Rasa Itu Mulai Ada Ketika Aku Membuatmu Terluka

90 2 0
                                    

Aku masih ingat ketika itu kita pernah sekelas waktu dibangku sekolah. Masih terlalu dini untuk bicara tentang perasaan dan cinta saat itu. Yang aku tau kita masihlah anak-anak kecil yang masih senang untuk bercanda dan bermain. Kejar-kejaran adalah permainan yang populer saat itu, ketika teknologi canggih belum merajai permainan anak-anak. Ketika aku mengingat masa itu, bahagia terasa mudah sekali didapat. Aku mengolokmu, kamu marah dan mengejarku, aku lari sambil tertawa jahat padamu. Jika kau berhasil menangkapku, kau pasti mencubitku dengan penuh rasa kesal dan itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri untukmu. Mulai detik itu aku pun tersadar bahwa bahagia itu tidak perlu dicari, tapi bahagia itu kita sendiri yang menciptakan. Ciptakanlah bahagiamu dengan sederhana, agar senyum dan tawamu muncul tanpa perlu alasan yang mewah.

Suatu ketika kita kelewatan batas waktu bercanda. Aku mengejek hp jadulmu dan kau pun membalas ejekan yang tidak menyenangkan untukku. Lalu aku kembali mengejekmu hingga membuat kau benar-benar marah padaku. Kau menghampiriku lalu mencubitku dengan penuh amarah. Aku pun refleks dan memukulmu hingga kau menangis. Aku lupa satu hal, bahwa kau adalah seorang wanita yang harusnya dijaga oleh kaum pria bukan malah disakiti dan dibuat menangis. Ketua kelas dan para sahabatmu lalu membawamu ke kantor BK (Bimbingan Konseling) dan akhirnya aku pun dipanggil juga ke kantor BK tersebut. Kita sama-sama diberi poin 30 karena telah bertengkar di sekolah. Setelah keluar dari ruangan itu aku pun tersadar. Kau adalah wanita yang cantik, tak seharusnya air mata kesedihan itu mengalir dipipimu. Apalagi yang menyebabkanmu bersedih adalah tangan ini, tangan yang harusnya aku gunakan untuk menjagamu, tangan yang harusnya aku gunakan untuk menghapus air matamu itu.

Setelah merasa bersalah, aku pun menghubungi dan meminta maaf padamu melalui pesan singkat. Kau pun membalasnya dengan meminta maaf balik padaku dan itu membuatku tersenyum sendiri. Ternyata masih ada wanita yang mau mengaku kalau dirinya bersalah. Ketika ada waktu untuk bertemu, aku langsung berjabat tangan dengannya demi menjaga hubungan pertemanan kita. Kita pun saling tatap muka, saling memandang satu sama lain. Dag dig dug jantung ku saat itu. Ada yang meronta-ronta didalam hati. Ada apa sebenarnya dengan diriku saat itu? Mungkinkah secepat ini aku memiliki rasa padamu? Atau perasaan gugupku saja berjabat tangan dengan menggunakan tangan yang pernah menyakitimu?

Hari-hari berlalu kejadian memilukan itu akhirnya terlupakan. Kita pun menjadi semakin dekat dan lebih saling mengenal satu sama lain. Kau ternyata orang yang menyenangkan sebagai teman. Aku berimajinasi akankah kau lebih membahagiakan ketika kujadikan pasangan? Waktu pun menjawab imajinasi ku. Kau mengatakan aku adalah orang humoris yang mampu membuatmu melupakan sedihmu. Pada akhirnya kita sepakat menamai diri sebagai cinta. Aku berpikir darimana asal mula cinta ini ada? Mungkinkah cinta ini tercipta waktu aku memukulmu dulu? Jika iya, bisa ku sebut pukulan itu adalah pukulan cinta. Darimana pun asal cinta itu berasal aku tidak peduli, yang aku pedulikan adalah cara untuk membuatmu selalu bahagia dan tidak membuatmu bersedih lagi seperti dulu. Karena hati wanita itu sebenarnya lembut, terlalu pedih untuk digores dengan emosi dihati. Laki-laki diciptakan untuk memuliakan wanita sebagimana ia memuliakan ibunya.


#30DWC #30DWCJilid7 #Squad6 #Day2

Dinamika RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang