Time 6: Connect To The Past

1K 50 0
                                    

Time 6: Connect To The Past

Langit sekolah yang gelap terasa pekat malam ini.

Aku memandang ke langit dan menatap sinar bulan purnama dan lampu jalanan yang menyala remang-remang. Aku berjalan keluar meninggalkan pagar sekolah yang kini sudah terkunci. Selain penjaga sekolah Otonoki, secara resmi aku adalah orang terakhir yang meninggalkan sekolah ini.

Jam tanganku menunjukkan pukul delapan malam. Kemeja yang aku pakai hari ini sudah lusuh dan rambutku pun acak-acakan setelah sekian lama tertidur di ruang UKS tadi. Sungguh, aku sudah tidak mau ambil pusing lagi dengan penampilanku sekarang yang berjalan pulang menuju rumah.

Setelah semua kejadian pada hari ini, aku.... aku ngantuk, aku hanya ingin segera sampai ke rumahku, berbaring di kasur empukku dan melupakan kejadian malam ini.

Aku bahkan tidak berniat untuk makan malam, makan?!

"Aku bahkan tidak yakin kalau dia sudah makan...."

Diriku terhenyak sejenak ketika mengingat lagi secuil perkataan Kotori yang sebelumnya. Aku telah berbuat sesuatu yang fatal sebagai seorang guru.

A-Ada apa denganku sebetulnya? Mengapa aku menjadi emosional begini sekarang? Bahkan, setelah semua perbuatan baik yang dia lakukan kepadaku ketika aku tidak sadarkan diri, dia yang sudah menjagaku seharian ini, namun bukannya aku mengucapkan terima kasih kepadanya, malahan aku mengusirnya dengan perbuatan yang kejam.

Entah sejak kapan aku merasakan ada sesuatu yang dingin membasahi pipiku. Aliran hangat berasal dari pelupuk mata ini turun melewati pipi.

Kedua tanganku basah saat menyeka itu. Aku berlari menghampiri pintu rumah dojoku dan segera masuk menuju ke kamarku dengan perasaan hati yang kacau.

Sapa salam dari kedua orang tuaku sengaja aku hindari karena aku yakin mereka akan semakin mengkhawatirkanku apabila mereka tahu nada suaraku yang mulai kacau ketika berucap.

Malam ini, aku sama sekali tidak mengerti harus berbuat apa lagi. Aku memutuskan untuk tidur meskipun mataku belum kantuk.

Aku sama sekali tidak bisa tidur sekarang. Aku benci hari ini. Aku mau melupakan semua kejadian yang terjadi pada hari ini!

Pikiranku kacau sekarang. Aku benci diriku yang saat ini. Bagaimanapun aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku tetap saja mimik wajahnya yang gusar dan kecewa ketika aku mengusirnya sama sekali tidak dapat hilang dalam ingatanku.

Aku.... Maafkan aku, Alisa.


............ooooooo.........

Sudah satu minggu semenjak hari itu.

Aku sudah baik-baik saja, tubuhku sudah sehat sekarang namun semenjak kejadian itu aku belum sekalipun melihat Alisa datang lagi ke sekolah.

Aku khawatir meskipun enggan mengakuinya, aku enggan menanyakak itu kepada guru wali kelasnya, lagipula aku ini hanya guru olah raga yang merangkap menjadi guru UKS saja.

Lagipula, ketika beberapa kali aku mendatangi rumahnya sepertinya rumah itu terlihat sepi seperti ditinggalkan begitu saja.

Jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat mengkhawatirkannya.

Bagaimana jika dia tidak pulang ke rumah semenjak hari itu?!

Apakah mungkin dia pergi ke tempat asing lalu... tidak, tidak! Aku tidak mau memikirkan hal buruk yang bisa terjadi kepadanya.

Terakhir kali aku melihatnya itu adalah ketika dia sedang menangis. Memikirkan tentang itu aku rasanya tahu apa yang sedang dia pikirkan sekarang...

Dear My Teacher (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang