BAD MOOD

112 9 1
                                    

"seharusnya aku sadar dari awal                       bahwa aku bukanlah prioritasmu"

@rumah sakit

Sesampainya kami berdua di rumah sakit kak daniel segera memanggil suster untuk membawa ku ke IGD.
Di dalam ruangan sempat terjadi sedikit pertengkaran karena gue gak mau di suntik jarum bius. Tapi lama kelamaan suster dan kak el tentunnya berhasil menyakinkan gue biar disuntik.

"aaawww!!!" ucapku saat suster menyuntik  lengan gue dengan jarum yang ada obat biusnya, rasanya sakit banget sampai gue nangis depan kak el. Biar deh kali ini gue gak usah jaim didepan kak el, emang gak sakit apa. setelah menyutikku kini aku dijahit. Dan akibat obat bius itu aku dijahit tanpa pergerakkan dariku.

"dek?" panggilnya padaku.

"ia kak?"kulihat dia melepas jaketnya.
Mau ngapain sih jadi bingung.

"nih lo pake aja, dikit lagi udah mau malam" ucapnya sambil menyampirkan jaketnya pada kedua pundakku. Aduh nih jantung gak bisa di kontrol banget sih. Kan malu kalau dia denger.

"makasih ya kak" ucapku dengan senyum manis mautku. hanya di jawab anggukan darinya. Setelah itu mengacak pelan rambutku.

"harusnya gue yang terima kasih sama lo, karena lagi lagi lo nolongin gue" katanya sambil menggaruk tengkuknya yang menurutku tidak gatal.

"enggak lah kak, kalau aja tadi kakak nggak ada, gue pasti udah-"

"ssstttt, udah nggak usah mikirin itu lagi. Lagian ngapain sih lo bisa sampai disitu?" tanyanya penasaran.

"itu jalan pintas menuju rumah, karena sudah hampir gelap, gue lewat situ supaya cepat sampai dirumah"

" emangnya gak ada yang jemput lo  dari sekolah?"tanyanya lagi, aduhh berasa dimilikin banget nih kalau kayak gini terus.

"jemput sih kak cuma, ban mobil kakak gue pecah ditengah perjalanan menuju sekolah. Jadi gue terpaksa naik angkot. Dan sialnya ojek yang biasa di pangkalan depan pada ilang semua, gsk tau deh kemana. Pada gak mau uang apa?gue aja mau banget"ucapku seperti pidato saja.

"hahahah,yaudah gue anterin lo pulang ya"tawarnya

"ia kak" gue kelewat seneng sekarang. Berasa jadi prioritasnya dia aja, sampai mau dianterin segala. Pas lagi di koridor rumah sakit gue lihat ada cewek diatas brankar dan lagi dibawa sama suster sama seorang lelaki. Tapi anehnya kak el malah berhenti dan dia kaget. Loh kenapa emangnya? Dia pun berbalik  berlari dan mengikuti brankar yang membawa cewek itu.

"kak! Kak! Tungguin gue"ucapku berteriak. Tapi dia terus aja lari. Dengan mengumpulkan tenaga gue pun ikut berlari. Sayangnya gue kehilangan jejaknya kak el. Gue pun duduk di salah satu kursi dan mulai berpikir bagaimana cara menemukan kak el. Emm tunggu dulu, aku baru ingat itu tania pacar kak el, yah betul dia sangat mirip. Akhirnya aku memutuskan untuk mengetahui dimana tania pacar kak el itu dirawat. Hati gue sedikit sakit karena kak el tiba tiba ngilang gitu aja karena tania, yah harusnya gue sadar diri juga, tapi setidaknya dia kasih tau ke gue biar gue gak kelimpungan kayak gini nyari dia.

Daniel pov

Setelah gue menawarkan bantuan ke angel buat nganterin dia pulang, gue melihat seseorang yang familiar banget di ingatan gue, sedang terkulai lemas diatas brankar. Bukannya itu tania? Tania kenapa? Gue langsung lari memutar balik arah jalanku dan berlari menyusul brankar yang membawa tania. Untungnya gue ngeliat kakaknya tania yang biasa gue panggil abang, yang umurnya 3 tahun diatasku. Dia sedang mondar mandir tak jelas, sambil sesekali menengok ke dalam ruangan dari kaca ruang rawat tania. Sebenarnya tania sakit apa?

Together ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang