DIA

196 13 0
                                    

Hari ini karena mama sama papa gak bisa jemput aku, aku harus pulang menggunakan angkutan umum.

"lama banget sih gel, cepetan dikit napa,entar angkot pada penuh semua"ucap bianca sang ratu cerewet dikelas. Biarpun cerewet gue sayang banget sama nih anak.

"ia ia bib, udah ni , sabar napa"ucapku

"lo kan tau gel, bib itu lagi falling in love sama kakak kelas kita si rama rama itu, ya jadinya harus cepet biar di depan masih bisa ngeliatin si rama rama itu"ucap gracia sambil menatap bianca dengan tatapan mengejek.

"bener tuh"sambung anggri,dan meirty.

Aku mulai melihat raut kesal di muka bianca. Ya, bianca sangat tempramental jika diejek. Bisa gawat kalau tidak di alihkan.

"eh udah udah, awas macan ngamuk loh. Balik yuk, aku udah lapar banget"
Ucapku sambil memegang perutku yang berbunyi.

Kita berlima brjalan bersama kedepan gerbang sekolah, dan berpisah disana, karena masing - masing sudah di jemput. Yah, kecuali aku dan bianca saja yang naik angkutan umum.

Sesampainya di halte bianca mulai ngoceh ngak jelas
"lo tau nggak gel, gue galau nggak bisa liatin kak rama pulang, padahal gue tuh mau ngeliat muka imutnya dia"harus ku akui bahwa kak rama itu imut banget. Makanya bianca tergila gila banget sama dia.

"udahlah bib, besok kan lo masih bisa liatin dia. Yah, kecuali besok dia pindah sekolah. Inget dong bib, hidup nggak sedramatis itu"jawabku

"lo gak tau ajah gimana rasanya mengagumi seseorang se imut kak rama"sanggah bianca dengan aksen lebay nya. Untung cuma satu temen gue yang kayak gitu. Kalo lebih, nggak tau deh, stroke ringan palingan.

"serah lo aja bib. Eh kok lama banget sih ni angkot, berasa udah sejam deh kita berdua berdiri disini"

"iya nih lama banget. Kalau kulit gue gosong kak rama nggak bakalan mau dong sama gue" sambil mengibas ngibaskan tangan ke lehernya.

"eh itu bib, angkotnya udah dateng tuh"ucapku dengan girang begitupun dengan bianca.

"naik yuk"ucap bianca. Namun saat kakiku hendak mengijak tangga angkot, mataku langsung terbelalak saat melihat seorang cowok menggunakan hoddie navy itu hampir tertabrak.

"awas!!"gue langsung berlari dan mendorong tubuhnya. Bertepatan dengan itu aku pun jatuh di sampingnya. Semua pasang mata yang ada di tempat itu menatapku dengan ekspresi yang bergam.

"aw, shhhh"sakit menjalar di sekujur lutut dan siku ku.

"dek, lo gak kenapa napa kan?"tanya cowok itu, sambil mengangkat ku agar dapat berdiri.

"eh, gapapa kok cuma lecet dikit doang kak"jawabku dengan posisi membelakanginya. bianca menyebrang dan segera menghampiriku

"gel, mana yang sakit gel, sini gue liat"bianca nampak khawatir.

"gue gapapa kok bib, lecet dikit."ucapku lalu berbalik pada cowok yang tadi. Dan seketika itu juga aku kaget bukan main karena cowok di depan ku ini. DIA!! Ucapku dalam hati. Aku mulai gelagapan

"dek biar gue lihat mana yang luka supaya langsung ke rumah sakit aja"katanya dengan khawatir

"e-e g-gak papa kak. Sa-saya pulang dulu. " gue segera berjalan dengan agak cepat tapi sedikit menyeret kakiku menuju angkot tadi, gue sendiri bingung kenapa angkot masih mau menunggu, ah pasti bianca. Gue masih mendengar teriakan DIA di belakang gue tetapi gue abaikan, entahlah gue sangat gugup sekarang, padahal dia nggak kenal sama sekali sama gue. Ahh! Bego gel bego.

"gel tungguin gue?!"teriak bianca saat aku sudah hampir memasuki angkot

"iya iya"jawabku seadanya tanpa berbalik dan melangkahkan kakiku kedalam angkot dan mencari tempat lalu duduk. Tak lama bianca pun masuk dan duduk di sebelah ku. Dan angkot pun mulai melaju.

Together ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang