya.
Dan pagi hari pun tiba.
"Yosh! Sipp...!!" Aku merapikan poni depan rambut pirangku di depan cermin sekarang. Rasanya, sebuah keajaiban terjadi kepadaku yang tiba-tiba bisa bangun jam lima pagi, it's miracle, really!
Belum pernah dalam seumur hidupku bisa bangun sepagi ini atau setidaknya pernah mencoba untuk melakukan itu.
Kubuka jendela luar kamar dan melihat langit pagi yang masih gelap, menunggu sang surya tiba. Bagaimanapun, aku menjadi antusias saat menghirup udara pagi segar yang memenuhi rongga paru-paruku sekarang.
Hari ini, hari kamis milikku sudah resmi dimulai. Hari ini aku berencana datang ke sekolah lebih awal daripada biasanya. Walaupun bel masuk sekolah dimulai jam delapan pagi tapi hari ini aku sengaja untuk berangkat lebih awal yaitu sekitar jam setengah tujuh pagi.
Ehh, Ini semua bukannya tanpa alasan. Itu karena aku tahu dia selalu datang ke sekolah lebih pagi daripada siapapun.
Iya, itu Dia!
Memangnya untuk siapa lagi aku melakukan ini? Jelas untuk Dia!
Oleh karena itulah hari ini aku ingin memberi "sedikit" kejutan untuk Dia di ruangannya berada, di dalam ruangan UKS. Hi hi hi . . . .
Berkat kecerdikan dan pengamatanku yang mendalam, aku sebelumnya sudah berhasil menggandakan kunci ruangan ini sehingga aku bisa menggunakannya untuk menyusup ke dalam ruangan itu kapanpun aku mau.
Yah, tentu saja hal itu sempat membuat marah Sonoda-sensei namun setelah beberapa kali aku melakukan itu maka dia menjadi terbiasa dan memaklumi kehadiranku sekarang.
Jarak antara rumahku dan sekolah adalah sekitar lima belas menit dengan berjalan kaki.
Memikirkan itu semua aku pikir itu adalah jarak yang cukup jauh namun aku berusaha seminimal mungkin untuk melakukan kontak dengan tetangga ataupun bertegur sapa dengan orang yang aku temui. Tanpa aku sadari, kemudian tibalah aku di dalam ruangan UKS ini tepat lima menit sebelum kedatangannya. Aku kemudian segera menutup pintu itu kembali dari dalam perlahan-lahan.
"Tapp... Tapp... Tapp... Tapp..."
Aku mendengar ada bunyi derap langkah sepatu hak rendah yang berirama pelan namun teratur menuju ruangan UKS. Kemudian, Aku lekas bersiap untuk segera mengatur posisi kursi dudukku ke bagian tengah ruang UKS yang menghadap ke pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Teacher (SELESAI)
FanfictionKarna saya ngetiknya lewat hp jadi nanti dulu aja deskripsinya yah. ????